Seorang pria, sebut saja Sam, sebelumnya tidak pernah memiliki masalah dengan ukuran penisnya. Namun setelah dia mengakhiri hubungan yang dibina selama 16 tahun, dia ingin melakukan sesuatu untuk meningkatkan harga dirinya, yakni membesarkan penis.
Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan alasan pria melakukan pembesaran penis. Kebanyakan pria mengatakan bahwa mereka ingin merasa lebih baik dengan diri mereka sendiri. Memang tidak ada data yang dikumpulkan tentang prosedur membesarkan penis, tetapi ahli bedah mengatakan cukup banyak pria yang berminat melakukannya.
“Saya merasa sebelumnya tidak ada masalah, tetapi saya ingin lebih percaya diri dengan sesuatu yang istimewa, terutama jika saya akan mulai berpacaran lagi,” katanya.
Sebelumnya Sam mencari info tentang cara membesarkan penis lewat operasi, tapi dia mengaku lebih waspada akan potensi rasa sakit dan risikonya, lalu memutuskan untuk tidak melakukannya.
Tapi ketika dia mengetahui bahwa dermal filler yang biasa digunakan untuk membesarkan bibir dan pipi, juga bisa digunakan untuk meningkatkan ketebalan penis, ia pun menemui dokter bedah plastik dan mencobanya.
Sam menghabiskan sekitar $ 10.000 untuk melakukannya. Hal tersebut pun berhasil, setelah 18 bulan dia senang dengan hasilnya.
Setelah proses membesarkan penis, Sam sempat mengaku cemas saat ia berhubungan seks. “Mungkin karena akan ada ekspektasi lebih dari pasangan saya. Butuh beberapa waktu bagi saya untuk bisa nyaman dengan hal ini,” katanya.
Ini alasan pria membesarkan penisnya
Penelitian menyebutkan bahwa ukuran penis ternyata mampu mengangkat rasa percaya diri laki-laki. Selama ini bedah kosmetik sering dianggap hanya dilakukan para wanita, tetapi ahli bedah mengatakan bahwa lebih banyak pria yang datang untuk konsultasi pembesaran penis.
Tren ini mengilhami psikolog klinis dari Universitas Monash Dr Gemma Sharp untuk mempelajari apa yang mendorong pria untuk melakukannya, dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan mereka.
Dia dan rekannya, Dr Jayson Oates, mewawancarai 25 pria Australia yang menjalani pembesaran non-invasif selama 12 bulan terakhir. Ini merupakan studi kualitatif, yang berfokus pada wawancara mendalam. Penelitian semacam ini sering dilakukan pada masalah psikologi yang sedang marak.
“Saya terkejut dengan hasilnya yang beragam. Dalam sampel kami, pria termuda berusia 23 dan yang tertua berusia 69 tahun. Mereka berasal dari berbagai kalangan dan jenis profesi,” kata Dr Sharp.
“Saya merasa bahwa ukuran penis benar-benar memengaruhi kepercayaan diri laki-laki, tidak peduli apa pun yang bakal terjadi dalam hidup mereka.” tambahnya.
Dr Sharp dan Dr Oates menemukan bahwa hampir setiap pria yang diteliti, memiliki penis berukuran rata-rata sebelum mereka menjalani pembesaran.
“Kami tidak yakin bagaimana mereka merasa bahwa ukuran penis mereka lebih kecil dari seharusnya,” kata Dr Sharp.
Dr Sharp mengatakan bahwa hal itu mungkin karena pria sering melihat pornografi, dimana alat kelamin yang diperlihatkan sangat besar. Sehingga setiap orang akan merasa tidak mampu membandingkan dengan apa yang mereka lihat.”
Penelitian ini merupakan salah satu yang pertama untuk mengetahui mengapa pria melakukan bedah kosmetik. Para peneliti mengatakan bahwa sebelumnya banyak penelitian yang sama tentang motivasi perempuan, namun sedikit yang meneliti tentang apa yang mendorong laki-laki untuk melakukan perawatan kosmetik.
Sumber Abc.net
baca juga:
6 Tipe Pria yang bisa Menjadi Ayah Terbaik, Suami Bunda Termasuk Nggak?