Mengunjungi masjid unik di Jakarta bisa menjadi aktivas seru yang bisa Parents coba.
Pasalnya, bukan sekadar tempat ibadah, masjid-masjid ini punya kisah hingga sejarah tersendiri dari segi desain yang menarik untuk diketahui.
Ada masjid apa saja? Yuk, cari tahu daftarnya di bawah ini!
Artikel Terkait: 6 Masjid Terbesar di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia!
Masjid Unik di Jakarta
1. Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Bangunan ini menjadi salah satu masjid ikonik yang digagas Presiden Soekarno.
Masjid ini hampir selalu jadi tempat langganan presiden untuk melakukan salat Idulfitri dan Iduladha sekaligus berkurban.
Di samping Masjid Istiqlal, dibangun terowongan penyebrangan yang langsung menuju halaman Gereja Katedral. Terowongan itu diberi nama Terowongan Silahturahmi.
Keberadaan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang berdekatan itu dibangun sebagai simbol kerukunan antarumat beragama. Meski berbeda, toleransi dan kerukunan harus dijunjung tinggi.
Setiap bulan Ramadan, Masjid Istiqlal rutin menyediakan makanan gratis untuk berbuka puasa dan salat terawih berjamaah.
Semuanya terbuka untuk umum dan bisa langsung datang ke Masjid Istiqlal setiap sore.
Tidak hanya urusan ibadah salat, Masjid Istiqlal memiliki beberapa kegiatan bagi umat muslim, seperti kelas belajar Bahasa Arab dan kunjungan masjid.
Selain beribadah, kita juga bisa mengembangkan ilmu dan skill. Semuanya bisa diikuti dengan mendaftar secara online.
Lokasi Masjid Istiqlal sangat strategis karena berada di pusat kota. Ada halte busway Juanda dan Stasiun Juanda tepat di depan masjid yang bisa memudahkan Anda untuk berkunjung menggunakan transportasi umum.
2. Masjid Agung Al Azhar
Berlokasi di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, masjid dengan nuansa putih ini juga biasa disebut dengan Masjid Agung.
Kubah besar putih dengan bentuk seperti bawang menjadi ciri khasnya dan arsitekturnya terinspirasi dari Timur Tengah.
Sebelum Masjid Istiqlal berdiri, Masjid Agung Al Azhar adalah yang terbesar di Jakarta.
Madjis Al Azhar berada dalam satu komplek dengan institusi pendidikan Al Azhar, salah duanya universitas dan taman kanak-kanak (TK) sejak tahun 1967.
Salah satu aktivitas rutin untuk umat Islam adalah adanya kajian keagamaan dengan tema beragam setiap minggu. Selain itu, Masjid Agung AL Azhar memiliki aula yang bisa digunakan sebagai tempat belajar dan seminar.
Berminat ke Masjid Agung Al Azhar? Parents bisa naik layanan busway Transjakarta arah Blok M dan turun di halte Masjid Agung.
Selain busway, bisa menggunakan MRT (mass rapid trans) dan turut di Stasiun ASEAN.
3. Masjid Lautze
Sekilas dari luar, bangunan Masjid Lautze yang ada di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat tidak seperti masjid pada umumnya.
Dominasi warna merah, kuning, dan hijau begitu kental. Rupa luarnya mengingatkan pada abad ke-19. Masjid Lautze didirikan di sebuah ruko empat lantai dan berhimpitan dengan bangunan lain di sekitarnya.
Dilansir dari CGTN, pendiri Masjid Lautze adalah seorang warga keturunan Indonesia-Tionghoa bernama Abdul Karim Oei di era 90-an.
Masjid ini mengakulturasi tiga budaya, yaitu Tiongkok, Arab, dan Indonesia. Beberapa ayat Al Qur’an yang dipasang di dinding diterjemahkan ke huruf Mandarin.
Kehadiran Masjid Lautze diharapkan dapat memperkenalkan kebaikan Islam pada masyarakat, khususnya keturunan Tionghoa.
Akses termudah ke Masjid Lautze adalah dengan menggunakan kereta commuter line hingga Stasiun Sawah Besar. Lanjutkan dengan berjalan kaki karena jaraknya tidak terlalu jauh.
Artikel Terkait: Jadikan Setiap Langkah Berpahala, Ini Doa Menuju Masjid yang Bisa Diamalkan
4. Masjid Ramlie Musofa
Berlokasi di Sunter Raya Selatan, Jakarta Utara, Masjid Ramlie Musofa sangat menarik perhatian.
Dari luar, desain masjid ini menyerupai Taj Mahal di India yang identik dengan warna putih. Menurut pendirinya, Taj Mahal yang dibangun atas dasar cinta. Ia menggambarkan rasa cinta kepada Islam dan Allah SWT.
Karena pendiri Masjid Ramlie Musofa adalah seorang keturunan Tionghoa, beberapa elemen ala negeri Tirai Bambu akan terlihat di beberapa sudut.
Nama masjid di bagian luar ditulis dalam huruf Arab, Mandarin, dan Romawi. Lalu di dalamnya terdapat tulisan beberapa surat Al-Qur’an yang ditulis dalam aksara Mandarin.
Ada sentuhan warna emas di tulisan-tulisan yang dibuat. Warna emas identik dengan budaya Tionghoa. Selain untuk beribadah, Masjid Ramlie Musofa sering menjadi tempat tujuan turis yang berkunjung untuk sekedar berfoto.
Adanya aksara Tionghoa juga diharapkan mempermudah wisatawan Tionghoa mengenal Islam.
Artikel terkait: Ungkap Ingin Bangun Masjid, Amanda Manopo Terima Pujian dari Netizen
5. Masjid Cut Meutia
Gedung masjid yang ada di bilangan Jakarta Pusat terbilang historis. Dulunya, Masjid Cut Meutia digunakan sebagai perkantoran saat masa Kolonial Belanda.
Nuansa arsitektur klasik Eropa terasa pada bentuk atap membulat di sisi pinggirnya dan langit-langit tinggi di dalam masjid.
Beberapa chandelier kristal mewah menggantung dan menambah kesan warm tapi sedikit lux. Setiap tahunnya masjid ini menjadi salah satu tujuan untuk i’tikaf atau bermalam di masjid favorit umat muslim saat bulan Ramadan.
Setiap Ramadan, Masjid Cut Meutia menggelar acara musik bertajuk Ramadhan Jazz Festival yang dihadiri berbagai musisi.
Penyelenggaraannya di halaman sekitar masjid setelah salat terawih. Tidak hanya konser, Ramadan Jazz Festival juga membuka kegiatan donasi yang nantinya akan disalurkan melalui yayasan yang bekerja sama.
Para pengisi acara di Ramadan Jazz Festival tidak terbatas pada agama atau etnis tertentu. Semuanya universal dan menyampaikan pesan perdamaian dan persatuan tanpa memandang apapun.
Kereta commuter line dan turun di Stasiun Gondangdia bisa menjadi pilihan transportasi umum terdekat ke Masjid Cut Meutia.
Dari pintu keluar bisa dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 500-an meter.
6. Masjid Langgar Tinggi
Masjid di kawasan Pekojan, Jakarta Barat ini termasuk dalam salah satu situs cagar budaya. Dahulu masjid ini didirikan oleh seorang pedagang asal Yaman bernama Abu Bakar pada tahun 1829.
Awalnya hanya berupa langgar atau mushola kecil di samping Kali Angke, lalu akhirnya diperbesar menjadi bangunan dua lantai.
Akulturasi budaya menjadi nilai historis Masjid Langgar Tinggi. Percampuran gaya Eropa, Tionghoa, dan Jawa menyelimuti masjid ini.
Bentuk atapnya menyerupai bangunan rumah Joglo ala Jawa. Pada bagian pintu dibuat melengkung khas Arab. Beberapa pilar tinggi berbentuk tabung kokoh berdiri menjulang menyangga bangunan.
7. Masjid Agung Sunda Kelapa
Bangunan masjid yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat ini cukup unik, berbentuk perahu.
Sunda Kelapa dahulu merupakan pelabuhan yang cukup ramai di kawasan Batavia.
Uniknya, Masjid Agung Sunda Kelapa tidak memasang kubah bulat dan simbol bulan bintang layaknya masjid kebanyakan.
Di depan masjid, pengunjung akan disambut gapura dengan pintu melengkung yang didominasi warna hijau dan emas pada kaligrafi yang menghiasi.
Jendela dan pintu masuk masjid berukuran besar, sehingga memungkinkan sirkulasi udara berjalan baik dan memberikan kesejukan di dalam ruangan.
Selain untuk tempat beribadah, di pelataran masjid banyak pedagang makanan dan minuman yang berjejer. Selesai ibadah, bisa langsung mencicipi kuliner di sekitar masjid.
Masjid Agung Sunda Kelapa cukup ramah terhadap kendaraan umum. Parents bisa menggunakan busway Transjakarta dan turun di halte Halimun.
Lalu, sambung berjalan kaki sekitar kurang lebih 1 km ke arah masjid.
8. Masjid At-Tin
Nama masjid yang ada di Taman Mini, Jakarta Timur ini diambil dari salah satu surat Al Qur’an, At Tin. Masjid At Tin merupakan keinginan Ibu Tien Soeharto, lalu proses pembangunannya dilakukan oleh keluarga.
Selain masjid besar yang berdiri megah, terdapat area outdoor yang cukup besar. Desain arsitekturnya mengusung ala Turki.
Memasuki area masjid, akan disambut area outdoor yang dikelilingi banyak pohon rindang.
Di bagian serambi masjid, ada tiga lengkungan berbentuk mirip anak panah lancip dengan ornamen menyerupai bunga warna abu-abu.
Sisi kanan kiri luar masjid diapit dua menara menjulang dan juga memiliki lengkungan berbentuk anak panah.
Ada banyak koridor mengelilingi area masjid untuk tempat pejalan kaki .
Untuk area dalam masjid tidak ada daun pintu. Area utama ada di lantai atas yang bisa diakses dengan tangga di sekitarnya.
Ada penyekat kayu di sekelilingnya yang bisa dibuka tutup untuk memperluas area. Lantai mezanin di dalam juga difungsikan sebagai tempat salat atau kegiatan keagamaan.
Di lantai ini, pengunjung bisa melihat kerangka kubah masjid bagian dalam yang dihiasi kaca patri aneka warna dan baja tipis.
Busway Transjakarta bisa menjadi pilihan transportasi praktis menuju Masjid Istiqlal. Naik busway dan turun tepat di depan masjid.
Artikel terkait: 10 Masjid Tertua di Indonesia, Masih Kokoh Hingga saat Ini
9. Masjid Raya KH. Hasyim Asy’ari
Diresmikan tahun 2017, Masjid Raya KH. Hasyim Asy’ari terletak di Kalideres, Jakarta Barat.
Nama masjid diambil dari nama pahlawan nasional pendiri Nahdlatul Ulama, KH. Hasyim Asy’ari.
Arsitektur masjid kental dengan konsep rumah bapang Betawi. Atapnya berbentuk segitiga dan ada gigi balang sebagai ornamen masjid. Di luar masjid terdapat lima menara menjulang tinggi sebagai simbol dari lima rukun Islam.
Selain ruang salat, Masjid KH. Hasyim Asy’ari menyediakan ruang serbaguna berkapasitas 1000 orang. Di sisi sekitar masjid disediakan lahan yang bisa digunakan untuk bercocok tanam karena masjid ini sendiri ingin mengusung konsep agrikultur.
Transportasi umum untuk mengunjungi masjid ini tidaklah sulit.
Halte busway Pesakih berada tepat di depan masjid, jadi bisa didatangi kapanpun.
10. Masjid Raya Jakarta Islamic Centre
Sebelum berdiri, lahan di sekitar masjid ini merupakan tempat prostitusi Kramat Tunggak. Karena semakin membesar, maka diputuskan menutup lokalisasi tersebut dan dibangunlah sebuah masjid besar.
Berlokasi di daerah Koja, Jakarta utara, selain masjid raya, di tempat yang sama juga ada fasilitas pendidikan, bisnis, sampai wisma untuk tempat tinggal.
Dominasi warna krem dan emas jadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Warna krem menyelimuti sebagian besar dinding, sedangkan emas ada di beberapa ornamen lengkungan pintu masuk.
Bentuk lengkungan sendiri mirip dengan matahari dan dikelilingi ornamen hijau. Tiga lengkungan ini dibuat menyatu.
11. Masjid Babah Alun
Colorful, itulah kesan pertama saat melihat masjid Babah Alun. Dominasi warna merah, kuning, dan hijau begitu kuat. Di bagian list atap berwarna merah, ada lengkungan kecil lancip ke arah atap.
Tak ketinggalan, pilar-pilar merah berbentu tabung yang menyangga bangunan. Salah satu masjid unik di Jakarta ini menjadi salah satu yang mendapat pengaruh Tionghoa dalam desain bangunannya.
Pendirinya sendiri bernama Babah Alun, seorang mualaf keturunan Indonesia-Tionghoa. Masjid ini sendiri tergolong baru dan resmi digunakan per Agustus 2020.
Masjid Babah Alun berlokasi di tol Desari alias Depok-Antasari sebagai tempat peristirahatan. Bagi yang lewat tol ini, bisa mampir ke masjid cantik ini.
Artikel Terkait: Mau Wisata Religi? Ini 12 Masjid Terindah di Indonesia, Terletak di Aceh hingga Makassar
Itulah rangkuman masjid unik di Jakarta yang bisa dikunjungi. Masjid-masjid ini bisa menjadi alternatif tempat beribadah dan merasakan atmosfir berbeda.
***
Baca juga:
9 Masjid Unik Karya Ridwan Kamil, Punya Makna di Balik Bentuknya
5 Cara Menanamkan Akidah pada Anak untuk Bekal di Dunia dan Akhirat