Seorang ibu memukuli anak perempuannya dan menyiarkannya secara langsung di halaman media sosial Facebook milik anaknya.
Dalam rekaman langsung tersebut terlihat putrinya merintih sambil dipukuli. Setelah setidaknya berlangsung selama 4 menit, Shanavia Miller, mengambil kamera dan berbicara kepada orang-orang yang menonton live lewat Facebook anaknya:
“Ini adalah halaman saya sekarang,” kata Miller. “Sekarang aku minta kalian untuk membuat ini viral. Silakan bagikan ini, karena aku belum selesai.”
Salinan siaran langsung ini telah diunggah di Youtube dan sudah dilihat ratusan ribu kali. Rekamannya bisa dilihat di sini:
Shanavia Miller memukuli anaknya, Nia Miller, dengan alasan karena Nia mengunggah foto-fotonya bersama pacarnya dengan hanya memakai handuk. Menurut ibunya, foto-foto tersebut bahkan diambil di rumah mereka.
Dalam postingan Facebook tersebut, putrinya juga mengumbar kehidupan seksualnya bersama sang pacar, beserta detil-detil yang dianggap cabul oleh ibunya.
Setelah video ini beredar massal dan menuai banyak kritik, baik Nia dan ibunya kemudian menggunggah status menanggapi untuk menanggapinya:
“Pertama-tama saya tidak seharusnya mempermalukan ibu saya. Saya menyayanginya. Ya ini saya, NIAAA. Saya tidak seharusnya melakukan yang telah saya lakukan. Tapi saya tidak melakukannya di rumah kami, saya di rumah pacar saya (saat melakukannya). Saya baru berusia 16 tahun. Saya berencana menceritakan pada ibu saya kalau saya sudah berhubungan seksual. Saya hanya butuh beberapa hari lagi untuk memikirkan bagaimana saya akan mengatakannya. Saya mengerti kenapa ibu saya melakukan apa yang ia lakukan (memukuli saya). Semua orang tertawa dan mengolok-ngolok. Membagikan foto-foto saya. Saya sampai ke rumah sakit karena stres dan sakit kepala. Saya mempermalukan ibu saya, jadi dia juga mempermalukan saya. Saya tidak membela diri atas video itu, walau nanti di sekolah semua mata akan melihat ke arah saya. Saya mengerti semua orang akan melihat saya. Lain kali saya akan menjaga urusan saya untuk diri saya sendiri.”
Sedangkan ibunya mengatakan tindakannya adalah taktik disiplik sebagai tanda kasih:
“Saya menyayangi anak saya dengan sepenuh hati. Apapun yang terjadi setelah ini, anak saya tidak akan berhenti menghormati saya untuk orang lain. Tidak ada yang berubah, dia tetap anak perempuan saya. Pelajaran sudah dipetik sekarang.”
Walaupun kekerasan bukanlah jawaban, semoga kita turut dapat memetik pelajarannya ya, Parents.
Baca juga: