Kolik pada bayi merupakan masalah umum yang kerap dialami si Kecil sejak berusia 2 minggu atau lebih. Kondisi ini terjadi ketika bayi lebih rewel dan sering menangis tanpa sebab yang jelas.
NHS mencatat, tangisan bayi kolik umumnya bisa terjadi lebih dari 3 jam sehari atau lebih dari 3 hari dalam seminggu, serta lebih sering terjadi pada sore dan malam hari.
Sebelum mengetahui cara mengatasinya, Bunda perlu mengenali penyebab dan ciri khas tangisan bayi kolik lainnya, seperti bayi menangis sambil mengepalkan tangan dan wajah memerah, sulit ditenangkan, menangis sambil melengkungkan tubuh mereka, dan perutnya terlihat kembung serta penuh gas.
Sayangnya, belum ada penjelasan pasti penyebab mengapa hal ini terjadi.
Namun dikutip dalam laman Healthy Children dari American Academy of Pediatric (AAP), kolik seringkali dikaitkan dengan sensitifnya sistem pencernaan bayi, atau tanda kepekaan terhadap jenis makanan yang dikonsumsi sang ibu saat menyusui.
Selain itu, perilaku kolik juga dikaitkan dengan adanya masalah medis, seperti hernia atau beberapa jenis penyakit lain. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa Ciri Kolik pada Bayi?
Ini bisa jadi ciri kolik pada bayi, jika saat bayi menangis:
- Sulit untuk menenangkan atau menidurkan bayi Anda
- Bayi mengepalkan tangan
- Wajah bayi memerah
- Bayi mengangkat lutut ke perut atau melengkungkan punggung
- Perut bayi keroncongan atau mereka sangat kembung
Namun, ada beberapa alasan bayi menangis, yakni:
Jika Anda tidak yakin apakah bayi Anda sedang mengalami kolik atau tidak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apa Bedanya Kolik dan Kembung?
Bedanya kolik dan kembung adalah kolik merupakan tangisan yang berlangsung lebih dari 3 jam per hari selama lebih dari 3 hari dalam seminggu pada bayi sehat berusia di bawah 3 bulan tanpa penyebab yang jelas, sementara kembung atau perut bergas disebabkan oleh bakteri di usus dan juga dapat tertelan ke dalam usus (aerophagia). Gejala kembung meliputi kerewelan, perut membesar, dan keluarnya gas berlebihan melalui sendawa atau perut kembung.
Perlu diketahui bahwa gas dapat menyebabkan kolik.
Apa Saja Pemicu Kolik?
Para ahli kesehatan belum yakin dengan apa sebenarnya pemicu kolik. Namun, ada beberapa teori tentang penyebab kolik terjadi, termasuk:
- Temperamen dan penyesuaian diri dengan dunia. Bayi baru lahir juga harus menyesuaikan diri dengan dunia tempat mereka tinggal dan mereka membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan cahaya, suara keras, dan semua rangsangan lain di sekitar mereka tanpa kesulitan. Sama seperti orang dewasa, beberapa bayi mudah bergaul, dan beberapa tidak sabar. Menangis mungkin merupakan salah satu cara bayi untuk melampiaskan perasaan saat ia menyesuaikan diri dengan dunia.
- Ketidakmampuan untuk menenangkan diri. Beberapa bayi tampak terlalu sensitif terhadap rangsangan dan tidak dapat menenangkan diri. Seiring bayi tumbuh dewasa, ia lebih mampu mengatur sistem sarafnya yang belum matang. Saat ini terjadi, kolik menghilang.
- Gas. Gas dapat menyebabkan kolik. Gas diproduksi oleh bakteri di usus dan juga dapat tertelan ke dalam usus (aerophagia).
- Alergi susu. Alergi susu dapat menyebabkan sakit perut, tetapi biasanya juga menyebabkan diare. Bayi yang tidak dapat menoleransi susu sapi dan merespons perubahan susu formula mungkin memiliki alergi susu. Namun, tidak ada bukti bahwa beralih ke susu formula bukan berbahan dasar susu berpengaruh pada kolik.
Berapa Lama Kolik Terjadi pada Bayi?
Sekitar seperlima dari semua bayi mengalami kolik, biasanya antara minggu kedua dan keempat. Seiring bertambah usianya, kondisi ini akan berkurang dan berhenti pada umur 3 hingga 4 bulan, tetapi bisa berlangsung sampai bayi berusia 6 bulan.
Durasi tangisan kolik ini biasanya mencapai puncaknya sekitar 3 jam sehari pada usia 6 minggu, dan kemudian menurun menjadi 1 atau 2 jam sehari pada usia 3 hingga 4 bulan. Selama bayi Anda tenang dalam beberapa jam dan relatif tenang sepanjang hari, Anda tidak perlu khawatir.
Cara Mengatasi dan Menghadapi Kolik pada Bayi
Saat bayi Anda sedang mengalami kolik, lakukan beberapa cara ini untuk menghadapi dan mengatasinya dengan tetap tenang:
- Perhatikan Makanan Ibu Menyusui. Dikutip dari laman Healthy Children dari AAP, kolik bisa dikaitkan dengan kepekaan bayi terhadap makanan yang dikonsumsi sang ibu saat menyusui. Jadi jika Bunda sedang menyusui dan bayi Anda menunjukkan gejala kolik, coba hindari terlebih dahulu produk susu, kafein, atau jenis makanan lainnya yang berpotensi menyebabkan intoleransi dari pola makan Anda. Tetap konsultasikan pada dokter anak tentang hal ini.
- Ganti Formula yang Dikonsumsi si Kecil. Jika Bunda memberikan susu formula kepada bayi, diskusikan dengan dokter anak apakah perlu mengganti susu formula yang ia konsumsi, seperti protein hidrolisat. Kurang dari 5% tangisan kolik disebabkan oleh sensitivitas terhadap makanan, namun dalam kasus yang jarang terjadi, mengganti jenis susu dapat membantu kondisi ini dalam beberapa hari.
- Jangan Memberi Makan Bayi Berlebihan. Frekuensi menyusui bayi memang masih tinggi. Namun, terlalu banyak menyusu ternyata juga bisa membuat bayi tidak nyaman. Cobalah memberi jeda setidaknya 2 hingga 2 1/2 jam dari tiap sesi menyusui.
- Gendong Bayi. Cara mengatasi kolik pada bayi lainnya bisa dengan menggendongnya. Tenangkan bayi Anda dengan menggendong dan memeluknya. Dekapan Anda sangat dibutuhkan si Kecil saat kondisi ini. Cobalah gendong bayi dalam posisi yang tegak seperti menyendawakannya.
- Ajak si Kecil Berjalan-jalan. Gendonglah bayi Anda sambil mengayun atau menimang-nimangnya. Bunda juga bisa mengajak si Kecil berjalan-jalan dalam gendongan untuk mencari udara segar sambil menenangkannya. Konon, efek ayunan atau getaran bisa menenangkan bayi yang kolik, seperti dikutip dari laman Kids Health.
- Tummy Time. AAP merekomendasikan untuk membaringkan bayi Anda dalam posisi tengkurap (tummy time) di atas lutut Anda sambil mengusap punggungnya dengan lembut. Tekanan pada perut dapat membantu menenangkannya. Jika mereka tertidur dalam posisi ini, letakkan bayi perlahan di tempat tidurnya dengan posisi telentang.
- Berikan Kehangatan. Ciptakan kondisi yang hangat untuk si Kecil, seperti Bunda bisa membedungnya atau memandikannya dengan air hangat saat jam mandi.
- Pasang Lagu Pengantar Tidur. Musik yang lembut atau lagu yang biasa Anda putarkan untuk pengantar tidur bisa membantu menenangkan kolik si Kecil. Pastikan nyalakan lagu dengan volume yang pas dan tidak bising.
- Lakukan Pijat Bayi. Pijat bayi sering kali menjadi cara yang direkomendasikan untuk mengatasi kolik pada bayi. Namun, sebaiknya bicarakan dengan dokter anak Anda tentang perawatan rumahan apa pun yang ingin Anda coba, termasuk dengan pijat.
Apalagi jika Bunda belum pernah memijat si Kecil. Pijatan kolik di bagian perut bayi tidak dilakukan dengan sembarangan.
Ada teknik pijat tertentu yang harus dilakukan dengan hati-hati dan lembut.
Dilansir dalam laman Healthline, ada beberapa teknik pijat perut bayi yang tercatat dalam buku “Infant Massage: A Handbook for Loving Parents” karya Vimala McClure, antara lain:
- Pijat searah jarum Jam. Bayangkan putaran jam di perut bayi Anda. Mulailah pada arah jam 7 atau 8 dan gerakkan dari kiri ke kanan dalam bentuk setengah bulan, usap perlahan dan geser tangan Anda searah jarum jam. Kemudian, satu tangan mengikuti yang lain.
- Pjatan ibu jari. Letakkan kedua ibu jari Anda sejajar di atas perut bayi, tepatnya di atas pusar. Tekan perlahan ke bagian dalam, geser ibu jari menjauhi satu sama lain (arah samping).
- Pijat I Love U. Mulai dari sisi kanan pusar bayi Anda, arahkan membentuk huruf I dari arah atas ke bawah. Lanjutkan dengan membentuk huruf L terbalik, mulai dari sudut kiri atas perut bayi bergerak ke samping (bagian atas pusar), dan tarik ke bawah di sisi kanan. Akhiri dengan bentuk huruf U terbalik, dimulai dari sudut kiri bawah perut bayi dan tarik ke atas, lalu melintasi bagian atas pusar, dan kembali ke sisi kanan.
Usapan lembut di bagian perut saat memijat si Kecil akan mendorong udara yang terperangkap di perut bayi. Bunda bisa melakukan pijatan ini di pagi hari atau sebelum bayi tidur.
Jika bayi baru menyusu, Mayo Clinic menyarankan menunggu setidaknya 45 menit setelah menyusui untuk mengurangi risiko bayi muntah.
Pijat bayi di tempat yang hangat dan tenang. Bunda mungkin juga bisa menggunakan minyak, cream, atau losion agar lebih nyaman saat memijat bayi.
Namun, perhatikan juga kandungan dan bahan-bahannya dengan memilih yang aman dan nyaman untuk si Kecil.
Demikianlah informasi tentang kolik pada bayi. Semoga membantu, Parents.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.