Penangkapan pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) di Banyu Urip Kidul, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (12/8/2020) ternyata membuka kisah pilu sang pelaku. Seorang ABG frustasi.
Adalah Zidan Hadi Putra, pemuda berusia 19 tahun ini ditangkap bersama empat orang kawannya. Saat memberikan keterangan, ia mengungkapkan cerita sedih yang membawanya pada jurang kehancuran.
Kepada petugas kepolisian, dirinya menceritakan awal mula terjerumus ke lembah hitam. Bagaimana kisahnya?
Kisah ABG Frustasi Curi Motor: Keluarga Hancur karena Narkoba
Zidan tak pernah tahu nasib bisa sedemikian buruk menimpa dirinya dan keluarga. Pemuda yang hidup bersama neneknya itu ditinggal mati oleh sang ayah karena terjerat kasus narkoba.
Bahkan, ayah Zidan ditembak mati oleh anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) karena melawan saat hendak ditangkap. Sang ayah diduga membawa narkoba untuk dijual. Andai ayahnya tidak melawan, nasibnya kini mungkin akan seperti istrinya.
Ya, ibu kandung Zidan juga ditangkap anggota kepolisian karena terbukti menyimpan beberapa kilogram sabu. Saat ini ibunya pun masih berada di balik jeruji besi bersama kakak Zidan.
Kanit Polsek Sawahan Iptu Ristitanto mengatakan, Zidan mencuri sepeda motor karena frustasi keluarganya hancur. Ia merasa putus asa karena ayah ditembak mati oleh BNN. Ia pun harus terpisah dari sang ibu dan kakaknya yang belum dibebaskan dan masih harus di penjara.
“Dari pengakuan tersangka, keluarganya hancur. Ia frustasi karena sang ayah ditembak BNN atas kasus narkoba. Begitu juga ibu dan kakaknya juga terlibat kasus narkoba dan belum keluar penjara,” kata Iptu Ristianto, Senin (24/8/2020).
Baca juga: Ajarkan anak sopan santun dengan 3 cara terbaik berikut ini!
Kisah ABG Frustasi, Tinggal Bersama Nenek dan Terjerumus Pergaulan Bebas
Sejak ibu dan kakaknya di penjara, Zidan diasuh oleh neneknya. Mereka hidup serba kekurangan, tinggal di sepetak rumah di sudut Kota Surabaya. Nahas, meski sang nenek kerap menasehati Zidan agar menjauhi lingkungan yang buruk, ia justru semakin dekat dengan pergaulan bebas.
Zidan mentato hampir sekujur tubuhnya, ia juga hobi menenggak minuman keras (miras) bersama kawan-kawannya.
Akhirnya, ia pun terlibat dalam aksi curanmor yang dimotori oleh dirinya dan teman-temannya. Terhitung, dari lima orang yang ditangkap polisi, hanya tiga orang yang dijebloskan ke dalam penjara, termasuk Zidan.
Satu Keluarga Mendekam di Penjara
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Zidan kini terpaksa mendekam di penjara. Sontak, ia dan keluarganya pun harus merasakan dinginnya sel penjara guna menebus perbuatan mereka.
“Ya mungkin karena pelaku hidup di lingkungan yang tak terdidik. Sehingga psikologis pelaku akhirnya ikut rekannya bertindak kriminal. Padahal sang nenek juga sudah membina cucu satu-satunya yang hidup bersamanya. Akhirnya komplet sudah satu keluarga masuk penjara,” kata Iptu Ristianto.
Cara Mencegah Anak Terjerumus Pergaulan Bebas
Kisah yang dialami oleh Zidan menjadi cerminan bahwa mendidik seorang anak memang tidak pernah mudah. Namun, selalu ada cara untuk mencegah anak terjerumus dari hal-hal negatif seperti yang dialami Zidan.
Para pakar psikolog mengatakan, setidaknya ada tiga kunci utama yang bisa dilakukan oleh para orangtua agar anak-anaknya tidak terjerumus ke lembah hitam. Apa saja?
Baca juga: Mengapa Remaja Suka Memberontak?
1. Menjelaskan Konsekuensi, Bukan Melarang
Tindakan melarang hanya akan membuat anak semakin merasa penasaran. Alih-alih menjauh, ia justru akan mendekati hal-hal yang dilarang. Cara yang paling bijaksana adalah dengan menjelaskan konsekuensi dari setiap tindakan yang akan ia lakukan, misalnya teekait dengan risiko jika melakukan seks sebelum menikah.
Seks yang dilakukan tanpa pengaman bisa mengakibatkan kehamilan dan Penyakit Menular Seksual (PMS). Begitu juga dengan narkoba, rokok, minum-minuman keras, atau perbuatan mencuri. Katakan konsekuensi yang harus diterima sang anak apabila melakukan hal-hal tersebut dan berikan penjelasan sebaik-baiknya.
2. Membuka Ruang Diskusi
Tak dapat dipungkiri, terkadang berbicara dengan anak remaja jauh terasa lebih sulit dibanding berbicara dengan rekan kerja yang menyebalkan sekalipun. Tapi, bukan berarti komunikasi tidak bisa dilakukan. Caranya, lakukan diskusi yang mendorong anak bersikap lebih terbuka kepada orang tua atau pengasuh.
Dengan demikian, apabila ia mulai penasaran dengan hal-hal seperti rokok, minuman keras, dan ingin pulang sampai larut malam, orangtua juga harus pro aktif bertanya mengapa ia ingin melakukannya.
3. Menanamkan Nilai Moral Sejak Dini
Setiap keluarga dengan latar belakang yang berbeda pasti meyakini nilai moral yang berbeda. Apapun bentuknya, pastikan Anda sebagai orangtua bisa menanamkan nilai moral kepada anak sejak dini. Dengan demikian, ia bisa mencerna mana yang baik dan mana yang buruk.
Tentu saja, dalam hal ini, perilaku orang tua sehari-hari juga menjadi contoh bagaimana menanamkan nilai moral kepada anak. Oleh sebab itu, pastikan untuk memberikan contoh yang baik bagi anak-anak.
Apa yang dilakukan Zidan setidaknya bisa memperliatkan betapa besar pengaruh lingkungan terdekat, dalam hal ini keluarga dalam perkembangan dan perilaku anak. Bagaimanapun, keluarga memang berperan besar menentukan anak akan tumbuh menjadi orang yang seperti apa. Yuk, jaga anak-anak kita jangan sampai terjerumus pergaulan bebas!
Sumber: Beritajatim.com, KlikDokter.com
Baca juga: