1. Diare
Gejala pertama yang menjadi gejala keracunan makanan adalah diare. Diare bisa muncul beberapa jam setelah makan makanan yang terkontaminasi atau dalam 1 – 2 hari kemudian.
Kabar tak mengenakkan datang dari selebgram dan YouTuber, Livy Renata. Perempuan yang sempat dikabarkan dekat dengan Verrell Bramasta yang dijuluki crazy rich itu dikabarkan mengalami keracunan setelah memakan tutut atau keong sawah saat menjalani syuting sebuah acara televisi. Melalui akun TikToknya, Livy Renata menjelaskan kronologi saat dia diminta untuk mencicipi jajanan kaki lima. Dalam kesempatan itu, Livy diminta untuk mengkonsumsi keong sawah atau tutut yang sebelumnya tak pernah dia coba. Tak disangka, Livy Renata keracunan makanan tersebut saat syuting dan kini harus dilarikan ke UGD.
Seperti apa kronologi Livy Renata setelah keracunan makanan?
Artikel terkait: Cerita Gamers Livy Renata Jadi Korban Bullying di International School
Lewat unggahan di akun TikTok, Livy menceritakan kronologi saat dia keracunan makan tutut. hingga ia harus dilarikan ke RS. Awalnya, Livy mengikuti sebuah program di televisi yang mengharuskannya memakan tutut.
“Kemarin aku ikut syuting. Konsepnya itu, aku diminta makan street food, kayak makan makanan pinggir jalan yang di Bekasi,” kata Livy dikutip dari tayangan akun TikTok @livypart2, Senin (19/9/2022).
Saat makan tutut, Livy kaget karena mengaku merasakan pahit yang luar biasa.
“Dan aku saat itu mencoba makan tutut guys. Aku nggak tahu kalian tahu atau nggak, tapi parah gila itu pahit banget. Aku lepeh lagi sih,” ucap Livy.
Artikel terkait: Eks AKB48 Keracunan Sashimi Hingga Ditemukan Parasit
Untuk menunjang masa pemulihan setelah keracunan makanan, Livy harus dirawat di rumah sakit selama sehari. Bahkan dia harus menetap di ruang UGD. Dalam video, Livy tampak sedang memakai baju rumahan di tempat tidur sebuah rumah sakit.
“Aku keracunan makanan. Tapi aku baik-baik saja, bakal nginap sehari doang di sini (RS),” ungkap Livy.
Livy sama sekali tak menyangka dia bisa dilarikan ke RS hanya karena makan Tutut. Walau begitu, Livy memastikan bahwa keadaannya baik-baik saja dan hanya perlu waktu sebentar untuk benar-benar pulih. Dia meyakinkan penggemarnya bahwa dia baik-baik saja.
“Intinya enggak sangka, perut aku lebay banget sampai harus masuk UGD,” tutur Livy.
Banyak netizen yang turut prihatin dan bersimpati atas musibah yang dialami Livy Renata. Video ini pun menjadi perhatian banyak orang hingga telah dilihat oleh hampir 1 juta kali dengan berbagai komentar.
Mengutip dari Suara.com (19/09/22), ada yang mendoakan Livy agar segera pulih bahkan bercerita bahwa mereka pernah mengalami hal yang sama seperti Livy Renata.
“IYA!! tutut emang cocok cocokan kokkkk, terus cara penyajiannya kalo ga bener emang bisa jadi beracun,” kata @kepoxxxxxxx.
“Tutut emang ga sehat ga sih, ga blh makan juga katanya ga baik jd ga berani coba,” ujar @paraxxxxx.
“Livy lain kali search dulu ya yang mau dimakan, cepet sembuh juga. Dulu aku juga keracunan tutut gak kamu doang kok semangat,” tutur @rraaxxxxxxx.
“Bukan lebay sih perutnya, cuman kalau emang kebiasa makan bersih dari kecil pasti kaget pas makan sembarang,” tulis @babyxxxxxxxxx.
Artikel terkait: Konsumsi Obat Berlebihan, Hotman Paris Keracunan Dan Dilarikan ke RS
Tak ingin kejadian hal yang sama dengan Livy Renata? Dilansir dari hellosehat.com, ada beberapa gejala orang keracunan makanan yang perlu diwaspadai.
Gejala pertama yang menjadi gejala keracunan makanan adalah diare. Diare bisa muncul beberapa jam setelah makan makanan yang terkontaminasi atau dalam 1 – 2 hari kemudian.
Ciri-ciri diare yang menjadi gejala keracunan makanan biasanya berupa feses lembek berair, yang kadang mengandung ampas makanan; kadang tidak atau hanya berupa feses lembek. Gejala ini muncul sebagai efek dari kuman yang menginfeksi sistem pencernaan. Infeksi membuat usus bekerja lebih keras, tapi tidak efisien menyerap makanan dan air dengan baik. Hal ini kemudian membuat usus menarik cairan tubuh lebih banyak.
Sama seperti diare, mual dan muntah sebetulnya adalah refleks alami tubuh untuk mengeluarkan kuman penyebab penyakit. Saat kuman terdeteksi, tubuh akan mengirim sinyal adanya ancaman ke area otak yang disebut sebagai zona pemicu kemoreseptor atau CTZ. Nantinya CTZ akan menentukan apakah ancaman tersebut benar-benar berbahaya.
Jika iya, CTZ pun berkomunikasi dengan area lain dalam tubuh untuk menghasilkan reaksi berupa rasa mual, keringat dingin, atau peningkatan detak jantung. Di tengah respons tersebut, otot diafragma, dinding dada, dan otot perut berkontraksi di waktu yang sama. Kontraksi ini memberi tekanan pada perut, memaksa isi perut naik ke tenggorokan dan keluar ketika muntah.
Perut yang terasa mulas atau sakit melilit, bahkan kram, sering terjadi setelah Parents mengonsumsi sesuatu mengandung kuman. Perut Parents dapat terasa sakit dan mulas hingga 1 – 3 kali sebelum akhirnya merasakan desakan untuk BAB.
Saat bakteri, virus, atau parasit menyerang sistem pencernaan, perut akan memberi sinyal ke otak untuk memberi tahu ada sesuatu yang salah pada tubuh. Pada gilirannya, otak akan memerintahkan otot-otot usus untuk mengejang dan melemas berulang kali.
Nah, proses tersebutlah yang membuat perut Parents terasa mulas atau kram. Kontraksi otot perut bertujuan untuk mendorong feses yang berisi kuman agar cepat keluar dari tubuh lewat anus.
Gejala selanjutnya dirasakan beberapa orang yang keracunan makanan. Demam pada dasarnya adalah efek dari peradangan di dalam tubuh, yang terjadi saat sistem imun sedang aktif melawan infeksi.
Di sisi lain, demam juga bisa menjadi cara tubuh untuk menaikkan suhu intinya akibat gejala keracunan makanan yang berupa muntah dan diare. Muntah dan diare menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan (dehidrasi).
Jika dehidrasi terus berlanjut, hilangnya cairan tubuh dalam jumlah banyak dapat menurunkan suhu inti tubuh. Apabila tidak demam, penurunan suhu tubuh secara drastis justru dapat menyebabkan Anda mengalami hipotermia.
Pusing dan sakit kepala bisa Parents rasakan sebagai gejala keracunan makanan. Gejala ini terjadi sebagai akibat dari kehilangan banyak cairan karena diare.
Jika Parents mulai dehidrasi, volume darah akan turun, sehingga tekanan darah juga ikut turun dan membuat pasokan alirannya ke otak tidak mencukupi sehingga bisa menyebabkan pusing. Sedangkan sakit kepala umumnya akan muncul apabila Parents demam tinggi. Komplikasi keracunan makanan berupa dehidrasi juga umumnya rentan menimbulkan sakit kepala.
Proses terjadinya infeksi dalam tubuh dan segala macam gejala yang dirasakan selama keracunan makanan bisa menyebabkan badan terasa lemas. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kadar elektrolit tubuh yang terkuras habis terbawa oleh feses cair dan cairan muntah. Padahal, cadangan elektrolit penting fungsinya untuk membantu kerja otot tubuh agar bisa berfungsi normal.
Itulah berita mengenai Livy Renata keracunan serta gejala keracunan makanan yang penting diwaspadai.
Bolehkah Ibu yang Keracunan Makanan Tetap Menyusui Bayinya?