Hai bunda.
Beberapa bunda disini pasti ada yang pecinta hewan, khan?
Ini adalah pengalaman saya memelihara kucing saat saya hamil. Saya sendiri sampai sekarang adalah pecinta hewan, khususnya kucing. Siapa yang tidak gemas dengan anabul satu ini. Yups, sebelum menikah saya terbilang cukup lama memelihara kucing. Berawal dari adopsi sukarela atau memelihara karna kasihan dan tidak tega mereka hidup liar kemudian berlanjut semakin berkembangbiaknya si kucing ini hingga memiliki anak berekor-ekor. Sempat khawatir sejak makin bertambahnya peliharaan kucing yang ada di rumah, sampai orang-orang disekitar mengingatkan saya untuk berhati-hati dalam berinteraksi langsung dengan anabul ini.
“Nanti susah hamil loh, kalau main sama kucing terus!”
Kalimat itu sudah sering mampir ke telinga saya, mungkin bunda bunda yang lain juga memiliki pengalaman yang sama seperti saya ya. Melihat saya bukan tipe yang sangat merawat kucing yang harus rutin control ke dokter hewan, makin khawatir juga sih. Dalam pola makannya pun saya hanya memberi makan seadanya seperti memberi dry food, ikan tongkol kadang juga sisa-sisa ayam atau ikan yang saya makan dengan keluarga.
Mungkin ada beberapa bunda yang pernah mendengar nama virus seperti… Toksoplasma, Bakteri Escherichia coli atau e.coli bukan? Ya. Itu adalah virus yang dibawa hewan seperti kucing yang berbahaya untuk janin selama di dalam kandungan. Namun, tidak semata-mata dengan adanya virus tersebut menandakan bahwa setiap ibu hamil yang memelihara kucing akan terkena virus tersebut.
Apa sih bahaya virus Toksoplasma ? Virus atau parasit yang di bawa oleh sebagian besar kucing atau hewan berbulu lainnya dan bisa menembus plasenta sehingga dapat menyerang janin di dalamnya. Jika tidak diobati, infeksi toxoplasma bisa membuat janin mengalami kelainan kongenital atau penyakit bawaan lahir, lahir prematur, atau bahkan meninggal di dalam kandungan. (alodokter.com)
Alhamdulillah saat ini saya telah menikah masih setahun lebih dan in syaa Allah segera memiliki anak dalam waktu dekat. Saya sedang hamil. Usia kehamilan saya menginjak 29 minggu. Sebelumnya saya pernah mengalami keguguran tepat di usia kandungan 6 bulan, namun bayi yang saya lahirkan meninggal selang 5 jam. Meski sudah dijelaskan, bahwa kematian anak saya yang pertama Karena infeksi dalam plasenta dan menyebabkan Ketuban Pecah Dini, namun tetap saja orang-orang mengaitkan kematian anak saya dengan keberadaan kucing yang ada di rumah.
Saat ini saya memang tidak sedang memelihara hewan apapun seperti sebelumnya. Tetap saja, saya selalu ingin sekali berinteraksi dengan kucing apabila bertemu di jalan. Meskipun tidak memelihara kucing, saya masih sering memberi makan kucing liar yang ada di seitar rumah saya. Itupun mereka tidak tinggal di sekitar rumah saya bahkan tidur, mereka tidur di rumah kosong milik orang lain dan ketika saya memanggilnya untuk memberi makan mereka datang, setelah selesai makan mereka pergi kembali. Suami pun hanya memelihara 3 ekor burung namun berada di rumah yang berbeda. Aahh, saya terkadang sedih melihat kucing atau anak kucing yang masih kecil-kecil hidup diluaran sana, biasanya saya merasa tidak tega jika mereka harus survive sendiri di jalanan. Tapi, saya dan suami lebih ingin menjaga kandungan saya, calon anak saya, Bun.
Oh, ya.. saya juga ada beberapa teman yang memiliki peliharaan di rumahnya, seperti kucing, burung, ayam juga anjing. Kebetulan mereka juga sedang hamil dan ketika lahir anak mereka sehat bugar dan tidak ada kelainan atau penyakit bawaan yang seperti orang-orang bilang.
Saya juga tengah mengimbau ke kalangan ibu hamil lainnya, bahwa memelihara hewan dengan benar tidak akan berdampak buruk untuk janin yang ada di kandungan mereka, ASALKAN :
1. Si pemilik, harus punya rutinitas dalam pengawasan kesehatan hewan peliharaan mereka. Seperti rutin vaksin sejak dini, minum dan makanan khusus kucing. Jadi, jangan sampai kucing peliharaan Bunda makan makanan yang kotor ya
2. Rutin dimandikan dan diberi obat anti jamur atau kutu. Kucing yang memiliki ketebalan bulu yang tidak biasa harus sering di cek ya Bun, apakah dia mudah rontok atau memiliki kutu. Kucing mudah sekali terkena scabies. Scabies ini seperti penyakit kulit pada kucing yang disebabkan adanya parasit akibat perubahan iklim/cuaca dan lingkungan
3. Hindari berinteraksi langsung dengan kucing, seperti tidur bersama kucing, mencium, memeluk. Jangan duluuu ya
4. Hindari membersihkan kotoran kucing secara langsung. Boleh minta bantuan orang lain lho
5. Kucing yang minim menginjak tanah akan sedikit membawa virus atau bakteri. Istilahnya jadi kucing rumahan ya, Bunda
6. Rajin mencuci tangan ketika memegang kucing.
7. Tidak memberi makanan mentah kepada kucing
8. Jika sadar akan adanya kotoran yang berserakan, baiknya ibu hamil memakan makser ya
Nah bunda, itu sedikit pengalaman saya memelihara kucing saat hamil dan beberapa tips agar kucing tetap terawat dan tergaja kesehatannya. Semoga bermanfaat ya dan sehat selalu kita semua (juga anabuls diluar sana)
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.