4 Tips Terhindar dari Kebiasaan Membandingkan Bayi bagi Ibu Baru

Kebiasaan membandingkan bayi dapat berdampak negatif untuk diri sendiri dan anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pernahkah Parents membandingkan tumbuh kembang anak dengan anak lainnya? Hal ini sangat lazim terjadi, terutama pada para ibu baru yang cenderung mudah terjebak pada kebiasaan membandingkan perkembangan bayi dengan bayi lainnya.

Tahukah Parents bahwa kebiasaan tersebut dapat berdampak negatif? Tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk si buah hati. Oleh karena itu, cobalah untuk menghentikan kebiasaan ini sedini mungkin agar tidak makin berlarut-larut hingga anak tumbuh besar nanti.

Sebenarnya wajar saja untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya soal tumbuh kembang anak. Apalagi untuk ibu baru yang belum memiliki pengalaman membesarkan anak.

Akan tetapi, ketika Parents mulai merasa tertekan melihat anak-anak lain sepertinya jauh lebih baik dari anak sendiri juga kurang baik. Rasa keraguan dan ketidakpuasan akan menghapus rasa bahagia yang didapat dari menyaksikan pertumbuhan anak sendiri.

Ibu Baru Bisa Terjebak pada Kebiasaan Membandingkan Perkembangan Bayi dengan Bayi Lain

Sumber: Shutterstock

Sadar atau tidak sadar, seorang ibu baru bisa saja terjebak dalam kebiasaan membanding-bandingkan bayinya dengan bayi lain. Begitu pula membandingkan dirinya dengan ibu lain. Seperti apa contohnya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Misalnya Bunda sedang bertemu dengan teman yang juga sama-sama memiliki bayi. Teman tersebut bertanya berapa usia bayi Bunda. Setelah dijawab, teman tersebut akan berkata bahwa ketika bayinya seusianya bayi Bunda, berat badannya lebih besar.

Apa yang tadinya hanya sekedar basa-basi saja dengan teman, bisa saja menimbulkan keraguan dalam diri Bunda apakah si kecil sudah tumbuh sesuai dengan usianya hingga merasa bersalah.

Artikel Terkait: 7 Cara Menghentikan Kebiasaan Membandingkan Anak

Atau jika Bunda sedang membuka media sosial dan melihat unggahan seorang influencer yang menunjukkan bayinya sudah bisa berjalan di usia 12 bulan, kemudian Bunda pun merasa khawatir si kecil yang belum bisa berjalan dengan lancar di usia 15 bulan mengalami keterlambatan perkembangan.

Pada dasarnya membandingkan diri dengan orang lain adalah hal yang wajar. Perbandingan ini bukanlah hal yang baru, meski mungkin semakin menjadi-jadi di era media sosial.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Perbandingan memang selalu ada di sekitar kita. Namun, jika sudah menyangkut sang buah hati, membandingkan mereka dengan bayi lain menjadi hal yang merugikan diri sendiri dan anak.

5 Hal yang Biasa Dibandingkan para Ibu Baru

1. Membandingkan Tumbuh Kembang Bayi dengan Anak Lainnya

Sumber: Shutterstock

Tentu sulit untuk tidak membanding-bandingkan anak dengan anak lain. Pertama ada tolak ukur tinggi dan berat, sehingga meskipun Bunda tak ingin membandingkan Bunda terpaksa melakukannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lalu ada milestone alias pencapaian perkembangan anak di usia tertentu. Ini merupakan hal yang wajah jika Bunda menjadi bertanya-tanya apakah milestone sang buah hati sudah sesuai dengan usianya atau belum.

Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki pertumbuhan dan perkembangannya sendiri. Memang ada standar normal untuk tumbuh kembang bayi, tetapi cakupan dan kisarannya cukup luas.

Misalnya usia rata-rata bayi berjalan adalah 9 hingga 12 bulan, tetapi masih tergolong normal jika bayi baru bisa berjalan di usia 16 atau 17 bulan. Bukan berarti Bunda gagal membesarkan anak jika perkembangan anak Parents tidak secepat anak influencer yang diunggah di media sosial, karena setiap individu pada dasarnya berbeda.

2. Kebiasaan Tidur

Sumber: Shutterstock

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Antara satu bayi dan bayi lainnya, kebiasaan tidurnya bisa berbeda. Ada bayi yang memiliki jadwal tidur yang teratur, dan ada pula yang tidak. Ada bayi yang tidur siang dalam waktu lama, sedangkan yang lainnya yang hanya tidur sebentar.

Beberapa bayi sering bangun sepanjang malam, sementara yang lain mungkin tidur atau bangun sesekali.

Hal ini juga kerap menjadi bahan untuk dibanding-bandingkan. Ingatlah bahwa pola tidur bayi bisa banyak berubah di tahun pertama.

Jika Bunda merasa lelah bayi Bunda tidak mau tidur pulas semalaman, fokuslah untuk mencari solusi agar ia bisa dilatih untuk tidur semalaman atau melakukan sleep training.

Artikel Terkait: Inilah 5 Penyebab Utama Ibu Tidak Merasa Bahagia

3. Membandingkan Perilaku Bayi

Sumber: Shutterstock

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bayi Bunda terlihat rewel jika bertemu orang baru, atau sulit untuk bersosialisasi? Pernah merasa iri melihat bayi orang lain tenang dan murah senyum?

Ketahuilah bahwa banyak kepribadian dan perilaku yang merupakan bawaan sejak lahir. Ada anak yang ‘lambat’ untuk membuka diri dengan orang lain dan ada yang tidak. Terkait kepribadian anak, penerimaan adalah kuncinya.

