Melahirkan dengan Metode Tiup-tiup Minim Trauma yang Sempat Viral

Sempat periksa di puskesmas dan RS, saya melahirkan di seorang bidan yang sempat viral dengan metode tiup-tiup yang minim trauma.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kehadiran buah hati setelah mengandung 9 bulan tentunya sangat kami tunggu-tunggu. Metode persalinan pun sudah kami tentukan dari jauh-jauh hari.

Sampai pada suatu waktu, suamiku menemukan salah satu bidan yang pada saat itu sedang viral-viralnya. Bagaimana tidak viral, bidan tersebut menggunakan ‘metode tiup-tiup’ untuk persalinan dan klaimnya minim robekan dan minim trauma. Apa itu?

Ingin Persalinan Minim Trauma

Bagi aku yang baru mengandung anak pertama, tentunya persalinan yang minim trauma sangat aku inginkan.

Setelah mencari tau, akhirnya aku memutuskan untuk mencoba periksa di bidan itu pada tanggal 16 Januari 2021. Itu jadi pemeriksaan pertamaku di sana.

Di sana hanya menyediakan USG 2D saja, saat pemeriksaan pun, pembawaan bidan di sana juga santai, pertanyaan apa pun pasti dijawab dengan baik, menenangkan para bumil menurutku.

Singkat cerita, aku tidak hanya periksa di sana saja, melainkan di Puskesmas dan juga RS. Di RS karena aku dapat rujukan saja, itu dikarenakan kepala babyku belum masuk panggul, tapi nyatanya itu masih hal yang wajar.

Sampai pada akhirnya, aku kembali periksa di RS pada tanggal 22 Februari 2021 dan dokter di sana menyarankan aku untuk di SC, tapi pada saat itu, usia kehamilanku masih 37 weeks. Untungnya, saat itu dokternya masih mengizinkanku untuk menunggu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Belum waktunya check up, tapi ternyata dari tanggal 1 Maret 2021 aku sudah merasakan kontraksi palsu yang semakin intens.

Tibalah disaat aku benar-benar merasakan kontraksi makin sering dan makin sakit, itu di tanggal 3 Maret 2021. Aku masih berusahan menahan walaupun suami sudah menyuruh untuk berangkat ke bidan karena mengingat jarak yang ditempuh sangat jauh. Aku di Jakarta, sedangkan bidannya di Depok.

Tanggal 4 Maret 2021, pagi harinya aku semakin tidak tahan. Akhirnya aku dan suami berangkat ke bidan dengan menggunakan motor. Bisa bayangkan rasanya menahan kontraksi dari Jakarta – Depok naik motor? Ya, begitu rasanya.

Sesampainya di bidan, dengan tenaga seadanya aku berjalan dan di pintu masuk sudah disambut oleh salah satu bidan. Bidan tersebut mengarahkanku untuk periksa pembukaan. Pada saat itu pembukaan sudah pembukaan 4-5. Masya Allah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Karena saat itu masih musimnya Covid-19, aku diharuskan swab dan tes darah.

Setelah semua hasil keluar, administrasi juga selesai, aku diarahkan ke kamar. Sesampainya di kamar, kontraksi semakin menjadi. Peluhku berjatuhan, tubuhku semakin lemas.

Mau tiduran rasanya salah, mau duduk rasanya salah, mau berjalan juga rasanya salah. Benar-benar luar biasa saat itu.

Saat aku memilih tiduran, rasanya luar biasa. Mules luar biasa. Beberapa bidan sudah standby di kamar. Saat aku mulai tidak tahan, suara mengejanku sempat terdengar oleh bidan. Lalu bidan tersebut menyarankan aku untuk tidak mengejan, melainkan untuk tarik nafas pelan-pelan dan tiup-tiup perlahan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah beberapa kali melakukan saran dari bidan, munculah kontraksi hebat, dan pada saat itu aku tidak bisa menahan untuk mengejan.

Dan byaaarrrr aku merasakan sesuatu keluar. Basah sekali. Suamiku langsung memanggil bidan sambil berseru “ketubannya sudah pecah bu”. Oh, ketubanku pecah, pikirku. Sebentar lagi aku akan bertemu anakku.

Sebenarnya, tidak terlalu mulus proses persalinanku, karena aku yang terlalu tergesa-gesa saat anakku ingin keluar.

Disaat kepala anakku nyaris keluar, dipanggillah bidan yang sedang viral tersebut untuk membantu dan memberi semangat kepadaku.

Bidan tersebut berkata, “wah, sedikit lagi nih bu. Pintar ya~ Yuk ikuti kata-kata saya bu. 1 2 3 tiup~”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Aku tersenyum dan mulai mengikuti aba-aba bidan tersebut. Dan setelah 3 kali melakukan tiup-tiup, Alhamdulillah anakku langsung lahir. Bu bidan menarik perlahan anakku dan menaruhnya kepelukanku.

Anakku lahir di tanggal cantik waktu itu 4-3-21 dengan BB 2,8 kg dan Panjang 45 cm.

Melahirkan dengan proses normal atau SC sama-sama butuh perjuangan. Yang terpenting, ibu adan anaknya sehat dan selamat.

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan