Ide Liburan Keluarga : Kota Tua Jakarta yang Memikat

Bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang ingin berlibur di dalam kota, mengapa tidak mencoba wisata sejarah kota tua yang satu ini? Menarik loh untuk dicoba..

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Turis asing senang berwisata di Kota Tua Jakarta.

Kota Tua Jakarta dewasa ini menjadi destinasi wisata yang menarik, bagi mereka yang tertarik pada sejarah, seni serta arsitektur  peninggalan masa lalu.

Sebagai pusat pemerintahan, Jakarta merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Keberadan Kota Tua Jakarta sebagai warisan budaya dan sejarah bangsa menambah daya pikat pengunjung untuk mengenal Jakarta tempo doeloe.

Kota Tua Jakarta tidak hanya sebatas museum

Sayangnya, tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa Kota Tua hanyalah Museum Fatahillah. Hal sebagaimana yang diungkapkan Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua, Gathut Dwi Hastoro, yang menyatakan bahwa kawasan Kota Tua terhampar mulai dari wilayah pesisir di Pelabuhan Sunda Kelapa hingga menjalar ke pusat perekonomian, yakni kawasan Glodok. Sedangkan Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) dan Taman Fatahillah adalah inti dari Kawasan Kota Tua.

Gathut pun menyayangkan, banyak orang menyebut Museum Sejarah Jakarta dengan nama Museum Fatahillah, Padahal Fatahillah merupakan nama taman yang berada di depan museum serta nama jalan yang menjadi lokasi museum, yaitu di Jalan Taman Fatahillah no. 1

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk mengenal sejarah Jakarta dan untuk memahami budaya bangsa, ada baiknya kita mengunjungi lokasi-lokasi menarik yang ada di Kota Tua Jakarta :

Berikut 7 Lokasi Yang Menarik Untuk Dikunjungi

1. Museum Sejarah Jakarta

Museum ini disebut juga sebagai Museum Fatahillah. Di dalam gedung yang memiliki tiga lantai ini, kita dapat menemukan 25.000 koleksi benda bersejarah seperti prasasti, meriam, koleksi furnitur antik, gerabah dan lain-lain.

Selain menikmati benda-benda bersejarah, kita juga dapat menelusuri sejarah berdirinya Kota Jayakarta pada tahun 1527, yang menjadi cikal bakal Kota Jakarta masa kini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada masa penjajahan VOC, bangunan museum ini memiliki fungsi sebagai balai kota, ruang pengadilan serta penjara bawah tanah. Sementara lapangan luas di luar gedung merupakan tempat mengeksekusi tahanan.

Anda dapat memasuki kawasan museum ini dengan membeli tiket masuk sebesar Rp 2.000,- per orang. Museum ini terbuka untuk publik setiap hari Selasa hingga Minggu, mulai pukul 9 pagi hingga pukul 3 sore.

2. Museum Bank Indonesia

Sebelum menjadi museum Bank Indonesia, bangunan ini merupakan sebuah bank yang bernama De Javasche Bank, pada tahun 1828, setelah dialih-fungsikan dari rumah sakit Binnen Hospital.

De Javasche Bank ini merupakan awal kehadiran Bank Indonesia, ketika masa kemerdekaan gedung ini menjadi pusat pengendalian ekonomi dan moneter, hingga tahun 1962, ketika Bank Indonesia dipindahkan ke lokasi yang sekarang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Museum ini terbuka untuk umum, setiap Hari Selasa hingga Minggu, dari pukul 08.00- 14.30. Kecuali pada Hari Jum’at, buka pukul 08.30 -11.00. Juga Hari Sabtu dan Minggu, buka sejak pukul 09.00-16.00

Anda dapat berkunjung tanpa dipungut bayaran atau membeli tiket terlebih dahulu. Alias, gratis.

3. Museum Seni Rupa dan Keramik

Museum ini memiliki koleksi 350 lukisan, 1350 jenis keramik dari berbagai daerah, dari seluruh nusantara, hingga bermacam-macam negara. Berlokasi di pusat kawasan wisata Kota Tua Jakarta, Anda akan mudah menemukan museum ini karena bangunannya yang bercorak Eropa dengan pilar-pilar yang tinggi dan megah.

Menariknya, di museum ini Anda tidak hanya bisa menikmati keindahan karya seni dan budaya, melainkan juga bisa belajar bagaimana cara membuat keramik.

Museum ini terbuka bagi publik setiap hari Selasa hingga Minggu dari pukul 09.00-15.00. Tiket masuknya amat terjangkau yaitu Rp 2.000,- bagi pengunjung dewasa, Rp 1.000,- bagi mahasiswa dan Rp 600,- untuk pelajar dan anak-anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Toko Merah

Pada mulanya, Toko Merah ini merupakan rumah seorang Gubernur Jendral VOC, Baron Van Imhoff, yang juga pendiri Istana Bogor.

Daya tarik bangunan ini ada pada warna merah yang menjadi ciri khas bangunan tersebut, selain keotentikan bagian dalam bangunan tersebut.

Sayangnya, Toko Merah ini tidak terbuka untuk publik luas, sehingga bila Anda berminat masuk ke dalamnya, Anda harus mengurus perizinan yang diperlukan.

5. Pelabuhan Sunda Kelapa

Pelabuhan Sunda Kelapa ini memiliki sejarah yang lebih panjang daripada Kota Jakarta. Pelabuhan ini menjadi penghubung antara Indonesia dengan dunia luar, yang menjadi tempat persinggahan kapal-kapal sejak masa keemasan Kerajaan Pajajaran, kedatangan Portugis, kekuasaan Demak, penjajahan Belanda hingga saat ini.

Di lokasi pelabuhan ini, Anda bisa mengunjungi Museum Bahari yang menampilkan dunia kemaritiman Indonesia serta peninggalan sejarah kolonial Belanda masa lalu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anda juga bisa menyaksikan Galangan Kapal VOC dan gedung-gedung VOC yang telah direnovasi, serta mengunjungi Kampung Luar Batang yang bersejarah yang berada di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa

6. Museum Wayang

Museum Wayang ini berada di sebelah kiri Museum Sejarah Jakarta. Bangunan museum ini merupakan gereja yang telah dialih-fungsikan menjadi museum. Museum ini memiliki koleksi 5.147 wayang yang berasal dari nusantara.

Juga memamerkan boneka dan wayang dari berbagai negara, baik Eropa maupun Asia. Koleksinya juga terdiri dari wayang-wayang yang dibuat dari berbagai jenis bahan seperti: wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, dan lain sebagainya.

7. Jembatan Kota Intan

Jembatan Kota Intan merupakan salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Jembatan yang memiliki panjang 30 meter dan lebar 4,43 meter ini, meskipun tidak lagi difungsikan sebagai jembatan, namun memiliki daya tarik untuk dijadikan lokasi pemotretan.

Berada di jembatan ini akan membawa kita pada nuasa masa kolonial dan keriuhan lalu lintas masa silam yang menggunakan kali di bawahnya sebagai sarana transportasi. Selain arsitekturnya yang unik dan menyimpan sejarah Kota Jakarta