Mainan anak biasanya dibedakan antara anak lelaki dan anak perempuan, baik dari jenis, bentuk hingga warnanya. Namun, sudah saatnya para orangtua mengubah persepsi ini, karena mainan memengaruhi masa depan anak.
Melansir dari BBC, Institusi Teknik dan Teknolodi di Malaysia (The IET) mengklaim bahwa, adanya stereotip dengan pembedaan jenis dan warna mainan sejak kecil. Membuat anak perempuan menjauh dari bidang teknologi dan teknik.
Melalui analisa dari toko-toko ritel terkemuka, juga mesin pencari di internet, 89% mainan yang ditujukan pada anak perempuan berwarna pink. Dan hanya 11% dari mainan-mainan tersebut yang berfokus pada bidng sains, teknologi dan teknik.
Sedangkan mainan anak laki-laki dengan bidang tersebut, memiliki prosentasi 31%.
Saatnya mengubah persepsi, karena mainan memengaruhi masa depan anak
Para peneliti dari The IET menganalisa 360 mainan dan gambar dari website 10 ritel mainan terbesar, dari hasil 594 pencarian yang keluar dari mesin pencarian Google, Bing dan Yahoo. Mereka meneliti mainan yang diberi label mainan anak perempuan dan mainan anak lelaki.
Akan tetapi, penelitian sebelumnya yang juga dilakukan oleh The IET menunjukkan tingginya tingkat ketertarikan di bidang sains, matematika dan komputer di kalangan anak perempuan usia SD.
Juru bicara the IET, Mamta Singhal mengatakan, “Penelitian menunjukkan bahwa, anak perempuan memang memiliki ketertarikan di bidang sains, teknik, dan teknologi dalam mata pelajaran sekolah. Jadi, kita perlu menemukan cara untuk meningkatkan jumlah perempuan yang masuk ke industri ini.”
Pasar mainan untuk anak adalah tempat yang baik untuk memulai mengubah persepsi. Sehingga lebih mengarah ke dunia teknik. Caranya dengan mengubah mainan yang ditujukan untuk anak perempuan, menjadi bentuk yang lebih mengarah ke ilmu sains, teknologi dan teknik industri.
“Pilihan mainan untuk anak perempuan harus lebih luas dibandingkan sekedar warna pink, boneka dan baju cantik. Sehingga kita bisa menginspirasi mereka untuk masuk ke bidang teknik,” ungkap Mamta.
Mamta juga menambahkan bahwa, industri mainan anak mulai berubah seiring waktu. Dan mereka mulai memproduksi mainan yang lebih netral dan bisa dimainkan oleh anak lelaki maupun anak perempuan. Contohnya mainan perlengkapan sains.
“Mainan memengaruhi masa depan anak. Karenanya mainan seperti Stem (science, technology, engineering and math) adalah perubahan alami untuk industri ini.”
Jess Day, seorang aktifis, mendorong para pemilik ritel untuk berhenti memberi pembedaan mainan anak berdasarkan gender.
“Bermain adalah hal yang krusial dalam proses tumbuh kembang anak, dan juga merupakan proses belajarnya. Anak-anak seharusnya merasa bebas melakukan permainan apapun, tanpa harus takut apapun,” ujarnya.
Akan tetapi, seringkali pasar mainan memberi ide bahwa mainan anak perempuan dan anak lelaki harus dibedakan. Masih perlu waktu untuk benar-benar mengubah stereotip tersebut.
Artikel terkait: Wajarkah Bila Anak Lelaki Suka Bermain Boneka?
Dan sebagai orangtua, sudah saatnya kita membebaskan anak memilih mainan apapun yang ia sukai. Tanpa peduli apakah mainan tersebut ditujukan untuk perempuan ataukah lelaki.
Dengan begini, anak juga akan belajar bahwa mereka memiliki pilihan yang beragam dalam hidup. Dan stereotip gender tidak seharusnya menghalangi mereka.
Bagaimana Memilih Mainan untuk Anak sesuai Nilai-Nilai dalam Keluarga?
Orang tua terkadang mempunyai perasaan yang kuat terhadap mainan tertentu. Parents percaya mainan bisa menjadi ide yang baik untuk berbicara dengan anak Anda terhadap konsep hidup yang lebih luas, terutama saat ia tumbuh dewasa.
Raising Children menulis, nilai-nilai dalam keluarga ini misalnya saat anak menginginkan pistol mainan, Parents bisa menolak dengan mengatakan ‘Senjata dapat menakuti dan melukai banyak orang. Tidak ada seorang pun di keluarga kami yang memiliki senjata’.
Namun, melarang atau menolak membeli sejumlah mainan sebenarnya dapat membuat anak Anda lebih menginginkannya.
Akan lebih baik jika Parents mencoba menghubungkan nilai-nilai keluarga saat anak menggunakan mainan dalam kehidupan sehari-harinya.
Misalnya, anak Anda menginginkan mainan plastik baru, tetapi nilai-nilai lingkungan penting bagi Anda. Alih-alih membeli mainan plastik, Parents dapat membantu anak membuat mainan dari barang-barang di sekitar rumah. Parents juga dapat berbicara dengan buah hati tentang manfaat daur ulang barang bekas bagi lingkungan.
Atau jika Parents tidak menginginkan anak main game atau tablet, Anda dapat mencoba meluangkan lebih banyak waktu untuk keluar rumah dan bermain bersama. Parents dapat berbicara tentang bagaimana aktivitas fisik lebih baik untuk tubuh anak Anda daripada hanya di layar.
Apa pun nilai keluarga yang Anda putuskan untuk dibagikan dengan anak, penting sekali untuk selalu konsisten.
Misalnya, anak-anak mungkin akan bingung jika mereka diizinkan untuk menonton acara TV yang penuh kekerasan atau bermain video game kekerasan, tetapi mereka tidak diizinkan untuk bermain dengan senjata mainan.
Setuju, Parents?
Baca juga:
3 Manfaat Bermain Boneka untuk Anak Perempuan Maupun Laki-laki