Sebuah kutipan yang viral di media sosial mengatakan, “Yogyakarta terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan.” Namun, tidak hanya angkringan, ada berbagai kuliner legendaris Yogyakarta yang pantang dilewatkan jika bertandang ke sana. Beberapa tempat kuliner tersebut sudah hidup puluhan tahun dan semakin ramai hingga kini.
Meskipun sudah berjualan puluhan tahun, mereka tetap memerhatikan kualitasnya sehingga dapat bersaing dengan berbagai kuliner pendatang yang akhir-akhir ini semakin memborbardir dunia perkulineran Yogyakarta. Lalu, apa saja kuliner legendaris Yogyakarta yang patut dikunjungi jika ke sana? Berikut ini kami rekomendasikan untuk Parents!
Artikel terkait: 11 Tempat Wisata Kuliner di Jakarta, Bisa Jadi Rekomendasi Libur Akhir Pekan!
1. Lupis Mbah Satinem
Lupis Mbah Satinem merupakan kuliner legendaris yang ada di Yogyakarta karena sudah berjualan lupis sejak tahun 1963. Meski demikian, namanya terkenal di Indonesia dan mancanegara sejak sebuah serial dokumenter Netflix meliputnya. Mbah Satinem biasanya akan mulai berjualan pada pukul 06.00 WIB.
Dalam waktu beberapa jam, lupisnya pun terkadang sudah ludes terjual. Dilansir dari Kompas, lupis Mbah Satinem ini ternyata juga disukai oleh presiden kedua Indonesia, Soeharto. Ia bercerita bahwa setelah naik haji, Pak Harto sering membeli lupisnya.
“Dulu Pak Harto sering beli di sini. Kalau tidak salah setelah naik haji. Yang ke sini ajudannya naik mobil. Yang ngomong ajudannya, kalau disuruh Pak Harto. Saya baru tahu. Ya kalau beli, saya lebihi untuk ajudannya,” kata Mbah Satinem.
Jika ingin bertandang, lokasi kuliner ini ada di Jalan Bumijo No.52-40, Bumijo, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Mangut Lele Mbah Marto
Kuliner legendaris Yogyakarta lainnya adalah Mangut Lele Mbah Marto. Tak berlebihan rasanya jika dianggap legendaris karena Mbah Marto telah berjualan mangut lele selama 60 tahun lebih lamanya. Mangut lele pada dasarnya adalah olahan ikan lele yang diberi kuah santan berbumbu pedas.
Mangut lele biasanya bisa ditemui di Yogayakarta dan Jawa Tengah. Mbah Marto menjual mangut lele di rumahnya yang berada di Jl. Sewon Indah No.RT.04, Ngireng-ireng, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempatnya memang di lokasi yang kurang strategis karena pengunjung harus “blusukan”.
Meski demikian, rasa nikmat mangut lele yang dihidangkan akan terbayar. Para pengunjung juga akan merasakan pengalaman makan di dapur tradisional pedesaan.
Artikel terkait: 10 Tempat Wisata Kuliner di Purwokerto, Paling Recommended!
3. Soto Kadipiro
Untuk Parents yang menyukai soto, Soto Kadipiro bisa menjadi pilihan ketika bertandang ke Yogyakarta. Dilansir dari KR Jogja, Soto Kadipiro merupakan warung soto yang telah berdiri selama 90 tahun lebih. Awalnya, pemilik saat itu, Karto Wijoyo, berjualan soto dengan cara dipikul.
Kemudian, pada tahun 1928, ia pun akhirnya memutuskan untuk berjualan menetap di kawasan Kadipiro. Sampai dengan generasi ketiga, soto ini pun masih disebut sebagai Soto Kadipiro. Meskipun sudah sangat tua, mereka masih tetap memperhatikan kualitas dan rasanya.
Namun, perlu diketahui bahwa di kawasan Kadipiro ada beberapa warung soto dengan nama yang sama. Namun, Soto Kadipiro yang menjadi cikal bakal biasanya buka pukul 07.30 hingga pukul 14.00. Lokasinya ada di sebelah timur SPBU Kadipiro
Jika Parents tertarik untuk mencicipi nikmatinya Soto Kadipiro, segera datang ke Jl. Wates No.33, Ngestiharjo, Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Gudeg Mbah Lindu
Yogyakarta memang terkenal dengan makanan tradisionalnya, gudeg. Tak heran jika di Yogyakarta Parents akan menjumpai puluhan penjual gudeg. Namun, salah satu penjual gudeg yang cukup legendaris adalah Gudeg Mbah Lindu yang berlokasi di Jalan Sosrowijayan No.41-43, Sosromenduran, Gedong Tengen, Yogyakarta.
Beberapa tahun yang lalu, sosok Mbah Lindu yang menjadi pendiri warung ini memang sudah tiada. Meski demikian, kini usaha gudegnya diteruskan oleh anak-anaknya. Mbah Lindu sejatinya sudah berjualan sejak usia 13 tahun. Sejak masih remaja hingga wafat, ia pun terus berjualan gudeg.
Sama seperti lupis Mbah Satinem, Gudeg Mbah Lindu namanya merebak sejak ia diliput dalam serial dokumenter Netflix pada tahun 2019 lalu. Hal ini tak mengherankan, sebab ia telah berjualan gudeg selama 90 tahun.
Artikel terkait: 20 Tempat Wisata Kuliner Cirebon yang Menggugah Selera, Cocok Dikunjungi Bareng Keluarga!
5. SGPC Bu Wiryo
Bagi Parents yang dahulu berkuliah di sekitar Universitas Gadjah Mada atau Universitas Negeri Yogyakarta, pasti tidak asing lagi dengan warung SGPC Bu Wiryo atau Sego Pecel Bu Wiryo. Usaha ini memang dirintis oleh Bu Wiryo atau memiliki nama asli Wiryosoenarto.
Bu Wiryo dahulu menjual sego pecel atau nasi pecel dengan cara digendong. Setiap hari, ia harus berjalan kaki untuk menjajakan nasi pecelnya. Tidak hanya mahasiswa UGM, masyarakat sekitar pun menjadi pelanggan tetap nasi pecel Bu Wiryo.
Salah satu pelanggan nasi pecel Bu Wiryo adalah Presiden Joko Widodo. Selain itu, beberapa menteri yang dahulu mengenyam pendidikan di UGM pun juga menjadi pelanggan nasi pecel Bu Wiryo ketika masih menjadi mahasiswa.
“Banyak (yang mampir), ada Pak Pratikno, Bu Retno Marsudi, Pak Basuki Hadimuljono, Pak Budi Karya Sumadi. Banyak, itu belum yang wakil dan staf-staf, guru besar,” kata karyawan warung, seperti dikutip dari Kompas.com.
SGPC Bu Wiryo berlokasi di Jl. Agro No.10, Kocoran, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
6. Bakmi Mbah Mo
Parents mencari santapan malam di Yogyakarta? Warung Bakmi Mbah Mo bisa menjadi pilihan. Warung bakmi jawa ini mulai berdiri sejak 1986 di Kampung Code, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta. Awalnya, Mbah Mo mendirikan warung bakmi tersebut setelah ia di-PHK oleh tempat kerjanya.
Karena tidak lagi memiliki pendapatan, ia pun mencoba membuka usaha berdagang bakmi jawa. Awalnya, warung tersebut memang tidak terlalu ramai hingga pada satu ketika, menantunya mencoba marketing gethok tular. Menantunya tersebut mencoba membawa orang-orang untuk bertandang mencicipi bakmi ayah mertuanya.
Saat itu, sang menantu memang berprofesi sebagai sopir di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sering kali, ia diminta membawa serta tamu ke tempat makan khas Bantul. Ia pun akhirnya memilih membawa tamu tersebut ke warung mertuanya.
Usaha ini pun akhirnya berbuah manis. Pada tahun 1990, usaha milik Mbah Mo ini pun mulai dikenal banyak orang. Setelah Mbah Mo meninggal pada tahun 2000, usahanya itu pun diteruskan menantu dan anaknya.
Artikel terkait: 11 Wisata Kuliner Depok Pinggir Jalan yang Rasanya Jempolan
7. Jadah Tempe Mbah Carik
Kuliner legendaris Yogyakarta lainnya adalah jadah tempe. Biasanya makanan ini akan ditemui di kawasan wisata Kaliurang. Salah satu tempat makan yang menjual jadah tempe dari dulu adalah Jadah Tempe Mbah Carik. Meskipun saat ini sosok Mbah Carik sudah meninggal, usaha tersebut diteruskan oleh anak-anaknya.
Awalnya, Sastro Dunomo atau banyak dikenal sebagai Mbah Carik berjualan jadah tempe sejak tahun 1950-an. Jadah tempe yang dijualnya menjadi populer sejak Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) IX mencicipi jadah tempe Mbah Carik dan menyukainya.
Sejak mencicipi pertama kali, konon Sri Sulan HB IX pun sering meminta ajudannya untuk membelikan kudapan tradisional tersebut. Jika Parents tertarik mencicipi lezatnya jadah tempe juga, silakan kunjungi warungnya yang berada di Jalan Kaliurang Km. 12,5 Legolan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Demikian beberapa rekomendasi kuliner legendaris Yogyakarta yang patut dikunjungi jika Parents datang ke Yogyakarta. Selamat mencicipi!
***
Baca juga:
30 Tempat Wisata Kuliner di Bandung Paling Enak, Cuanki Hingga Es Coklat
7 Wisata Kuliner Rekomendasi di Bali yang Perlu Parents Kunjungi
6 Rekomendasi Wisata Kuliner di Bekasi, Wajib Dikunjungi Bareng Keluarga!