Sesaat setelah gizi ASI tak lagi mencukupi, akan tiba saatnya Bunda memberi makanan pendamping asi untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. Pastikan Bunda tak memberi bayi makanan padat sebelum usia 6 bulan, karena dampak MPASI dini sangat berbahaya.
Kampanye dan edukasi berbagai cara telah banyak dilakukan oleh tenaga medis dan orangtua, namun nyatanya masih banyak orangtua yang tidak menyadari dampak MPASI dini bagi tumbuh kembang si kecil.
Dampak MPASI dini berbahaya, lebih baik terlambat?
Ungkapan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali nampaknya tidak cocok untuk semua kondisi, termasuk pengenalan makanan padat pada si kecil.
Ungkapan klise ‘lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali’ tampaknya tidak cocok untuk kondisi tertentu, termasuk pengenalan makanan padat pada buah hati Anda. Jika Anda termasuk kaum ibu yang mengira bahwa semakin lambat menyapih bayi Anda semakin baik, maka hasil penelitian berikut membuktikan bahwa Anda keliru.
Saat ini, diabetes tipe 1 diderita oleh 300.000 orang di Inggris dan jumlah tersebut terus mengalami peningkatan. Para peneliti tak dapat menjelaskan dengan tepat mengapa hal ini terjadi, namun mungkin ada beberapa penjelasan yang dapat diterima.
Meningkatnya resiko diabetes
Daily Mail baru-baru ini melaporkan tentang hasil penelitian terbaru yang menganjurkan para ibu tentang kapan saat yang tepat untuk memberikan makanan padat pada bayi mereka untuk mengurangi resiko diabetes Tipe 1 yang dapat dialami oleh bayi ketika mereka tumbuh dewasa.
Tampaknya, mengenalkan makanan padat pada bayi secara terlalu cepat atau terlalu lambat dapat meningkatkan kecenderungan berkembangnya penyakit autoimun yang mengakibatkan kerusakan pankreas, dan pada akhirnya menimbulkan penyakit diabetes Tipe 1.
Memberikan makanan padat pada bayi sebelum ia berusia empat bulan mengakibatkan mereka dua kali beresiko mengalami diabetes Tipe 1, sementara pengenalan makanan padat yang dilakukan terlambat, yaitu pada usia enam bulan atau lebih mengakibatkan mereka tiga kali beresiko mengalami diabetes Tipe 1.
Makanan padat dan diabetes
Karena diabetes Tipe 1 bukanlah penyakit yang menyerang secara mendadak, dan penyebabnya bisa jadi telah dimulai sejak usia dini, penjelasan yang masuk akal mengarah pada pertanyaan mendasar – kapan saat yang tepat untuk memberikan makanan padat.
Secara meyakinkan, para ahli dari Denver, Colorado, mengidentifikasi sekitar 2000 bayi yang diperkirakan terjangkit diabetes Tipe 1 dan memonitor asupan mereka, serta menyimpulkan adanya hubungan kompleks antara saat pemberian makanan padat dan diabetes Tipe 1. Penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian buah-buahan terlalu dini dan pemberian oat yang terlambat meningkatkan resiko diabetes Tipe 1 hingga masing-masing 2,33 kali dan 2,88 kali.
Para ahli mengakui bahwa penelitian hanya dilakukan pada sejumlah bayi yang cenderung beresiko diabetes Tipe 1 secara genetik. Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk keseluruhan populasi bayi secara umum.
Saat yang tepat untuk makanan padat
Para ahli juga merekomendasikan usia empat hingga enam bulan sebagai usia ideal bagi bayi untuk mengenal makanan padat.
Dr. Alasdair Rankin, direktur penelitian untuk amal dari Yayasan Diabetes Inggris mengatakan,”Untuk saat ini, orang tua dari bayi yang kemungkinan mengalami peningkatan resiko diabetes Tipe 1 secara genetik karena adanya anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut, sebaiknya mengikuti anjuran pemberian makanan padat sebelum usia enam bulan.”
Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes mellitus Tipe 1 telah dikenal secara luas sebagai penyakit yang timbul sejak usia kanak-kanak dan penderitanya menjadi tergantung pada suntikan insulin. Pada kondisi ini tubuh tak mampu memproduksi insulin, yaitu suatu hormon yang memungkinkan tubuh untuk menyerap glukosa dari lemak. Tanpa insulin, kadar gula darah dalam tubuh akan meningkat (hiperglisemia).
Diabetes Tipe 1 merupakan akibat dari kehancuran autoimun rantai insulin yang memproduksi sel beta dalam pankreas. Hasil penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara memperkenalkan makanan padat terlalu dini atau lambat dengan kehancuran autoimun ini.
Gejala dan Komplikasi Diabetes Mellitus
Gejala-gejala umum Diabetes Mellitus di antaranya:
- Selalu merasa haus dan sering buang air kecil
- Mengalami penurunan berat badan dan merasa lelah
- Kadang-kadang pandangan menjadi kabur
- Mengalami infeksi kulit, atau gatal-gatal pada kemaluan
Komplikasi kronis akibat Diabetes Mellitus antara lain:
- Katarak dan glukoma
- Melemahnya dinding pembuluh darah mengakibatkan timbulnya tonjolan dan tumbuhnya mikroaneurisma dalam mata
- Penyakit arterikoroner yang merupakan penyebab kematian utama pada pasien diabetes
- Penyakit ginjal