13 Macam Makanan dan Minuman yang Bisa Mengurangi Khasiat Obat yang Anda Konsumsi

Saat berobat, tentunya kita ingin cepat sembuh. Karena itu hindarilah jenis makanan dan minuman yang bisa mengurangi khasiat obat berikut ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai orang awam, saat sakit kita memercayai dokter atau ahli kesehatan lain untuk mengobati. Agar obat bisa bekerja dengan baik menghilangkan sakit, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang bisa mengurangi khasiat obat.

Melansir dari WebMD, berikut ini adalah jenis makanan dan minuman yang bisa memengaruhi kinerja obat, atau malah meningkatkan efek samping. Jadi sebaiknya dihindari.

1. Jeruk Bali

Jeruk Bali bisa memengaruhi lebih dari 50 jenis obat. Jeruk ini bisa mengubah beberapa obat menjadi tidak efektif seperti fexofenadine yang berfungsi untuk mengurangi alergi. Atau malah menjadikan efek obat menjadi terlalu kuat seperti atorvastation yang berfungsi untuk menurunkan kolesterol.

2. Susu

Produk olahan susu bisa membuat tubuh Anda lebih sulit mencerna antibiotik. Mineral di dalam susu seperti kalsium dan magnesiuam adalah sebagian alasannya, termasuk juga protein kasein.

Bila Anda sedang mengonsumsi antibiotik, disarankan untuk menghindari berbagai produk olahan susu.

3. Akar manis (Licorice)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Salah satu rempah yang sering dijadikan obat herbal ini ternyata tidak cocok jika bertemu dengan obat medis di dalam tubuh. Akar manis juga sering dijadikan sebagai pengharum dan pemberi rasa makanan.

Namun kandungan glycyrrhizin di dalam akar manis, bisa melemahkan efek dari beberapa jenis obat, seperti cycloporine yang biasa digunakan pada pasien pasca operasi transplantasi organ tubuh, agar tubuhnya tidak menolak organ baru tersebut.

4. Cokelat

Cokelat hitam (dark chocolate) pada khususnya bisa melemahkan efek dari obat yang berfungsi untuk menenangkan. Seperti obat tidur, dan zolpidem tartrate (Ambien). Cokelat juga bisa berfungsi untuk meningkatkan kekuatan dari beberapa obat yang berfungsi sebagai stimulan, seperti methylphenidate (Ritalin).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dan jika Anda sedang mengkonsumsi obat pencegah MAO, yang biasa digunakan untuk mengobati depresi. Cokelat hitam bisa membuat tekanan darah Anda menjadi sangat tinggi.

5. Suplemen zat besi

Suplemen zat besi yang sering dijual di pasaran akan berefek buruk jika dikonsumsi bersamaan dengan obat perangsang hormon tiroid, seperti Synthroid. Berhati-hatilah jika Anda sedang menjalani pengobatan untuk gejala hypothyroidism, pastikan tidak ada suplemen zat besi di dalam obat lain yang Anda konsumsi.

6. Alkohol

Alkohol membuat beberapa obat tertentu menjadi tidak bekerja atau efektifitasnya berkuang. Terutama obat untuk tekanan darah dan jantung. Alkohol juga bisa menyebabkan efek beberapa obat menjadi lebih kuat atau malah menimbulkan efek samping berbahaya.

7. Kopi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kopi bisa melemahkan efek dari obat antipsychotic seperti lithium dan clozapine, tapi malah meningkatkan efektifitas sekaligus efek samping dari beberapa obat lain. Termasuk aspirin, epinephrine (biasa digunakan untuk mengobati reaksi alergi serius), juga inhaler bagi pengidap asma.

Kopi juga membuat tubuh Anda lebih sulit menyerap dan menggunakan zat besi.

8. Antihistamin

Antihistamin biasa digunakan untuk meredakan hidung meler yang disebabkan oleh alergi, tapi beberapa jenis antihistamin bisa membuat obat tekanan darah menjadi kurang efektif, bahkan meningkatkan detak jantung.

Bicarakan pada dokter mengenai obat alergi yang aman, saat Anda sedang mengonsumsi obat tekanan darah.

9. Obat anti epilepsi

Obat ini mengendalikan kejang-kejang yang biasa dihadapi oleh pengidap epilepsi. Tapi obat ini juga bisa mengakibatkan pil KB tidak efektif untuk mencegah kehamilan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebuah penelitian awal menunjukkan bahwa obat ini juga bisa membuat efek beberapa obat menjadi kuat, serta bisa menyebabkan efek samping serius.

10. Vitamin K

Jika Anda sedang mengonsumsi obat jenis warfarin, yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah, waspada terhadap seberapa banyak vitamin K yang masuk ke dalam tubuh Anda.

Vitamin K bisa menyebabkan obat anti pembekuan darah menjadi tidak efektif, dan membuat Anda berisiko tinggi mengalami pembekuan darah.

Vitamin K biasanya terdapat pada sayuran hijau seperti bayam dan brokoli. Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin K dalam jumlah sama setiap hari, agar tingkat warfarin di dalam darah Anda tetap stabil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

11. Ginseng

Ginseng juga bisa melemahkan efek warfarin, dan bisa menyebabkan Anda mengalami pendarahan dalam jika dikonsumsi bersamaan dengan obat pengencer darah.

Hindari mengonsumsi ginseng jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat-obatan anti peradangan seperti ibuprofen dan naproxen. Ginseng juga bisa menyebabkan sakit kepala, masalah tidur, hiperaktifitas dan kegelisahan jika dikonsumsi bersamaan dengan obat pencegah MAO.

12. Tanaman St. John’s Wort

Tanaman ini biasa diekstrak untuk dijadikan obat anti depresi. Meski demikian, tanaman ini bisa menyebabkan hati melepaskan enzim yang melemahkan beberapa macam obat.

Termasuk didalamnya adalah obat kolesterol, obat disfungsi ereksi, dan obat yang digunakan untuk menangani masalah kesehatan hati yang langka.

13. Ginkgo Biloba

Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama Kacang Pohon atau Rambut Gadis. Tanaman ini biasa digunakan untuk pengobatan mencegah darah tinggi, pikun, telinga berdenging, dan lainnya. Meski sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan keampuhannya.

Ginkgo Biloba bisa melemahkan efek obat yang digunakan untuk mengurangi kejang-kejang, seperti carbamazepine.

Minum obat sesuai anjuran dokter

Rata-rata, hanya 50% obat yang dikonsumsi sesuai anjuran dokter. Orang cenderung mengonsumsi kurang dari dosis yang mereka butuhkan.

Mengonsumsi obat secara acak, dan membuat jeda yang terlalu panjang antar dosis, bisa melemahkan efektifitas obat. Pastikan Anda paham betul penanganan sakit yang sedang Anda jalani, dan menuruti semua anjuran dokter.

 

Baca juga:

Catat! Ini 9 Jenis Obat yang Berbahaya untuk Bayi dan Batita

Penulis

Fitriyani