Ingin melatih anak puasa seharian penuh? ini yang perlu Parents perhatikan!

Selain tidak boleh memaksa, apa lagi yang perlu diperhatikan saat melatih anak puasa seharian penuh?

Melatih anak puasa penuh tentu saja perlu dikenalkan sejak dini. Seperti yang dikatakan
Orissa Anggita Rinjani, tim psikolog Rumah Dandelion, “Seperti yang lainnya, saat melatih anak melakukan perubahan-perubahan perilaku yang baik, membangun kebiasaan tentu bukanlah hal yang instan. Sama dengan melatih anak berpuasa, sebenarnya bisa dikenalkan sejak dini. Tapi memang sifatnya tidak wajib dan dipaksakan.

Penting untuk dipahami oleh Parents, bahwa mengenalkan dan melatih anak untuk bepuasa sebenarnya sudah bisa dilakukan ketika anak memasuki usia 4 atau 5 tahun. Menurut Orissa hal ini tidak terlepas karena perkembangan kognitif anak sudah semakin baik.

kesalahan saat mengajarkan anak puasa

Baca juga : Yuk, ajari anak berpuasa!

“Karena perkembangan kognitif anak yang sudah baik, jadi mereka sudah cukup memahami konsep puasa itu apa, sih. Tapi memang konsep puasa yang masih sederhana, puasa artinya tidak boleh makan dan minum”.

Orissa menegaskan bahwa mengajarkan anak untuk berpuasa memang harus pelan-pelan. Sarannya, jika Si Kecil memang mulai berpuasa, pertama-tama mulai saja  1 sampai 2 jam dulu. Kemudian, waktunya bisa ditambah hingga 3 sampai 4 jam, hingga nanti akhirnya nanti bisa puasa full.

Jadi, kapan idealnya melatih anak puasa penuh?

“Kalau dilihat dari ajaran agama Islam sendiri sebenarnya anak sudah puasa secara full ketika anak-anak sudah memasuki akil baliqh, oleh karena itu biasanya saat anak masuk usia pubertas, saat usia 10 tahun sampai 12 tahun idealnya memang sudah bisa puasa seharian penuh,” tegasnya.

Oleh karena itu, melatih anak untuk berpuasa harus dimulai sejak dini dan perlahan-lahan. Selain itu, ada beberapa faktor penting yang perlu diingat ketika melatih anak berpuasa.

Seperti yang dikatakan Orissa, hal mendasar yang perlu dilakukan adalah anak-anak tentu saja perlu memahami konsep puasa lebih dahulu. Selain itu, tentu saja dikaitkan dengan kemampuan fisik anak-anak, bagaimana kondisi kesehatan anak itu sendiri.

“Karena kan di Islam sendiri itu kan juga sudah sangat jelas bahwa ada golongan golongan yang memang dibolehkan untuk tidak berpuasa sehingga faktor kesehatan itu sangat memengaruhi apakah anak itu siap ikut berpuasa secara full atau tidak. dan ini tentu saja dikembalikan pada orangtuanya masing-masing.”

melatih anak puasa

Tak ketinggalan, anak yang bisa berpuasa penuh biasanya sudah memiliki kontrol diri yang cukup baik. Seperti yang dijelaskan Orissa, biasanya anak kecil belum memiliki kontrol diri yang baik, maksudnya apa yang mereka inginkan biasanya ingin didapat saat itu juga.

“Nah ini kembali lagi apakah kontrol diri pada anak sudah dilatih sejak kecil atau belum. Artinya, memang melatih anak berpuasa perlu proses. Targetnya, saat anak usia akil baliqh memang sudah bisa berpuasa full. Tapi sebelumnya tentu saja anak nggak boleh memaksa anak,” tegas Orissa lagi.

mengajarkan anak puasa

Tips Membantu Anak Puasa

Jika anak-anak puasa, Parents jangan langsung memaksanya untuk puasa sehari penuh. Untuk anak-anak yang lebih kecil, membiarkan mereka berpuasa setengah hari. Anak yang lebih besar dapat berpuasa penuh secara bertahap. Parents harus mengingat hal-hal berikut saat membantu anak berpuasa, seperti dikutip dari Baylor College of Medicine:

  1. Sahur adalah bagian penting dari puasa, terutama untuk anak-anak. Mereka harus memiliki makanan kaya serat seperti sereal gandum, kacang-kacangan, buah-buahan sayuran, dan sumber protein yang baik seperti daging tanpa lemak, selai kacang, telur dan produk susu agar tetap kenyang lebih lama.
  2. Mereka harus didorong untuk menghindari makanan tinggi gula, karena itu akan meningkatkan nafsu makan mereka dan hanya memiliki sedikit nutrisi dalam kalori.
  3. Anak-anak juga harus menjauhi makanan asin untuk mengurangi risiko haus, menghindari olahraga intensitas tinggi, dan minum banyak cairan selama jam-jam non-puasa agar tetap terhidrasi.
  4. Hindari memaksa anak makan berlebihan untuk mengimbangi penurunan kalori. Makan berlebihan hanya akan menyebabkan gangguan pencernaan, kembung dan tidak nyaman. Mungkin lebih baik bagi anak-anak untuk membagi makanan untuk mencegah kelebihan makanan.
  5. Minuman berkarbonasi, makanan pedas, dan makanan yang digoreng juga harus dihindari untuk membatasi masalah pencernaan.

Yang paling penting ketika puasa (atau tidak puasa sekalipuan), adalah makan makanan seperti buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, produk susu, daging dan lemak sehat (minyak zaitun, kacang-kacangan, alpukat).

Kalau Parents bagaimana? Ada tips dan trik khusus agar anak bisa memiliki kontrol diri dan berhasil puasa penuh? Bagi di kolom komentar yuk!

 

Baca juga :

5 Tips Melatih Anak Puasa Penuh ala Widi Mulia, Parents sudah coba?

 

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.