Jangan sampai salah, ini 5 makanan yang sebaiknya dihindari untuk MPASI bayi
Beberapa jenis makanan sebaiknya tidak diberikan sebagai MPASI, apa saja?
Fase pengenalan makanan padat menjadi masa yang menyenangkan untuk orangtua dan bayi. Organisasi Kesehatan Dunia dan otoritas kesehatan lainnya merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama lalu mengenalkan makanan padat sebagai penambah nutrisi. Sayangnya, tidak semua jenis makanan bisa diberikan pada bayi ya, Bunda. Berikut daftar makanan MPASI yang perlu dihindari!
Mengapa bayi tidak boleh diberi makanan tertentu?
Berhubung sistem pencernaan bayi belum berkembang sempurna, penting bagi Bunda untuk memilah makanan yang akan dikonsumsi bayi. Makanan yang kurang tepat dikhawatirkan berdampak negatif untuk tumbuh kembangn bayi.
Para ahli gizi juga menuturkan bahwa, orangtua sebaiknya memperkenalkan MPASI (Makanan Pendamping ASI) secara perlahan dan bertahap. Hal ini karena sistem pencernaan bayi masih berkembang, dan belum sesempurna sistem pencernaan orang dewasa.
Artikel terkait: Si kecil alami alergi telur, simak hal penting berikut ini Bunda
5 Makanan yang Harus Dihindari untuk MPASI Bayi Bunda
Berbicara mengenai pemberian MPASI, berikut beberapa jenis makanan yang baiknya tidak diberikan pada bayi yang belum genap berusia 1 tahun!
1. Madu
Menjadi pemanis alami favorit banyak orang, sayangnya madu baiknya tidak diberikan pada bayi di bawah usia satu tahun. Hal ini karena madu mengandung bakteri Clostridium botulinum yang dapat mengakibatkan infeksi pada bayi.
Bakteri Clostridium botulinum juga dapat membuat bayi mudah lesu, konstipasi bahkan enggan menyusui. Di samping itu, pemberian madu juga rentan menimbulkan iritasi dan sakit kepala pada bayi.
Bayi di bawah usia 1 tahun juga tidak disarankan untuk mengonsumsi madu yang telah dipanaskan (dipasteurisasi). Hal ini karena bakteri Clostridium Botulinum tidak mudah dimatikan dengan proses pemanasan biasa.
Memanaskan madu hingga mendidih pun tidak mematikan spora bakteri Clostridium botulinum. Efek racun bakteri tersebut akan hilang setelah dididihkan selama 10 menit, tetapi sporanya tidak mati.
Spora Bakteri Clostridium Botulinum akan mati bila dipanaskan di atas 120 derajat celcius dalam kondisi underpressure selama 30 menit, misalnya dengan pressure cooker atau presto.
Bakteri Clostridium Botulinum juga pernah ditemukan pada madu yang telah dipasteurisasi. Untuk itu, hindari memberikan madu jenis apapun pada bayi hingga ia berulang tahun ke-1 ya, Parents!
2. Kacang-kacangan
Lezat dan menyehatkan, selain itu kacang juga kaya protein sehingga mengenyangkan lebih lama. Namun, kacang-kacangan dan produk berbahan dasar kacang seperti selai kacang juga sebaiknya tidak dikenalkan pada bayi. Utamanya jika terdapat riwayat alergi kacang dalam keluarga yang tak menutup kemungkinan akan dialami bayi.
Artikel terkait: Ingin memasak MPASI sehat untuk Si Kecil? Ini yang perlu Bunda perhatikan
Selai kacang sebaiknya dikenalkan jika bayi sudah berusia cukup besar. Pastikan Anda menghaluskan kacang atau selai menjadi puree yang lembut sebelum memberikannya pada bayi.
3. Susu sapi
Dengan berbagai nutrisi melimpah dan enzim menguntungkan, susu menjadi pangan bergizi bagi semua orang. Namun perlu diketahui susu sapi memiliki kadar laktosa tinggi yang tidak baik untuk perut mungil bayi. Selain itu, susu sapi juga bisa mengakibatkan gangguan ginjal, perdarahan pada usus dan defisiensi zat besi atau anemia.
4. Garam dan gula
Bunda disarankan untuk mengenalkan rasa dan tekstur makanan secara alami. Karenanya, hindari menambahkan garam dan gula saat pertama kali mengenalkan makanan padat pada bayi. Misalnya, biarkan bayi merasakan manisnya wortel, gurihnya alpukat dan renyahnya brokoli.
5. Putih telur
Selain mudah diolah, telur mengandung vitamin, protein dan mineral. Kendati begitu, hindari memberikan putih telur sebelum bayi berusia 1 tahun.
Telur merupakan bahan makanan yang bisa saja menimbulkan alergi pada bayi. Alergi telur pada bayi adalah salah satu jenis alergi yang banyak ditemui pada anak-anak, setelah alergi susu sapi.
Gejala dapat muncul sesaat hingga beberapa jam setelah anak mengonsumsi telur atau makanan lain yang mengandung telur. Alergi terhadap putih telur adalah yang paling banyak ditemui dibandingkan terhadap kuning telur.
Bunda juga baiknya tidak memberikan putih telur yang kurang matang pada bayi. Memberikan telur yang kurang matang di usia dini dapat mengakibatkan iritasi serta menimbulkan gangguan sistem pencernaan seperti diare.
Referensi : Parenting Firstcry
Baca juga :
Usia berapa bayi boleh makan keju? Simak panduan ini Parents
Tidak yakin mencari produk keju MPASI terbaik untuk si kecil? Jangan khawatir! Klik disini untuk menemukannya!