Langit cerah benderang hari ini.
Betapa indahnya jika Ibu bisa berada di rumah, menemanimu bermain di taman.
Rasanya sangat menyenangkan, mengajarimu bermain sepeda atau sekedar menyuapimu makan siang.
Tapi maafkan Ibu, Nak. Ibu tidak bisa.
Pagi ini ibu harus bergegas, kembali mengejar kereta. Kembali ke kerasnya Ibukota.
Maafkan ibu harus pergi bekerja.
Menitipkanmu pada nenekmu….
Memasrahkanmu kepadanya.
Nak, mohon jangan benci Ibu.
Sungguh karena tangisanmu setiap kali Ibu pamit kerja sudah cukup menyayat hati Ibu, Nak. Jangan tambah beban Ibu dengan membenciku.
Anakku, saat ini yang kamu tahu hanya Ibu tidak ada di sisimu.
Mungkin ibu melewatkan momen langkah pertamamu… Mungkin bukan Ibu orang yang mengajarimu sikat gigi sendiri.
Tapi ketahuilah Anakku, bahwa apa yang Ibu lakukan semata-mata untukmu.
Bukan Nak, ini bukan hanya soal materi.
Ibu ingin kamu belajar, bahwa menjadi seorang Ibu tidak menghentikan langkah seorang wanita dalam berkarya.
Ibu ingin kamu tahu, bahwa meskipun Ibu harus bekerja… Ibu melakukannya dengan suka cita.
Karena tidak ada Ibu yang tidak menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Karena hujan, panas, atau macet tidak menghentikan tekad Ibu mempersiapkan bekal masa depanmu.
Jika Ibu harus bekerja membanting tulang, mohon jangan benci Ibumu.
Sesungguhnya kami hanya ingin kamu bernasib lebih baik daripada orangtuamu……
–Untuk semua Ibu bekerja di luar sana. Semangat! semua akan indah pada waktunya. –
Baca juga:
8 Kalimat Menghakimi Pada Ibu Bekerja yang Sering Dilontarkan oleh Masyarakat
Menjadi ibu yang bekerja tentu sangat membutuhkan usaha yang lebih, selain usaha ibu juga pasti akan memberikan yang terbaik untuk anak anaknya. Ibu akan rela banting tulang untuk bisa membiayai anaknya hingga tumbuh dewasa dan membiarkan anak pergi ke sekolah dengan tenang. Salah satu puisi berikut menuliskan maafkan ibu karena harus bekerja dan meninggalkan seorang anak. Mari simak ulasan selengkapnya berikut.
Puisi Pamitan Untuk Ibu yang Akan Bekerja
Puisi ini diawali dengan kata maaf kepada si anak yang harus ditinggalkan oleh ibunya keluar kota untuk bekerja. Sang ibu mengatakan maaf karena harus menitipkan sang anak kepada nenek di kampung halaman. Ibunya memohon kepada sang anak untuk tidak membenci apa yang dilakukan oleh ibunya.
Dalam puisi tersebut si ibu meminta maaf karena ia mungkin melewatkan momen langkah awal dan momen mengajari untuk sikat gigi sendiri. Namun ibu ingin menegaskan kepada anak bahwa bukan soal materi yang dikejar, tapi soal pelajaran tentang wanita yang masih bisa berkarier dan berkarya.
Kalimat selanjutnya sang ibu berkata meskipun harus meninggalkan anak, tetapi ibu melakukanya dengan suka cita. Karena tidak ada ibu yang tidak menginginkan yang terbaik untuk anak anaknya. Meskipun hujan, panas, dan macet hal ini tidak menghentikan tekad seorang ibu mempersiapkan bekal masa depan anak.
Pesan Tersirat dalam Puisi Tersebut
Setelah membaca puisi tersebut, dapat diambil pelajaran yang berharga. Seorang ibu rela untuk jauh dengan anaknya agar anak memiliki masa depan yang indah dan lebih baik. Meskipun begitu, seorang ibu tetaplah seorang ibu yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak anaknya. Tentunya hal ini memerlukan pengorbanan yang lebih seperti tinggal jauh dari anak anaknya.
Secara tidak langsung puisi ini menyampaikan ketakutan jika anak akan membenci ibunya karena tidak pernah ada di sisinya. Namun perlakuan sang ibu ini seringkali disalah artikan oleh anak yang belum paham arti pentingnya biaya kehidupan yang semakin hari semakin mahal. Selain itu, puisi maafkan ibu ini merupakan salah satu harapan ibu agar anak memiliki masa depan yang lebih cerah lagi.
Meskipun seorang ibu harus mengalami macet, panas, dan kehujanan ia akan tetap senang untuk melakukan pekerjaanya. Hal ini tentunya demi sang anak yang ada di desa yang telah dititipkan di neneknya. Jadi sebaiknya jangan membenci ibu yang memilih untuk bekerja dan meninggalkan anak di luar kota.
Membaca puisi ini tentu masih terasa haru dan sebuah tamparan bagi anak yang ditinggalkan oleh ibunya. Bukan berarti seorang ibu ingin meninggalkan anaknya dan pergi ke luar kota. Namun ibu akan memberikan yang terbaik untuk masa depan anak anaknya. Tentunya dengan harapan agar anak memiliki masa depan yang lebi cerah dan menjadi pribadi yang lebih dari pribadi orang tuanya.