Anak dan gadget. Dua hal ini rasanya sudah begitu akrab bahkan mungkin sulit untuk dipisahkan di era digital seperti ini. Namun belum lama ini seorang psikiater membuat cuitan yang terkait dengan risiko memberikan gadget untuk anak.
Ada banyak penelitian dan pandangan yang terkait dengan memberikan gadget untuk anak. Termasuk dampak negatif yang ditimbulkan jika anak terlalu dini terpapar dengan gadget, terlebih jika anak sudah sampai kecanduan.
Kemarin, seorang dokter psikiater memberikan pandangan sekaligus kul-tweet di akun twitternya. Apa yang dituliskan dr. Jiemi Ardian dalam akunnya @jiemiardian kembali mengingatkan bahwa memberikan gadget untuk anak terlalu dini dan secara berlebihan sangat berbahaya bagi perkembangan anak.
Berikut kutipan kicauan dr. Jiemi Ardian yang telah banyak di-retweet dan mengundang banyak respon.
Di awal masuk poli psikiatri anak, para pembimbing bilang, “Sebanyak 90% kasus gangguan psikiatri pada anak itu salah orang tuanya.”
Awalnya saya mikir, nggak mungkin ah, sebegitunya.
Lewat 3 bulan di poli psikiatri anak, cuma bisa geleng-geleng… ternyata benar yang dibilang pembimbing dulu.
Yang lagi ngetren banget akhir-akhir ini adalah kasus batita kecanduan gadget.
Iya… Batita… Kecanduan… Gadget
Yang ngasih si batita gadget kan jelas orangtuanya, nggak mungkinkan si batita beli gadget sendiri di Roxy.
Apa aja gangguan psikiatri pada batita yang kecanduan gadget?
Bentuknya bisa macam-macam.
Anak jadi rewel, nggak bisa diatur, marah-marah, susah tidur, lebih nyaman sama gadgetnya dibandingkan orangtuanya, gangguan belajar, terlambat bicara, terlambat jalan, dsb.
Lho, anak bisa terlambat bicara, terlambat jalan gara-gara gadget?
Lha, iya bisa banget. Ada sebuah kasus yang miris banget.
Ada anak usia 3 tahun belum bisa memanggil “Papa” atau “Mama” tapi bisa bilang “Hape” ketika dia minta gadgetnya. Gimana perasaanmu coba?
Gadget itu menarik fokus dan perhatian anak. Iya benar anak jadi tenang, tapi tenang yang keliru
Anak itu memang sewajarnya aktif, sewajarnya bawel, sewajarnya bereksplorasi dengan lingkungan sekitar
Nggak siap sama anak yang aktif seperti itu? Ya, tunda dulu punya anak.
Jika proses pembelajaran lewat motorik anak ini dialihkan ke gadget, iya anak jadi tenang, tapi anak jadi nggak belajar apa-apa.
Orangtua tenang anaknya pegang gadget, tapi anak jadi mengalami penurunan kemampuan yang diakibatkan orang tua si anak sendiri. Hayo mau nggak?
Kapan anak boleh megang gadget? Beberapa ahli mengatakan baiknya kita memberikan anak gadget di usia 12 tahun, ada pula yang mengatakan 14 tahun.
Lama lho itu, jangan buru-buru pengen ngasih gadget ke anak ya, Ayah Bunda.
Masa iya baru bisa memberikan gadget untuk anak usia segitu?
Weinberger pernah menulis tentang keselamatan internet, dari 70.000 anak ditemukan bahwa rata-rata anak, melakukan sexting mulai kelas 5 SD, konsumsi pornografi pada usia 8 tahun, dan kecanduan pornografi di usia 11 tahun.
Dalam perkembangan otak, ada area yang bernama prefrontal cortex. Area ini bertugas untuk mengendalikan impuls dorongan, juga bertugas untuk berpikir. Area ini berkembang sampai usia 20-an tahun.
Gadget sendiri mengganggu perkembangan normal area ini…
Jadi wajar jika anak menjadi kehilangan kemampuan mengendalikan impuls, jadi kurang mampu berpikir, ketika mulai diberikan gadget. Ya, karena kita sendiri sebagai orangtua yang mengganggu perkembangan area otaknya.
Kalaupun mau diperkenalkan gadget di usia sekolah formal, berikan batasan pemakaian gadget. Misal, hanya boleh memakai gadget di weekend, masing masing maksimal 1 jam. Jangan berikan gadget seakan itu adalah hak anak sepenuhnya.
Anak anak butuh bermain dengan tubuh orang tuanya, lingkungan sekitarnya, teman sebayanya, ketimbang gadget. Sayangi anak, jauhkan gadget
Mending hapenya buat saya karena hape saya udah sering error #lah #malahcurhat.
Apa yang duliskan dalam akun twitternya dr. Jiemi Ardian tentu dapat kembali mengingat Parents betapa pentingnya memberikan pengawasan serta batasan memberikan gadget untuk anak. Terutama jika tidak ingin dampak negatif dan segala risikonya bisa dialami anak.
Beberapa tahun lalu, American Academy of Pediatric telah mengeluarkan beberapa aturan baru yang wajib Parents perhatikan. Setidaknya AAP mengingatkan beberapa poin penting yang wajib digarisbawahi.
Apa saja yang faktor penting yang perlu diperhatikan Parents terkait memberikan gadget untuk anak?
Baca juga : Anak kecanduan gadget hingga membenturkan kepala ke tembok, peringatan buat orangtua!
Anak usia di bawah 18 bulan
Anak usia di bawah 18 bulan, belum boleh memberikan gadget untuk anak. Dalam artian anak di usia ini memang tidak disaranakan dikenalkan pada gadget dalam bentuk apapun. Satu-satunya yang masih diizinkan adalah video chatting.
Usia 18 – 24 bulan
Pada tahapan usia ini, memberikan gadget untuk anak memang sudah dibolehkan. Syaratnya, tentu saja dengan konten yang sesuai, serta wajib untuk didampingi dan diberikan batasan waktu.
Usia 2 – 5 tahun
Anak usia pra sekolah hanya diberikan batas waktu selama 1 jam per hari. Konten yang dibolehkan tentu saja yang sesuai dengan usia, serta perlunya dampingan ketika anak menyaksikan beragam konten. Dengan demikian, Parents dapat memberikan penjelasan terkait dengan konten yang sedang mereka nikmati.
Usia 6 tahun
Memberikan gadget untuk anak usia 6 tahun sudah dianggap normal dan wajar, meskipun begitu, tetap saja berikan batasan yang jelas dan awasi saat mereka main gadget. Jangan sampai menikmati gadget sampai mengurangi waktu istrirahat dan memengaruhi aktivitas fisik anak.
Tidak berbeda dari dr. Jiemi, para pakar psikolog juga banyak yang menyarankan batasan anak menggunakan gadget hanya pada akhir pekan saja dengan batasan maksimal dua jam dalam sehari.
Sudahkah Parents melakukannya?
Baca juga :
Anak Kejang Akibat Terlalu Lama Main Gadget, Saatnya Orangtua Waspada!