4. Relasi Ibu dengan Suami

Sumber: Shutterstock

Selain terkait bayi, ibu baru juga kerap membanding-bandingkan hubungan dengan suami. Mungkin saja Bunda bisa merasa sedih melihat suami orang lain begitu mesra dan royal dengan istrinya, sementara suami sendiri tidak seperti itu.

Ingatlah bahwa Bunda tak tahu seperti apa kehidupan suami istri lain secara keseluruhan. Apa yang ditunjukkan di publik belum tentu sama dengan yang tak diketahui orang lain. Mungkin saja mereka menghadapi tantangan atau masalah yang sama sekali tidak kita ketahui.

Untuk mengatasinya, fokuslah untuk menghargai kontribusi pasangan dalam rumah tangga.

5. Kemampuan Mengurus Rumah Sembari Urus Bayi

Sumber: Shutterstock

‘Kok, rumahnya bisa terus rapi padahal punya anak bayi. Kok, bisa masak menu makanan lengkap tanpa kelelahan karena mengurus anak dan rumah’ bisa jadi salah satu pikiran Bunda ketika melihat teman yang tampak seperti ibu sempurna.

Membandingkan diri secara negatif dengan ibu lain bisa saja membuat Bunda merasa kalah dan juga lelah. Hindari hal ini dan sebaiknya fokus pada kehidupan dan parenting Bunda sendiri, ya!

4 Tips Menghindari Kebiasaan Membandingkan Bayi

Mengutip dari My Parenting Journal, membandingkan anak dengan anak lain memiliki beberapa konsekuensi negatif pada kesejahteraan anak. Saat bayi Bunda beranjak besar, ia akan mulai sadar mengenai perbandingan, terlebih jika kebiasaan membandingkan Bunda sudah ada sejak ia kecil hingga besar. Ini akan tidak hanya membuat mereka stres tapi juga merusak hubungan Bunda dengan anak.

Perbandingan akan menyebabkan Bunda tidak pernah merasa puas akan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bunda bisa saja melihat anak orang lain lebih baik daripada anak sendiri dan ini sangat berbahaya.

Alih-alih begitu, sadarilah bahwa Bunda sudah beruntung memiliki kesempatan untuk membesarkan seorang anak dan puas dengan siapa mereka. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dipraktekkan untuk menghentikan kebiasaan membandingkan bayi.

1. Belajar untuk Mengontrol Apa yang Jadi Pemicunya

Sumber: Shutterstock

Ingatlah bahwa kontrol ada pada diri Anda sendiri. Misalnya melihat anak influencer yang sangat pintar bisa membuat Bunda rendah diri, jika terjadi hal seperti ini segeralah hentikan membuka sosial media.

Hindari pula membuat harapan-harapan yang tidak realistis, misalnya berharap bayi bisa secara ajaib tidur secara teratur sepanjang malam. Tanpa usaha hal tersebut tidak akan terjadi. Ingat pula bahwa agar si kecil tumbuh besar dengan baik perlu perjuangan di baliknya dan bisa saja hal-hal tidak terjadi seperti apa yang kita inginkan.

Kehidupan tidaklah selalu manis dan berjalan lancar. Namun mereka yang sukses akan selalu belajar dari kegagalan.

2. Ganti Topik Pembicaraan

Sumber: Shutterstock

Kita memang bisa mengontrol diri sendiri, tetapi kita tidak bisa mengontrol orang lain. Jika Bunda terjebak dalam pembicaraan yang bisa memicu rasa bersalah atau iri tersebut, segeralah mengganti topik pembicaraan.

Misalnya apabila sedang membahas tentang berat badan, tinggi badan, perkembangan anak, dan lain sebagainya kemudian Bunda merasa tidak nyaman, segeralah hentikan. Cara yang sopan adalah mengganti topik pembicaraan.

Artikel Terkait: Kerap Mengalami Persaingan Antar Orangtua? Coba 6 Tips Ini untuk Mengakhirinya

3. Fokus kepada Bayi Sendiri

Sumber: Shutterstock

Ingat bahwa masing-masing individu berbeda dan kita akan mencapai hal-hal pada waktu yang berbeda dengan orang lain.

Daripada membandingkan situasi kita dengan orang lain, lebih baik membandingkannya dengan keadaan diri sendiri atau anak yang sudah lalu, apakah ada kemajuan dari hari kemarin?

4. Percaya pada Diri Sendiri

Sumber: Shutterstock

Hanya diri kita sendiri yang paham dan tahu mengenai keadaan anak kita sendiri. Jika Bunda merasa ada yang tidak beres dengan bayi seperti masalah tumbuh kembang, segeralah berkonsultasi pada ahlinya (dokter atau terapis) agar mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai untuk mengatasi keraguan.

***
Yuk, selamatkan diri Bunda dan sang buah hati dari tekanan batin karena membandingkan bayi dengan anak orang lain. Ingatlah bahwa tidak ada ibu yang sempurna dan anak yang sempurna. Setiap orang harus menghadapi tantangan yang berbeda dimana situasi tiap anak pun berbeda.

Here is Why You Should Never Compare Your Child to Others
www.myparentingjournal.com/should-parents-comparing-children/

Baby sleep patterns by age
www.pregnancybirthbaby.org.au/sleep-patterns-for-babies

Stop Comparing Your Child with Others
www.beingtheparent.com/stop-comparing-your-child/

Why We Need to Stop the Comparison Game—For Ourselves and Our Kids
theeverymom.com/why-we-need-to-stop-the-comparison-game/

Avoiding new mom comparison traps
www.babycenter.com/baby/postpartum-health/avoiding-new-mom-comparison-traps_10302207

Baca Juga: