Walaupun beberapa adat pernikahan Adat Jawa dikemas dengan konsep modern, tetap saja hidangan tradisional wajib ada. Hidangan tradisional selain memiliki cita rasa yang sangat lezat juga sarat akan makna. Lalu apa saja makanan pernikahan adat Jawa yang wajib ada?
Setiap acara pernikahan di Indonesia umumnya dikemas dengan upacara adat. Hal ini sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia menjunjung tinggi adat leluhurnya. Bukan hanya dari pakaian, ritus, dan yang lainnya. Dalam hal makanan juga selalu terkait dengan kuliner tradisional.
Setiap hidangan umumnya memiliki makna tertentu. Masyarakat Jawa sendiri memiliki begitu banyak hidangan kuliner tradisional. Pada artikel kali ini, kami akan merangkum untuk anda, makna dari setiap hidangan pernikahan adat Jawa yang umum dijumpai di setiap acara pernikahan.
Melansir berbagai sumber, berikut 8 makanan khas pernikahan Adat Jawa dengan maknanya yang tersirat.
8 Makanan Pernikahan Adat Jawa
1. Bubur Sumsum
Merupakan salah satu hidangan tradisional yang wajib ada pada pesta pernikahan adat Jawa. Bubur sumsum ini berbeda dengan bubur biasa. Berbahan dasar beras putih, yang dicampur dengan beras ketan.
Untuk menambah cita rasa gurihnya, maka bubur ini dipadukan dengan lelehan gula merah atau juga gula putih. Dengan demikian rasa gurih dan lezat akan terasa dari bubur ini.
Bubur sumsum memiliki banyak makna dalam pesta pernikahan. Warna bubur yang putih dan bersih melambangkan kesucian. Dengan demikian janji yang dibuat pada acara pernikahan tersebut merupakan janji suci.
Dengan demikian kesucian tersebut akan mendatangkan kesejahteraan pada kedua mempelai, serta memperoleh berkat dan kekuatan dalam mengarungi pernikahan tersebut.
2. Wajik dan Jedah
Selain bubur sumsum, kuliner lain yang juga wajib ada dalam setiap acara pernikahan masyarakat Jawa adalah wajik dan jedah. Banyak orang menganggap wajik dan jedah sama, padahal kedua hidangan ini berbeda.
Bahan dasar kedua makan ini memang sama, yakni beras ketan. Hanya saja tampilan wajik terlihat berwarna coklat, sedangkan jedah tampilannya berwarna putih.
Dari segi rasa juga berbeda, wajik rasanya condong ke rasa manis, sedangkan jedah rasanya cenderung gurih. Wajik dan jedah sering dijadikan sebagai makanan pembuka pada acara pernikahan.
Tekstur wajik dan jedah sangat lengket, oleh karena itu hidangan ini disimbolkan sebagai kesetiaan. Pasangan tersebut diharapkan tetap lengket hingga akhir hayat.
3. Es Putar
Hidangan pernikahan Adat Jawa lainnya yang juga selalu ada pada setiap acara pernikahan adalah es putar. Beberapa sumber mengatakan bahwa es putar merupakan jenis es krim pertama masyarakat Indonesia.
Es putar tersebut menggunakan santan atau air sari kelapa sebagai bahan utamanya. Dengan demikian rasa yang dihadirkan oleh es putar ini berbeda dengan es krim pada umumnya. Es putar sebenarnya sama dengan es krim.
Tetapi karena cara pembuatan es ini diputar, sehingga dinamailah sebagai es putar. Es putar ini juga memiliki makna yang sangat baik, yaitu pengantin diharapkan mampu mengatasi setiap konflik yang dihadapi dalam keluarga nantinya.
Artikel terkait: 15 Urutan Prosesi Pernikahan Adat Betawi yang Sarat Makna Filosofis
4. Lemper, Makanan Pernikahan Adat Jawa
Jenis kuliner tradisional lain yang juga selalu ada dalam setiap acara pernikahan masyarakat Jawa adalah lemper. Lemper ini bahan dasarnya terbuat dari beras ketan.
Di bagian tengah lemper ini terdapat ayam suir, atau juga daging sapi. Beras ketan tersebut nantinya dibungkus dengan daun pisang. Di masyarakat Jawa lemper sudah menjadi jajanan tradisional yang mudah ditemukan di mana mana.
Tentu saja pada acara pernikahan Jawa lemper sarat akan makna. Lemper merupakan sebuah akronim dari “yen dilem atimo ojo memper”, yang bisa diartikan sebagai “ketika dipuji, hati tak boleh sombong”. Dengan demikian lemper ini dijadikan sebagai simbol rendah hati.
5. Sop Manten
Hidangan lain yang juga selalu ada pada setiap acara pernikahan adat Jawa adalah sop manten. Sop menten sendiri merupakan sop yang terbuat dari beragam sayuran, seperti kembang kol, wortel, buncis, jamur, kentang, yang dipadukan dengan daging ayam, dan makaroni.
Sayur ini kemudian dicampur dengan kaldu ayam sehingga menimbulkan cita rasa yang sangat nikmat. Sop menten ini biasanya dijadikan sebagai makanan pembuka. Makna yang dihadirkan pada sop menten ini juga sangat mendalam.
Karena terdiri dari berbagai macam jenis sayuran, sop manten ini sering disimbolkan sebagai persatuan. Diharapkan keluarga kedua mempelai yang berasal dari keluarga dan daerah berbeda mampu bersatu dan rukun selamanya.
6. Lodeh Kluwih, Sajian Makanan Pernikahan Adat Jawa
Masakan khas Jawa ini adalah salah satu menu favorit Sri PAduka Paku Alam ke X yang dapat disajikan untuk para tamu.
Kluwih adalah sayuran yang mirip dengan nangka dan sangat lezat diolah ke dalam bumbu lodeh berkuah. Biasanya sayur ini disajikan dengan nasi merah dan dicampur dengan daging. Asumsi kluwih berarti linuwih (kelebihan).
Harapannya pengantin dapat menjadi orang yang linuwih atau mempunyai kelebihan. Sayur ini disajikan mulai pada saat siraman dengan rangkaian nasi merah.
7. Sekul Gurih
Sekul atau nasi gurih umumnya disajikan pada saat acara pahargyan kedua. Nasi gurih atau biasa dikenal dengan nasi uduk adalah menu wajib yang dihidangkan dengan lalapan dan sayuran.
Dengan adanya sekul gurih, diharapkan orang yang punya hajat harus memperhatikan lingkungannya, baik manusia maupun alam sekitarnya.
Artikel terkait: 10 Makna Filosofis Roti Buaya di Pernikahan Adat Betawi serta Resepnya
8. Pindang Serani atau Semur Lidah
Menu favorit raja lainnya adalah pindang serani dan semur lidah. Hidangan pembuka ini hampir selalu disajikan setiap kegiatan atau acara di Pura Pakualaman untuk menyambut para tamu.
Pindang serani adalah makanan khas berupa sup ikan laut. Rasa pindang serani merupakan perpaduan rasa pedas, asem dan manis terasa ringan dan segar.
Nah, Parents, itu lah beberapa jenis hidangan pernikahan Adat Jawa yang pasti ada. Semoga dapat membantu Anda!
Baca juga:
Sejarah, Makna Filosofis, serta Resep Papeda yang Jadi Makanan Khas Papua & Maluku