"Suamiku selalu memaksa berhubungan badan, apakah ini pemerkosaan dalam pernikahan?"

Suaminya terus menerus mengajaknya berhubungan seksual. Si istri ragu, apakah ini adalah pemerkosaan dalam pernikahan? Bagaimana menurut Anda?

Cerita pemerkosaan dalam pernikahan yang kualami

Baiklah, aku akan mulai cerita ini dengan menerima bahwa dalam jangka waktu yang lama aku bahkan tidak menyadari bahwa apa yang terjadi dalam perkawinanku barangkali adalah pemerkosaan dalam pernikahan.

Ketika berita soal cerita pemerkosaan dalam pernikahan tampil di saluran TV, aku mulai berpikir bahwa mungkin saja aku adalah korban dari masalah ini juga. Sekarang sebelum Anda menyebut aku bodoh atau naif, tolong dengarkan aku.

Aku adalah seorang gadis dari kota kecil. Meskipun begitu, aku ada di dalam keluarga yang cenderung akademis - Ayah adalah seorang guru di sekolah panchayat setempat.

Aku bisa wisuda lewat jalur korespondensi karena universitas terdekat berjarak sekitar 50 km dari kotaku ada di pedalaman Bihar.

Gadis-gadis di komunitasku menjalani kehidupan dalam perlindungan yang ketat, sehingga gagasan untuk memiliki teman pria atau berkencan sama sekali tidak mungkin dipertanyakan. Kami juga tumbuh dalam lingkungan yang sangat mengekang, sehingga bagi temanku dan aku saat itu, gagasan tentang pernikahan hanya seputar kita punya pasangan untuk tidur, dan pikiran itu sudah cukup menakutkan bagi kami.

Maksudku, Anda harus mengerti bahwa tidak satu pun dari enam orang teman perempuanku pernah tersentuh oleh seorang pria. Tentu saja, setelah aku menikah, teman-teman langsung menggoda sambil cekikikan dan menyeringai nakal bertanya kepada saya tentang malam pertama.

Ketika aku mengatakan kepada mereka bahwa suamiku minta berhubungan seks empat kali dalam semalam, teman-temanku tertawa terbahak-bahak. Mereka mengatakan kepadaku bahwa aku diberkati karena suamiku punya nafsu yang besar.

Seiring berlalunya bulan, aku mulai bertanya-tanya apakah aku benar-benar diberkati. Fakta bahwa suami memiliki nafsu yang besar untuk seks tidak bisa diragukan.

Dia berkeras untuk berhubungan seks setiap hari. Terkadang bahkan di pagi hari ketika waktunya sudah mepet dan aku harus memberi makan bayi  kami yang berumur enam bulan.

Dia bahkan menolak untuk memakai kondom.

Tubuhku terus-menerus mengonsumsi pil KB. Pada hari-hari ketika aku sedang lelah dan tidak mood untuk seks, dia mengatakan kepadaku untuk memejamkan mata dan berbaring saja saat dia memuaskan dirinya sendiri.

Artikel terkait: Suamiku berhubungan seks dengan pelacur, apa yang harus aku lakukan?

Di hari-hari menstruasi, dia akan sangat kasar dan tampak marah. Terkadang dia ngotot berhubungan seks denganku selama haid meski masih menggerutu karena adanya darah itu.

Dia sama sekali tidak memperhatikan kesehatanku juga. Ketika aku baru melahirkan enam bulan yang lalu, dokter menyarankan untuk menghindari seks selama beberapa waktu karena aku juga memiliki banyak jahitan.

Tapi suamiku hanya bisa menunggu selama dua hari, dan tetap memaksa berhubungan seks denganku meski aku sedang sakit dan akhirnya pendarahan berat. Selama satu bulan selanjutnya dia habiskan dalam kemarahan karena dia tidak dapat memuaskan napsunya akibat pendarahan tersebut.

Aku sampai berbicara dengan dokter wanita di apotek lokal, karena ada hari-hari dimana aku merasa sangat lemah dan merasa tidak bernyawa hingga aku benar-benar menangis saat kami berhubungan seks.

Dokter memintaku untuk minum beberapa tablet kalsium untuk mengurangi rasa sakit saat berhubungan seks. Dia juga menyuruhku untuk makan madu dan air kelapa sebelum tidur karena dia mengatakan ini akan membantu mood bercinta juga.

Hal ini telah berlanjut selama dua tahun dan pemikiran tentang seks yang selalu menyakitkan membuatku tak bisa bergairah. Hal yang berlebihan bisa sangat buruk, dan aku sudah berkali-kali memberi tahu suamiku tentnag ini. Tapi dia mengatakan bahwa aku harusnya bersukur dan menikmati seks dengannya karena ada begitu banyak orang yang mencari kesenangan ini di luar nikah.

Haruskah aku menanggung rasa sakit ini seumur hidup? Karena jika tidak, suamiku mungkin akan mendatangi perempuan lain karena ia selalu bernafsu?

Apakah Anda menganggap yang aku alami ini sebagai cerita pemerkosaan dalam perkawinan?

Apa yang harus aku lakukan? Tolong bantu aku!

 

(Nama tidak dipublikasikan atas permintaan penulis)

Artikel ini pertama terbit di The Indus Parent

 

Artikel terkait:

id.theasianparent.com/suami-poligami-istri-hamil/

 

Penulis

Syahar Banu