Kisah seorang ibu melawan kanker demi bisa hidup lebih lama bersama putrinya

undefined

Ibu ini berjuang lawan kanker yang sudah lama diidap, dan mengumpulkan biaya pengobatan yang sangat besar, demi bisa hidup lebih lama bersama putrinya.

 Apa pun akan dilakukan seorang ibu agar terus bisa bersama anaknya. Begitu pula dengan Jade Goffin, 30, seorang ibu asal London Barat sedang berjuang lawan kanker dengan tumor agresif yang bersarang di otaknya. Ia juga sedang berjuang mengumpulkan dana sebesar 250.000 poundsterling atau sekitar lebih dari 4 miliyar Rupiah untuk biaya operasinya.

Berjuang lawan kanker sejak tahun lalu

Sebelumnya, Jade Goffin sempat berjuang mengalahkan kanker payudara langka setelah sempat menjalani rangkaian perawatan tahun lalu. Namun, ibu satu anak itu harus menerima kenyataan pahit bahwa sel kankernya telah menyebar ke sistem limfatiknya, dan juga meninggalkan tumor di otaknya.

“Hal yang sangat sulit adalah ketika melihat putri saya. Saya merasa sangat emosional saat itu. Ketika memandanginya, saya merasa kesal dan tak berdaya saat mengetahui bahwa saya akan menjauh darinya,” ungkap Jade, seperti dikutip dari laman Daily Mail.  

“Hati ini hancur ketika berpikir bahwa saya akan meninggalkannya. Kami tahu, kami harus memberitahunya tentang kenyataan yang akan terjadi. Tetapi, bagaimana Anda memberi tahu seorang balita berusia 5 tahun bahwa ibunya tidak akan bisa sembuh dan sakitnya bertambah parah?” lanjut Jade.

Lawan kanker demi bisa lebih lama bersama anaknya

lawan kanker

dok. Daily Mail

Sebagai seorang ibu, Jade bertekad untuk tidak membiarkan anak perempuannya yang berusia 5 tahun,  Eva, tumbuh tanpa seorang ibu. Karena itu, sampai saat ini ia terus berjuang lawan kanker dan mengumpulkan dana hingga lebih dari Rp4 milyar sebagai biaya pengobatannya di Amerika Serikat.

“Semuanya tentang Eva. Aku harus tetap di sini untuknya. Saya tidak bisa membayangkan jika putri saya akan tumbuh dan berkembang tanpa ibunya. Saya ingin hidup lebih lama. Saya memikirkan semua momen saat bersama ibu, pernikahan saya, kehamilan, dan saat memiliki Eva, serta semua hal yang akan dirindukan Eva.” Ungkap Jade.

Selama menjalani perawatan, Jade terus didukung sang ibu, Helen Rayner, 53, yang tinggal di Hounslow, London Barat. “Jade luar biasa dan menjadi inspirasi bagi kita semua. Dia menolak untuk menyerah, dan tetap lawan kanker demi anaknya, Eva. Suatu hari, ia pulang dari kemo dan langsung beraktivitas seperti biasa. Di tidak mengeluh atau merengek, bahkan ketika rambutnya mulai rontok dia hanya mengambil gunting dan merapikannya,” ungkap ibu dari Jade.

Kisah Jade ketika didiagnosis kanker payudara

Jade pertama kali didiagnosis dengan kanker payudara stadium 3C tripel negatif pada Februari tahun lalu yang umum ditemui pada wanita usia lebih muda. Berbulan-bulan ia melewati kemoterapi yang melelahkan, hingga radioterapi dan pembedahan, semua ia lakukan karena harapan untuk bisa hidup normal bersama suami dan putrinya, Eva.

Artikel terkait: Saat Menyusui, Aku Divonis Terkena Kanker Payudara Stadium 3

Pada bulan Mei, Jade mulai mengalami sakit kepala, dan petugas medis mendiagnosisnya dengan metastasis otak stadium empat, dengan beberapa tumor yang telah menyebar ke otaknya. Jade pun menjalani operasi untuk dapat mengecilkan tumor di otaknya dan memperpanjang hidupnya.

Sebagai efek samping dari operasi, ia sempat mengalami kehilangan ingatan sementara. Tetapi, ia  melakukan banyak latihan di rumah agar bisa pulih lebih cepat dan menikmati waktu berharganya bersama Eva.

Meski biayanya besar, pengobatan di Amerika memberinya harapan

Jade dan keluarganya tanpa henti mencari pengobatan alternatif untuk memperpanjang hidupnya,  termasuk kunjungan ke klinik swasta dan terapi yang membutuhkan biaya yang besar. “Jade bertekad untuk sembuh dan tidak menyerah. Kami pun mencoba semua yang kami bisa,” ungkap sang ibu dari Jade.

Untuk mengumpulkan biaya pengobatannya, Jade membuat penggalangan dana untuk perawatan yang membutuhkan biaya sebesar lebih dari 4 miliyar rupiah. Pengobatan ini hanya bisa dilakukan di Amerika, di mana peralatan khusus dan percobaan medis untuk tumor baru tersedia di sana.

Anak memang motivasi terbesar bagi seorang ibu untuk hidup lebih lama. Apa pun akan dilakukan demi anak. Jangan pernah lewatkan waktu berharga bersama si kecil, dalam keadaan apa pun ya, bun. Semoga kita selalu diberi kesehatan dan hidup yang lebih panjang, untuk bisa lebih lama bersama si kecil. 

 

Referensi: Daily Mail
Baca juga: 

Ibu ini Selamat dari Kanker Payudara Berkat Bayinya yang Tidak Mau Menyusu

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.