Tak menyangka akan jadi ayah tunggal
Ibunya meninggalkannya sebulan setelah ia lahir. Persephone, gadis kecil 10 bulan itu kini hidup berdua dengan sang ayah tunggal.
Richard Johnson, 21 tahun, sebelumnya tak pernah berpikir untuk punya anak, apalagi menjadi ayah tunggal. Richard berasal dari keluarga yang kurang bahagia.
“Ayah saya tidak pernah ada di foto keluarga. Dan saya tidak ingin itu terjadi pada anak saya.
Karena itu dulu saya putuskan untuk tidak punya anak. Saya tidak ingin apa yang saya alami dialami anak saya,” kata Richard dalam sebuah wawancara dengan Yahoo Parenting.
Namun hal itu berubah ketika ia bertemu dengan seorang perempuan yang kemudian menjadi ibu anak perempuannya.
“Kami memutuskan untuk punya anak dan saya ingin memberikan anak saya apa yang tidak saya miliki,” lanjut pemuda asal Las Vegas ini.
Sang ibu kabur
Bagi Richard momen paling menyeramkan dalam hidupnya adalah ketika ia tahu pasangannya hamil.
Semakin ia memikirkan hal itu, semakin ia panik.
“Saya tidak tahu bagaimana caranya menjadi ayah, kecuali seperti apa yang saya lihat di televisi atau film,” tutur Richard.
Sebulan setelah gadis kecilnya bernama Persephone lahir, sang ibu meninggalkan mereka berdua.
Sebelumnya sang ibu sempat membawa Persephone ke kota lain. Namun seminggu kemudian, ia meminta Richard menjemput bayi mereka. Jika tidak, ia akan memberikan bayi lima minggu itu untuk diadopsi orang lain.
Richard tak punya pilihan. Ia kemudian datang menjemput bayinya dan seketika menjadi ayah tunggal.
“Ia meninggalkan kami pada Februari. Hingga kini kami tidak tahu mengapa. Mungkin trauma setelah melahirkan. Setelah itu hingga kini hanya ada kami berdua,” kisah Richard.
Mengikuti komunitas para ayah
Minggu-minggu pertama menjadi hari tersulit bagi mereka. Namun Richard tidak menyerah begitu saja.
Ia bertanya pada teman-teman yang punya pengalaman membesarkan anak perempuan.
Ia menghabiskan hampir 1000 jam untuk menonton Youtube. Mulai dari berbagai teori parenting, hingga cara mengepang rambut dan mencat kuku anak perempuan.
Secara tak sengaja, Richard menemukan laman Life of Dad, sebuah komunitas online bagi para ayah. Laman inilah yang kemudian menjadi penyemangat hidup ia dan putrinya.
www.facebook.com/lifeofdad/photos/a.434607921426.227352.299622516426/10153641487446427/?type=3
Dari laman ini ia menemukan banyak ayah di luar sana yang memiliki situasi hampir sama dengannya, dan mereka bertahan. Mereka saling berbagi kisah membesarkan anak perempuan.
Hingga Richard menulis surat pada Life of Dad. Kamis, 10 November lalu, Life of Dad memposting surat curhatan Richard dan seketika menjadi viral.
Bacalah isi surat sang ayah tunggal tersebut di halaman berikut:
Isi surat si ayah tunggal
“Saya gugup dan takut menjadi ayah. Namun kini saya seorang ayah tunggal dan menjalani dua peran. Saya tak yakin saya bisa melakukannya.
Page ini jadi booster percaya diri dan sangat membantu saya menghadapi ini semua… kalian semua benar-benar menolong saya dan anak saya.
Kami berdua sangat bahagia kini dan tumbuh bersama setiap hari. Kini Persephone 10 bulan dan saya sering ditanyai soal parenting oleh kawan saya.”
“Saya menghabiskan sebagian besar malam memeluk anak saya ketika ia tidur. Karena saya tak yakin saya akan menjadi ayah yang cukup baik untuk dia,”tulisnya.
“Satu malam ketika pertama kali ia bisa merangkak, ia datang pada saya dan meletakkan tangan kecilnya di pipi saya dan menatap mata saya.
Saya mengartikannya sebagai ‘Ayo Ayah, banyak hal yang harus kita lakukan.’
Jadi saya katakan pada dia jangan menangis lagi, untuk kita berdua, dan kita akan berjuang untuk menjadi bahagia. Kami memegang janji itu.”
Komentar ini mendapat 3300 likes.
Ada kalanya ia merasa malu menjadi ayah tunggal. Ia tipe pria yang tak pernah berada di antara bayi.
Namun semua usahanya kini membuatnya bahkan bisa mengepang rambut lebih baik daripada perempuan dewasa.
Meski Persephone belum punya rambut,”Namun saya ingin siap-siap!” katanya.
Mereka kemudian tinggal bersama ibu tunggal lain dengan bayi laki-laki berusia 6 bulan.
Meskipun mereka tidak berpasangan namun mereka saling membantu. “Saya menjaga anak lelakinya ketika ia bekerja, begitu sebaliknya.”
Richard kini bekerja part time dan ia memilih kerja malam agar mereka bisa gantian menjaga anak-anak.
David Guest, salah satu pendiri Life of Dad, mengatakan kisah Richard adalah simbol lelaki yang ingin diperkenalkan website ini.
“Sifat keayahan itu universal dan itu adalah hal terpenting dan paling emosional yang dialami setiap pria dalam hidupnya,” katanya.
“Membaca tulisan Richard Anda bisa benar-benar melihat perjuangannya sendiri dengan anak perempuannya. Anda bisa lihat keterbukaannya dan rentan dikecam kecemasannya.”
Kini Richard bahkan tak percaya bahwa dulu ia tidak ingin punya anak, “Saya ingin kasih yang terbaik yang saya bisa. Saya ingin mengajarkannya percaya pada saya.
Saya ingin ada ketika ia tidur dan bangun. Kini saya menatap ke depan. Ia tersenyum tiap kali saya melihatnya.
Dia sahabat saya dan bayangan kecil saya. Saya katakan padanya tentang apa saja.
Meski saya tahu ia tak sepenuhnya mengerti, namun suatu hari ia akan mengerti.
Saya banyak berfoto dengan dia dan menulis untuknya setiap hari, jadi suatu hari nanti ia bisa melihat ke belakang dan punya pendapat sendiri tentang apa yang terjadi dan berharap ia tak pernah marah.
Orang bilang dia beruntung namun saya lah yang beruntung karena memilikinya.”
Parents, semoga kita bisa memetik banyak pelajaran dari kisah ayah tunggal ini.
Sumber : Yahoo Parenting
Baca juga: