Mungkin mendapat kabar kehamilan anak pertama adalah hal yang paling dinantikan setiap pasangan suami istri, begitulah yang terjadi pada aku dan suami kehadiran anak benar-benar mengubah hidup kami.
Tapi tidak lama berselang anak pertama masih berumur 10bulan tiba-tiba aku merasakan tanda kehamilan lagi, sampai akhirnya aku beranikan diri untuk test kehamilan dan hasilnya “positif”.
Rasanya berbeda saat mendapat kabar kehamilan kedua ini, seperti campur aduk dalam hati, disatu sisi bahagia karena ada bayi kecil (kehidupan baru dari Tuhan) di diriku.
Di sisi lain aku dan suami mengkhawatirkan apa dampaknya bagi anak pertama kami yang masih berumur 10bulan? Yang seharusnya butuh perhatian kami sepenuhnya, yang sedang dalam masa perkembangan butuh full support dari kami, yang masih butuh dimanja oleh orang tuanya.
“Pentingnya Support Suami dan Keluarga”
Selama kehamilan kedua ini, aku cuma bisa menyesal dan menangis tapi berkat dukungan suami yang menguatkan kalau kita pasti bisa membagi kasih sayang secara adil, aku jadi yakin dan percaya pada kehamilan ku.
Sampai akhirnya tibalah hari H kelahiran anak keduaku, melihat wajah kecilnya aku semakin kuat dan percaya kalau aku bisa menjadi orang tua yang adil. Ditambah keluarga besar kita yang juga selalu memberi dukungan dan perhatian seperti menanyakan kabar, menawarkan jika butuh bantuan.
Bahkan walaupun terlihat sederhana tapi menurut aku sangat menguatkan seperti melemparkan pujian “Hebatnya bisa urus 2 anak sendiri”.
“Keseruan Mempunyai Dua Anak Dengan Umur Berdeketan”
Hari demi hari berlalu sekarang anak pertama aku sudah berusia 27 bulan dan anak kedua berusia 8 bulan. Setiap harinya selalu ada tantangan baru di hidup entah anak pertama yang tiba-tiba tantrum, anak ke 2 yang sedang MPASI mengalami GTM, anak pertama yang cemburu saat aku sedang mengASIhi anak ke 2, atau bahkan tantangan terberat saat salah satu anak sakit pasti menular dengan cepat ke anak satunya.
Kebayangkan gimana rewelnya anak saat sakit? Tapi ternyata punya 2 anak dengan jarak umur dekat tidak semenakutkan yang aku pikirkan selama aku yakin bisa membagi kasih sayang dan perhatian dengan adil seperti keduanya selalu mendapat ciuman sayang dari aku dan suami setiap harinya.
Keduanya juga full aku yang rawat dari memandikan sampai memberi makan tanpa ada perbedaan, lalu si kakak yang selalu aku ajarkan untuk menyayangi adiknya dan begitu juga sebaliknya.
“Stop Mengeluh”
Dari pengalaman yang aku dapat selama 8bulan ini mengurus 2 anak, ini kuncinya jangan stress enjoy aja dalam menjalani setiap harinya, jangan over thinking yang berlebihan, stop mengeluh dan kalau memang ada saatnya aku jenuh dengan kehidupan dalam mengurus dua anak, aku minta me time ke suami di weekend (saat suami libur kantor) walapun hanya 1-2jam untuk ke salon atau berolahraga tapi cukup membantu untuk mengembalikan mood aku dalam kembali menghadapi hari senin bersama anak-anak.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.