Dikabarkan 4 Anak Yatim Terlantar di Sumedang, Ini Klarifikasi Ibu Mereka

Video anak-anak yatim di Sumedang yang dinyatakan terlantar menjadi viral. Rupanya sang ibu sedang ke luar kota untuk bekerja, bukan menelantarkan mereka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa hari belakangan ini, sebuah video yang menampilkan anak-anak yatim di Sumedang yang terlantar menjadi viral dan mendapat perhatian dari banyak orang.

Baca: Menyedihkan, 4 Anak Yatim di Sumedang Terlantar Ditinggalkan Sang Ibu [Video]

Dengan kisahnya yang menjadi viral, banyak pihak yang turun tangan untuk memberikan bantuan. Baik dari kalangan selebritis, maupun dinas sosial ikut memberikan bantuan.

Namun ternyata, setelah ditelusuri lebih lanjut, ibu dari anak-anak yatim di Sumedang tersebut bukannya menelantarkan mereka. Tetapi sedang bekerja di luar kota sehingga terpaksa meninggalkan anak-anaknya, dengan dititip pada tetangga.

Ibu dari anak-anak yatim di Sumedang itu bernama Yuyun, dua anak tertuanya bekerja di Jakarta. Yuyun terpaksa harus meninggalkan anak-anaknya sendirian karena harus tinggal di Wargaluyu, agar lebih dekat dengan tempat usaha jual beli kayu.

Yuyun menghidupi anak-anaknya dari usaha jual beli kayu tersebut, seminggu yang lalu ia pergi ke Malang untuk urusan bisnis. Namun dibuat terkejut karena melihat berita yang tersebar di media bahwa ia telah menelantarkan anak-anaknya.

Padahal, selama kepergiannya, Yuyun sudah menyiapkan bekal untuk keempat anaknya yang ia titipkan kepada tetangga. Melihat berita yang tersebar di internet, membuat Yuyun sakit hati.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Yuyun menolak bala bantuan yang diberikan pada keluarganya, meski jumlah sumbangan mencapai puluhan juta rupiah. Yuyun merasa masih sanggup menafkahi anak-anaknya, dan ia tidak ingin menerima belas kasihan dari orang lain.

Budi Margono, salah satu pegawai Badan Amil Zakat Nasional mengunjungi keluarga Yuyun untuk memberikan sumbangan, karena melihat video anak yatim yang viral tersebut.

Sesampainya di sana ia dibuat terkejut oleh kenyataan yang ternyata tidak sesuai dengan berita yang tersebar di internet. Budi pun menulis di akun Facebook pribadinya mengenai klarifikasi berita ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Klarifikasi ibu dari anak-anak yatim di Sumedang

YUYUN NAMA WANITA TANGGUH ITU Pagi itu ( 11/3) menyeruak khabar tak sedap dari sebuah media online bertajuk menyayat hati "Bikin Nangis! Bocah 5 SD Urus 3 Adiknya Usai Ayah Meninggal dan Ibunya Kabur." Sontak membuat tim Layanan Aktif BAZNAS (LAB) bergidik bulu kuduknya. Tak menunggu waktu lama tim disiapkan dan segera meluncur ke lokasi seperti dikhabarkan media tsb. Tiba di lokasi, tim LAB mendapati keluarga tersebut didampingi pihak Kecamatan Tanjungmedar. Pak Nana panggilannya dari bagian kasi sosial. Adalah Yuyun Bayuningrum (41) nama ibu dari 6 orang anak yang dikhabarkan kabur oleh media tersebut. 2 anaknya bekerja di Jakarta. 4 anak lainnya berada di rumah dan ternyata sudah terbiasa ditinggal untuk bekerja. Ibu Yuyun ini usaha jual beli kayu. Tinggal di Wargaluyu Sumedang agar dekat dengan bahan baku usahanya. Sebelum berangkat berikhtiar usaha kayunya, ia selalu mempersiapkan bekal untuk ke-4 anaknya. Baik susu, makanan dan kebutuhan lainnya. Seminggu yang lalu ia meninggalkan Sumedang ke Kota Malang untuk keperluan usaha, namun di sana ia dikejutkan khabar media. Ia diduga menelantarkan anaknya. Padahal keluarga yang ditinggalkannya tidak ada kendala apa-apa dan berjalan seperti biasanya. "Tidak ada niat sedikit pun menelantarkan anak-anak saya." Ujar Ibu Yuyun pendatang dari Kp. Rambutan Jakarta Timur kepada tim LAB di kontrakannya yang ia bayar sebesar Rp. 200.000,- setiap bulannya. Selain keperluan makan dan minum anak-anaknya, ia juga menitipkan kartu ATM kepada anak lelakinya. Yang ternyata juga sudah terbiasa mengambil uang transferan dari ibunya kala tak berada di rumah. Setelah beredar khabar di media tersebut, bantuan banyak mengalir namun akhirnya diputuskan oleh keluarga untuk distop terutama yang berupa uang. Alasannya sederhana, karena merasa tidak ada permasalahan dalam keluarganya. Angkanya sudah mencapai 13 juta rupiah, bahkan Ada bantuan sebesar 50 juta rupiah personal dari seseorang berasal dari Kalimantan Timur namun ditolak, sekali lagi karena keluarga merasa masih mampu membiayai dirinya. Dan banyak lagi bantuan tunai lainnya yang juga ditolak dengan alasan serupa. Termasuk bantuan beasiswa BAZNAS untuk anaknya. Ketika tim LAB datang, juga hadir dari persatuan artis hendak memberikan bantuan senilai 10 juta, lagi-lagi ditolaknya. Kisahnya berawal, ketika anak ke-3 nya Evan, yang mengurus adik-adiknya hendak mengambil uang di ATM. Seseorang berusaha membantu Evan saat itu untuk mengambilkan uang di mesin ATM. Khabarnya orang tersebut dari sebuah media yang kemudian tergerak menyebarkan berita bahwa ibu Yuyun telah pergi menelantarkan anaknya. "Meski lokasi kontrakannya di gunung, tapi merupakan wilayah yang relatif padat penduduk. Logikanya gak mungkin ada bayi tapi tetangga gak peduli." Tutur Waliman kru LAB yang menyambangi keluarga Yuyun. "Apalagi sang tetangga juga mendapat uang lelah 100 ribu rupiah untuk membantu menjaga anak-anak Ibu Yuyun di kala meninggalkan rumah untuk menghidupi keluarga selepas sang suami tercinta wafat." tambah Waliman. "Terlebih di lokasi pedesaan tersebut terlihat warganya masih menjunjung tinggi nilai kebersamaan." Pungkasnya. Ibu Yuyun nampaknya adalah sosok wanita tangguh yang menjaga kehormatan keluarganya. Tanpa mengurangi rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada para dermawan, Ibu Yuyun tetap bersi keras untuk menghidupi keluarganya dari hasil usahanya sendiri. Sebuah fenomena langka di zaman seperti sekarang ini. Di saat bantuan tunai mengalir deras, ia mampu menjaga iffah, kehormatan keluarganya. [Jay]

Yuyun juga menyatakan dengan tegas bahwa dirinya tidak pernah menelantarkan anak-anaknya. Tuntutan pekerjaan mengharuskan Yuyun meninggalkan rumah, dia sudah membekali sang anak biaya kebutuhan sehari-hari selama dirinya tidak ada.

Mari berpikir positif dengan tidak menghakimi Yuyun yang harus meninggalkan anak-anaknya karena bekerja. Menjadi ibu tunggal dari anak-anak yang masih kecil bukanlah hal mudah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Yuyun dengan tegarnya bekerja sambil membesarkan anak-anaknya sendirian setelah sang suami meninggal dunia. Semoga Yuyun selalu diberi kesehatan dan anak-anaknya tumbuh menjadi orang yang membanggakan Yuyun di masa tuanya.

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/kisah-mengharukan-bayi-hydrocephalus/

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Fitriyani