Siapapun yang menikah pasti menanti si buah hati hadir dalam kehidupan rumah tangga. Sama sepertiku.
Pada tanggal 4 September 2019 aku menikah setelah berpacaran 6 tahun. Alhamdulillah di pernikahanku yg baru 1 bulan aku positif hamil. Aku memberitahu suamiku dengan hati yg sangat bahagia, dan suamiku juga sangat senang mendengar berita bahagia tersebut.
Flek di Kehamilan beberapa minggu
Kebetulan saat hamil aku masih bekerja sebagai SPG di sebuah store ternama. Yaa kerja shifting, saat itu perutku sering keram dan kehamilanku yangg terhitung baru beberapa minggu ternyata mengalami flek.
Hari pertama flek keluar aku searching dan bisa jadi karna pelengkatan janin ke rahim jadi aku lega dan gak terlalu kepikiran yg jelek-jelek. Karna setelah berhari2 fleknya hilang.
Suatu hari di tempatku bekerja datang barang, dan aku mendorong 1 Dus yang isinya koli barang dengan kaki ku, tidak lama setelah itu perutku sangat keram dan kemudian keluar darah seperti mens.
Kutelfon suamiku “Ai, aku keluar darah bnyak banget. Aku takut,”Ucapku
“Kamu tenang yah, abis ini kita cek ke bidan dan kamu berdoa aja supaya gk terjadi apa-apa.” jawab suamiku sambil menenangkanku.
Aku bergegas ijin dari kerjaanku untuk pulang dan langsung pulang kerumah mertuaku lalu diantar oleh mertuaku ke bidan, lalu aku dikasih obat untuk penguat janin.
Darah keluar semakin banyak, Aku dibawa ke rumah sakit
Tapi malamnya ternyata darah yg keluar semakin banyak seperti darah menstruasi, lalu aku, suamiku dan mertuaku bergegas ke RS terdekat.
Saat itu firasatku memburuk, jantung berdetak lebih kencang dari biasanya, rasanya aku nggak ingin masuk ruangan dokter.
Tiba saatnya giliranku dipanggil keruangan dokter .
“Hallo bu, ada keluhan apa?” Tanya dokter.
“Ini dok, perut saya kram dok dan darah keluar trus seperti menstruasi. Padahal sya sedang hamil 4 Minggu,” jawabku.
“Oke, kita cek dan USG dulu yaa Bu.”
USG 3D dan tidak terlihat janin, lalu dokter mengarahkanku untuk USG transvaginal.
“Bu, ini seperti hamil BO atu bisa disebut hamil kosong, harus segera dikuret,” ucap dokter kepadaku.
“Kapan dikuretnya dok?” Tanyaku sambil menahan airmata
“Besok yaa, Bu,” jawab dokter.
Tangisku Pecah
Lalu aku dan suamiku keluar dari ruangan dokter dan saat diruang tunggu pecah suara tangisku, saat itu aku tidak peduli dengan sekelilingku. Aku luapkan sedihku di ruang tunggu.
Dan disitulah aku kehilangan janin pertamaku.
Beberapa bulan kemudian, aku merencanakan hamil lagi karena tidak ada larangan/menunda dari dokter jika ingin hamil lagi.
2 tahun lamanya setelah kuret aku belum juga hamil, dan setiap bulannya aku testpack negatif terus dan setiap abis testpack tangisanku pecah.
Aku juga sudah sangat lelah pada pertanyaan “kapan hamil?” , “si onoh udah hamil, masa kamu belum”
Tiba saatnya aku sangat muak dan aku lelah karena comoohan saudara dan para tetangga.
Aku dan suamiku memutuskan untuk nggak ketemu sama siapapun dulu, dan nggak ikut acara keluarga apapun.
Dan aku pasrah sama Allah, “Ya Allah jika memang engkau meridhaiku untuk segera hamil segerakanlah, aku pasrahkan semuanya padaMu.”
Setelah mengikhlaskan Semuanya, Allah Anugerahkan Kehamilan
Lalu sebulan setelah aku ikhlas dan berpasrah kepada ALLAH SWT aku positif hamil. Yaa Alhamdulillah aku positif hamil, setelah penantian 2tahun.
Dan masyaallah tabarakallah anakku sekarang umur 3tahun 5bulan.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
