Tidak ada yang mustahil dilakukan oleh seorang ibu demi anaknya, mengorbankan diri sendiri bahkan nyawa sudah pasti dilakukan bila keselamatan sang anak taruhannya. Seperti kisah ibu bernama Fiona Simpson dari Queensland, Australia. Dia sempat menjadi topik berita utama di berbagai media internasional setelah menyelamatkan putrinya dari badai salju.
Kisah ibu melindungi sang anak dari badai hujan es
Kisah ibu ini bermula saat ia sedang mengendarai mobil pulang bersama neneknya yang berusia 78 tahun. Saat itu badai hujan es turun dengan lebatnya.
Dilansir dari media ABC Australia, hujan es itu seperti seperti hendak meledakkan jendela mobilnya. Fiona memiliki seorang putri berusia 4 bulan bernama Clara. Ia semakin ketakutan melihat butiran es yang terus menghujani mobilnya.
Clara yang berada di kursi belakang berada dalam bahaya karena kondisi jendela belakang mobil yang terbuka, Fiona takut hujan es akan melukai Clara.
Fiona langsung menepikan mobilnya, lalu melompat ke kursi belakang untuk melindungi sang buah hati.
Artikel terkait: Kisah seorang ibu melawan kanker demi bisa hidup lebih lama bersama putrinya
Fiona mengatakan saat hujan mulai datang, jendela belakang mobil di mana putrinya duduk itu masih dalam keadaan terbuka. Putrinya mulai menjerit ketakutan, karena hujan es turun lagi dengan sangat lebatnya.
“Saya melompati kursi belakang, di atas kursi mobilnya, menjadikan tubuhku sebagai pelindung di atas tubuhnya. Clara menjerit-jerit dengan sangat keras,” tutur Fiona.
Fiona menjelaskan mengenai kondisi badai itu sampai hujan es turun. Awalnya hujan yang terjadi sangat kecil dan dia berpikir semua akan baik-baik saja. Tapi ternyata sebaliknya, kian memburuk. Hingga akhirnya Fiona menepi karena sudah tidak bisa melihat, jarak pandang di depannya terhalang salju.
“Kaca mulai pecah. Saya ingat betul es yang turun sebesar bola tenis,” catat Fiona.
Setelah badai berlalu, Fiona berjalan pulang dan berteriak minta tolong kepada tetangga untuk memanggil petugas kesehatan. Belum sampai masuk ke ambulans ia menyadari bahwa jika tidak dengan cepat menyelamatkan anaknya, maka bisa saja putrinya terluka parah atau meninggal dunia.
“Apapun bisa terjadi. Saya bersyukur bisa menyelamatkan nyawa putri saya,” katanya kepada ABC.
Tubuhnya “mati rasa” dan dipenuhi dengan “luka memar yang signifikan,” dan foto-foto lukanya — yang ia bagikan di media sosial, sangat memilukan.
-Fiona Simpson-
“Untungnya, si kecil Clara hanya memiliki beberapa luka dan memar tetapi tidak ada yang besar, tidak seperti saya,” kata Simpson.
“Saya masih tidak percaya itu terjadi dan saya sangat bersyukur putri saya selamat,” tambahnya.
Ia mengatakan kalau kondisi neneknya malah lebih buruk. Tetapi sudah dirujuk di rumah sakit sehingga tertolong nyawanya.
“Saya sakit dan lelah, tapi suami saya benar-benar sungguh-sungguh dalam menjaga kami,” ucapnya.
Meski telah mengalami hal buruk saat badai hujan es, Fiona bersyukur dirinya, neneknya, dan bayi perempuannya selamat dari pengalaman mengerikan ini.
“Pada akhirnya, yang terpenting adalah kami masih hidup, mobil dapat diganti dan memar dapat sembuh dan kita semua aman sekarang,” ujarnya.
Ibu ini berpesan kepada siapa saja yang mengalami situasi yang sama:
“Jika Anda tahu ada badai datang dan hanya menunggu saja. Kami melakukan hal yang benar, tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Saya hanya tidak percaya es bisa melakukan itu, ” tutupnya.
Hujan es sebesar bola tenis di Australia menimbulkan banyak kerugian
Melansir dari laman Kompas, hujan es sebesar bola tenis tersebut tidak hanya hampir membahayakan nyawa Fiona dan keluarganya. Sebagian besar warga Sydney Australia juga terkena dampaknya. Banyaknya mobil dan properti yang rusak akibat hujan es tersebut, membuat banyak orang melakukan klaim asuransi.
Bahkan, ICA (Dewan Asuransi Australia) menyatakan bahwa pasca hujan es yang terjadi pada Desember 2018 tersebut, sebanyak 25,000 klaim asuransi diajukan. Dan kerugian yang dialami warga Australia akibat hujan es mencapai 125 juta dollar, atau setara 1,2 Miliar rupiah.
Banyak mobil dan kendaraan bermotor rusak, serta atap rumah yang bolong akibat dihantam hujan es. Serta banjir yang melanda akibat hujan tersebut. Selain itu, puluhan jadwal penerbangan juga ditunda atau bahkan dibatalkan akibat badai ini.
Sumber : Parents, Kompas
Baca juga :
Ibu meninggal terseret kereta, putrinya berusia 2 tahun bertahan hidup