Kuliah S2 Saat Hamil, Kenapa Tidak?

Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjalani  kuliah S2 saat hamil bagi sebagian orang rupanya terasa berat, begitu juga denganku. Apalagi aku bukanlah orang yang kuliah dengan jalur beasiswa, melainkan harus bekerja juga supaya bisa tetap lancar bayarannya, hahahaha. 

Ngomongin soal kesibukan, sebenarnya saat ini saya tidak hanya bekerja sambil kuliah saja, melainkan juga masih tetap aktif mengajar karena saya memiliki murid private yang masih awet sejak dia SD sampai saat ini dia memasuki kelas 3 SMA.

Selain itu, saya pun juga aktif di organisasi kampus menjadi koordinator bidang komunikasi dan informasi. Tetapi di balik itu semua, saya hanyalah seorang istri biasa yang selalu berusaha mendampingi suami setiap hari tanpa bantuan ART.

Umh, bisa dibayangkan padatnya keseharianku seperti apa? 

Kuliah S2 Saat Hamil Terasa Berat, Tapi Bisa Dilakukan

Saya merasakan kehamilan ini ketika sudah memasuki semester ke 3 kuliah, ya, nasibku masih baik. Saya sudah selesai penelitian lapangan saat tahu diriku hamil. Karena 3 bulan sebelum saya tahu kalau sedang hamil, saya sedang menjalani penelitian lapangan dibidang sains dan sosial.

Saat awal tahu hamil, mungkin ada perasaan shock dan takut kalau aku tidak bisa menyelesaikan perkuliahan ini. Kuliah s2 saat hamil? Mampukah saya menjalaninya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tapi dengan tekad yang bulat, saya ingin anakku merasakan belajar dan ikut aku menuntut ilmu. Rasanya kehamilan ini juga tidak merasakan gejala yang menyulitkan.

Memasuki trimester pertama di kehamilan yang kata orang banyak yang alami morning sickness dan mual-mual parah. Ntah apa yang terjadi pada diriku. Saya memang merasakan mual-mual, tapi berbeda dengan orang lain.

Kebanyakan bumil meraasakan mualnya saat pagi hari, saya hanya merasakan mual di jam 18.00 sampai jam 22.00. Setelah jam itu sudah lewat, saya merasa segar kembali dan bisa beraktivitas seperti layaknya orang tidak hamil lainnya.

Beberapa temanku juga bilang kalau saya hamilnya aneh, hahahaha… Apa iya? Pikir saya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terus Memberikan Afirmasi Positif

Tapi saya mensyukuri nikmat ini karena saya yakin kalau anakku pasti akan mendukung mamanya untuk tetap aktif dan membantu menyelesaikan semua ini.

Apalagi saya juga tidak merasakan gejala sulit tidur dan tetap dalam kondisi seperti biasa saja. Saya juga sempat mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat dari kampus di daerah Muara Angke-Jakarta Utara selama akhir pekan.

Masuk trimester kedua, ini adalah kondisi yang paling nyaman buatku karena aku sudah tidak merasakan mual-mual lagi di jam malam. Akan tetapi masuk trimester 2 ini, saya sudah banyak dituntut ujian-ujian akhir menuju kelulusan dimana pastinya seorang mahasiswa akan dituntut banyak membaca dan banyak begadang.

Nah, pasti banyak orang yang bilang kalau ibu hamil jangan capek-capek dan jangan begadang. Tetapi di kehamilanku ini, aku selalu mensugestikan afirmasi positif kepada janinku untuk tetap kuat di dalam perut maminya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Bantu mami sampai selesai, adek pintar ya, adek cerdas.”

Itu saja kalimat yang kerap saya lontarkan setiap hari kepada janinku. Aku juga sudah mulai mengikuti kelas-kelas yoga kehamilan di setiap weekend dan selalu makan-makanan yang bergizi selama kehamilanku. Karena saya nggak ada makanan yang nggak aku suka selama kehamilan ini!

Hahahaha, iyaa… artinya aku masih suka makan, walaupun berat badan nggak bertambah banyak, masih tetap stay di angka kurang dari 60 kg.

Kuliah S2 Saat Hamil dan Akhirnya Saya Lulus

Memasuki trimester ketiga, ini adalah kondisi yang rasanya…. seperti di kejar-kejar waktu. Karena Hari Perkiraan Lahir (HPL) janinku mendekati proses sidang tesis dan yudisium.

Sempat khawatir, kalau akan melahirkan lebih dahulu dibandingkan sidang tesisnya, tapi balik lagi saya harus tetap memberikan afirmasi positif kepada janin, “Yuk bisa ya adek, dikit lagi mami selesai, dikit lagi, yuk, kuat ya sayang.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akhirnyaaaa….. kuliah s2 saat hamil ini bisa ku selesaikan semuanya tepat sebelum HPL. Apalagi di trimester ketiga ini waktunya berbarengan dengan bulan puasa kemarin. Saya selalu memcoba memberikan afirmasi positif juga untuk tetap kuat dan bantu mami untuk bisa menyelesaikan 30 hari.

Alhamdulillah sampai akhir, saya bisa puasa full dan saat diperiksa ke dokter juga tidak ada tanda-tanda berat badan bayi rendah ataupun air ketuban keruh. Semua normal. Masya Allah. Afirmasi positif kepada janin memang sangat berpengaruh!

Terima Kasih Telah Berjuang Bersama

Terima kasih adek janin sayang, sudah membantu mami, sudah tetap kuat dan aktif ikut mami kemanapun.

Terima kasih sudah tetap sehat dan tidak ada kekurangan 1 apa pun, tidak ada indikasi macam-macam setiap ke dokter.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Semoga di persalinanku yang tinggal beberapa hari ini dimudahkan semuanya. Aamiin.

Setidaknya, saya ingin menguatkan para ibu, bahwa setelah menjadi ibu bukan berarti impian kita kandas. Bukan berarti juga tidak bisa menyelesaikan pendidikan setinggi-tingginya. Jadi, kuliah S2 saat hamil, siapa takut!

 

Ditulis oleh Sinta Ramadhania Putri, VIPP Member theAsianparent ID