Menjelang tahun ajaran baru, sejumlah lembaga pendidikan berlomba-lomba melakukan promosi dengan melakukan open house, memasang iklan maupun membagikan brosur. Banyaknya ‘penawaran’ tersebut membuat para orangtua seringkali bingung menentukan pilihan. Karena itu, dibutuhkan tips memilih sekolah yang tepat untuk anak Anda.
Psikolog dan pengamat pendidikan anak, Seto Mulyadi mengatakan pada Kompas, orangtua sebaiknya tak mudah tergiur oleh iming-iming program unggulan yang ditawarkan oleh sekolah tertentu.
Misalnya sekolah internasional, sekolah berbasis agama, sekolah billingual, dan lain sebagainya. Salah satu tips memilih sekolah, orangtua dianjurkan untuk memilih sekolah dengan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak mendatangkan stres pada anak.
Cermat memilih sekolah pada anak cegah school-phobia
Kak Seto, panggilan akrab Seto Mulyadi menambahkan, orangtua dapat mencegah terjadinya school-phobia yang mengakibatkan anak malas sekolah dengan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masing-masing anak. Sekolah yang mengedepankan kemampuan verbal dan kreatifitas anak bisa dijadikan bahan pertimbangan.
Sebagai orangtua, Anda juga dapat mengamati beberapa hal pada kunjungan pertama Anda di suatu sekolah. Hal-hal ini memang sepertinya sederhana, namun dapat dijadikan bahan pertimbangan tepat dan tidaknya sekolah tersebut untuk anak, di antaranya sebagi berikut.
Artikel terkait: Kirana Larasati pilih sekolah yang ajarkan disiplin sejak dini
Tips memilih sekolah untuk anak
1. Lingkungan sekolah
Apakah TK/SD yang Anda kunjungi memiliki lapangan olahraga yang luas, taman yang asri dan pepohonan rindang di sekelilingnya? Ataukah terletak di pinggir jalan raya yang sering macet pada jam kantor?
Apakah TK/SD memiliki perpustakaan yang lengkap atau mengandalkan koneksi Wi-fi? LIngkungan yang nyaman akan berpengaruh terhadap semangat para siswa dalam belajar.
Maka Anda sebaiknya mengajak si kecil dalam kunjungan Anda agar ia dapat memilih sekolah dengan lingkungan yang disukainya.
2. Pengaturan kelas
Ada beberapa sekolah yang dikenal favorit, tapi mereka cenderung menerima murid yang jumlahnya melebihi kapasitas kelas. Ini tentu tidak baik bagi perkembangan anak yang masih membutuhkan ruang ekstra untuk bergerak serta berinteraksi.
3. Dinding kelas
Sejumlah sekolah biasanya memasang hasil karya atau tugas siswa di dinding kelas. Coba perhatikan apakah hanya hasil karya terbaik yang mendapat tempat di situ, ataukah semua karya murid sekelas, bagus atau tidak.
Apakah karya para murid tampak seperti buatan anak-anak, ataukah buatan orangtuanya? TK/SD yang baik mungkin tak memiliki gedung yang megah, namun kelas-kelasnya dihiasi beraneka ragam karya para murid agar mereka mengerti bahwa hasil akhir tak selalu berupa nilai, namun juga kebanggaan diri.
4. Wajah para siswa
Tunggulah hingga para siswa pulang dan perhatikan tingkah laku mereka setelah keluar dari kelas. Apakah ekspresi wajah mereka biasa-biasa saja? Atau berjingkrak-jingkrak ibarat kuda yang baru lepas dari kandangnya?
Apakah mereka masih antusias membicarakan tugas yang harus dikumpulkan esok hari? Apakah mereka senang berlama-lama di sekolah dengan duduk-duduk di kantin meski sudah tak ada orang disekitarnya?
Dengan mengamati ekspresi wajah para siswa Anda bisa mengetahui dan memperkirakan ‘perlakuan’ yang akan anak Anda dapatkan saat mereka berada di sekolah.
Jadi sebaiknya, Anda berpikir ulang jika salah satu sekolah yang Anda kunjungi dipenuhi siswa-siswi dengan raut muka kusut seperti baju yang belum diseterika!
Nah, selamat berburu sekolah!
Baca juga:
Demi sekolah, anak 10 tahun ini bangun jam 3 pagi setiap hari