7 Fakta Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro yang “Dicuri” di Film Mencuri Raden Saleh

Bukan karya seni biasa, lukisan karya Raden Saleh gambarkan kemarahannya terkait pengkhianatan Belanda kepada Pangeran Diponegoro.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mencuri Raden Saleh sedang jadi perbincangan hangat di kalangan pecinta film Indonesia. Berkisah tentang sekelompok pencuri amatir yang berkomplot untuk mencuri lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh yang tersimpan di Istana Negara.

Film karya sutradara Angga Dwimas Sasongko ini digadang-gadang sebagai film Indonesia terbaik dengan pemain, alur cerita, dan serta dialog yang mengagumkan, lo. 

Bukan hanya soal penyuguhannya, film yang dibintangi Angga Yunanda, Aghniny Haque, Umay Shahab, Ari Irham, Iqbaal Ramadhan, dan Rachel Amanda juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan. Khususnya, pada Lukisan karya Raden Saleh yang menjadi target pencurian dalam film ini.

Kisah di balik pembuatan lukisan tersebut menjadi sejarah yang menarik untuk diketahui. Mengutip laman Cagar Budaya Kemdikbud dan sumber lain, berikut sejumlah fakta tentang Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro. 

Fakta Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Karya Raden Saleh 

1. Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Merupakan Karya Pertama Karya Raden Saleh 

Sumber : pinterest

Lukisan tersebut menggambarkan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro pada masa perjuangan melawan kolonial Belanda. Selain itu, lukisan ini juga merupakan karya pertama Raden Saleh Syarif Bustaman (1814-1880), seorang pelukis ternama Indonesia. Pria keturunan Jawa-Arab ini dikenal sebagai pioner seni modern Indonesia. Ia banyak belajar dari para seniman Eropa khususnya pelukis keturunan Belgia, A.A.J. Payen yang dulu secara sukarela membimbingnya. 

Artikel terkait : Mengenal 8 Jenis Lukisan Pembawa Keberuntungan Menurut Fengshui, Apa Saja?

2. Bergaya Romantis

Seperti kebanyakan karya Raden Saleh, lukisan tersebut dibuat di kanvas menggunakan cat minyak. Kemudian bingkainya terbuat dari kayu berukir. Lukisan tersebut bergaya romantisme. Selain itu, juga menjadi lukisan sejarah pertama di Asia Tenggara di antara sejarah lukisan aliran Eropa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Raden Saleh mulai membuat sketsa lukisan tersebut pada 1856 dan menyelesaikan lukisan cat minyaknya setahun kemudian. Dia menceritakan proyek lukisannya kepada temannya di Jerman, Duke Ernst II dari Sachsen-Coburg dan Gotha, dengan judul “Ein historisches Tableau, die Gefangennahme des javanischen Häuptings Diepo Negoro” (lukisan bersejarah tentang penangkapan seorang pemimpin Jawa Diponegoro).

3. Abadikan Kisah Nyata Perjuangan Pangeran Diponegoro 

Sumber : cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Karya lukisan Raden Saleh ini merujuk pada peristiwa nyata yang memang terjadi masa lalu. Karya tersebut mendokumentasikan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda dari sisi bangsa Indonesia. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1830 yang menandai masa akhir perjuangan Pangeran Diponegoro dan pengkhianatan Belanda terhadapnya. Sang Pangeran diundang ke Magelang untuk membicarakan kemungkinan gencatan senjata, tetapi kenyataannya Pangeran Diponegoro dan pengikutnya ditangkap lalu diasingkan.

Artikel terkait : Lukisan Abstrak dari Tali Pusar Bayi, Keren atau Aneh?

4. Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Raden Saleh Melawan Lukisan Nicolaas Pieneman

Sumber : goodnewsfromindonesia

Nicolaas Pieneman (1809-1860), seorang pelukis yang ditugaskan untuk mendokumentasikan momen penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Pemerintah Belanda menyerahkan sebuah lukisan Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock. Dalam lukisannya, Pangeran Diponegoro justru digambarkan berwajah lesu seolah sudah menyerah kepada pemerintah Belanda sementara Jenderal De Kock tampak angkuh berkacak pinggang. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat sedang berada di Eropa, diduga Raden Saleh melihat lukisan Pieneman. Ia pun membuat lukisan dengan kisah sama tetapi dengan penggambaran berbeda. Raden Saleh menggambarkan Diponegoro dengan raut tegas dan menahan amarah. Pelukis bergelar doktor itu juga menggunakan diksi dengan “Penangkapan” sementara Pieneman menyebutnya sebagai “Penyerahan”. Selain itu, Raden Saleh juga tidak menggambar bendera Belanda dalam lukisannya. 

5. Terinspirasi dari Lukisan Pengunduran Diri Charles V 

Komposisi lukisan historis Penangkapan Pangeran Diponegoro yang dibuat oleh Raden Saleh diduga terinspirasi dari lukisan Pengunduran Diri Charles V karya Gallait. Salah satu karya Gallait menggambarkan bangkitnya kekuatan nasional yang sangat dibutuhkan selama bertahun-tahun setelah invasi pasukan Jerman. Sejalan dengan hal itu, Raden Saleh juga menggambarkan semangat kebangkitan nasional. Melalui lukisannya, ia mengungkapkan kemarahannya terkait pengkhianatan Belanda. 

6. Diberikan Sebagai Sindiran kepada Raja Belanda 

Keberadaan lukisan karya Raden Saleh terlacak dalam surat yang ditujukan kepada Ernst II dari Sachsen-Coburg dan Gotha pada tanggal 12 Maret 1857. Di dalamnya, ia bercerita telah menyelesaikan lukisan sejarah tentang penangkapan Kepala Suku Jawa, Dipanegara. Sejak awal, ia memang berniat memberikan lukisannya kepada Raja Belanda, Willem III, untuk menggambarkan pandangan Raden Saleh atas penangkapan Pangeran Diponegoro yang berbeda dengan pandangan Pieneman. Dengan berani, Raden Saleh ingin menyindir Belanda terkait pengkhianatannya. 

Artikel terkait : Mengenal 8 Jenis Lukisan Pembawa Keberuntungan Menurut Fengshui, Apa Saja?

7. Tersimpan di Istana Kepresidenan Yogyakarta 

Sumber : cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meski awalnya menjadi aset sejarah milik Belanda, lukisan tersebut diserahkan kepada Indonesia oleh pihak Kerajaan Belanda pada tahun 1975. Hal tersebut dalam rangka  realisasi perjanjian kebudayaan antara Indonesia-Belanda pada 1969. Lukisan tersebut telah direstorasi pernisnya pada 2013 oleh oleh Susanne Erhards, ahli restorasi dari Jerman, dengan dukungan Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Goethe Institute Indonesia. Lukisan yang semula tersimpan di Istana Merdeka kemudian dipindahkan ke Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Desember 2014. 

Itulah sejumlah fakta tentang lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro yang jadi target pencurian dalam film Mencuri Raden Saleh. Hebatnya, sebuah lukisan bisa menyimpan banyak sekali fakta sejarah yang bisa dipelajari generasi muda.

***

Baca juga :

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan