Pemerintah akan menerapkan kurikulum prototype mulai tahun ajaran baru 2022. Kurikulum ini akan dijalankan bersamaan dengan kurikulum darurat. Apa itu kurikulum prototype 2022 dan seperti apakah pelaksanaannya? Berikut ini penjelasannya melansir dari beberapa sumber.
Kurikulum Prototype 2022, Siswa Bebas Tentukan Mata Pelajaran yang Diminati
Apa Itu Kurikulum Prototype 2022?
Pada tahun ajaran baru 2022 nanti pemerintah akan menjalankan kurikulum prototype 2022 untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Kurikulum ini memungkinkan siswa lebih bebas dan merdeka memilih mata pelajaran yang diminatinya atau sesuai dengan cita-citanya. Dengan adanya kurikulum ini, maka program peminatan/penjurusan seperti IPS, MIPA, dan Bahasa di jenjang SMA juga bakal dihapuskan.
Hal ini diungkapkan Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan. Ditambahkannya lagi, kurikulum prototipe nantinya akan lebih mengedepankan pengembangan karakter dan kompetensi para siswa.
“Siswa yang bercita-cita menjadi arsitek, misalnya, tak perlu ikut kelas biologi. Dalam hal ini, siswa punya kesempatan yang lebih luas guna mengembangkan minat dan bakatnya masing-masing,” ujar Anindito mengutip Tempo.co (22/1/2022).
Berlaku di Kelas XI dan XII
Dengan adanya kurikulum ini maka program peminatan yang biasanya diadakan di kelas XI atau XII tidak diberlakukan lagi. Di kelas XI dan XII nanti, siswa akan mendapatkan mata pelajaran wajib serta memilih beberapa mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS, atau Bahasa sesuai dengan minat, bakat, juga aspirasinya.
Mengenai hal ini –bebas memilih mata pelajaran- lebih lanjutnya tertuang dalam Keputusan Mendikbud Ristek Nomor 162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak. Di situ juga dijelaskan –khusus dalam kurikulum SMA- siswa yang duduk di kelas X masih mengikuti mata pelajaran seperti yang berlaku di SMP.
Lanjutan dari Kurikulum Darurat
Di saat pandemi Covid-19 muncul, Kemendikbud Ristek menerbitkan kurikulum 2013 yang disederhanakan (kurikulum darurat). Namun tak semua sekolah menerapkannya (hanya 31,5% saja) sehingga terjadi learning loss.
Melansir laman Kemdikbud, kurikulum prototype 2022 adalah lanjutan dari Kurikulum Darurat Agustus 2020 yang diberlakukan di masa khusus pandemi Covid-19. Dan kurikulum prototipe ini memang dirancang sebagai opsi kebijakan kurikulum dalam merespons pemulihan pembelajaran usai masa pandemi Covid-19.
“Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik, berbasis kompetensi yang ingin dikembangkan dan bukan berdasarkan konten atau materi, serta dirancang sesuai konteks dan terpersonalisasi sesuai kebutuhan murid,” kata Yogi Anggraena selaku Koordinator Pengembangan Kurikulum, Pusat Kurikulum, dan Perbukuan Kemendikbud Ristek melalui keterangan resmi melansir Kompas.com, Jumat (7/1/2022).
Masih Bersifat Opsional
Namun menurut Anindito, pelaksanaan kurikulum ini masih opsional. Pihak sekolah masih dipersilakan menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan murid-muridnya.
“Kurikulum prototipe hanyalah sebagai tambahan aksi. Bagi satuan pendidikan yang tetap menerapkan kurikulum 2013, silakan. Sekolah yang sudah menggunakan kurikulum darurat juga silakan memilih, apakah akan tetap menerapkan kurikulum darurat atau kurikulum prototipe,” ujar Anindito mengutip laman Kemdikbud, Kamis (23/12/ 2021).
Keunggulan Kurikulum Prototype 2022
Zulfikri Anas, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, mengatakan, kurikulum prototipe memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya adalah:
- Proyek pengembangan kemampuan non teknis bagi siswa di mana guru bisa memberikan proyek kepada siswa yang sifatnya lintas mata pelajaran.
- Siswa bisa fokus pada materi esensial, sehingga siswa memiliki waktu untuk mendalalami kompetensi dasar dengan literasi dan numerasi.
- Guru menjadi lebih fleksibel saat mengajar karena bisa menyesuaikan kemampuan muridnya dengan konteks dan muatan lokal.
Harapannya ke depan, kurikulum prototipe 2022 yang baru ini dapat mendorong semangat merdeka belajar siswa.
Referensi: Tempo.co, Kompas.com
Sumber foto: Kompas.com
Baca juga:
Rincian Biaya 14 Sekolah Dasar Swasta di Jakarta, Parents Sudah Siapkan Dananya?