Waspadai cairan ketuban keruh akibat infeksi, bisa membahayakan janin

Jangan sampai abai terhadap gejalanya!

Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan ibu hamil mengalami ketuban keruh. Chorioamnionitis menjadi satu dari beberapa penyebab keruhnya cairan ketuban yang sebetulnya jarang ditemui, namun bila sampai terjangkit bisa berakibat fatal.

Pasalnya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang akan memengaruhi kesehatan plasenta lalu sampai ke janin. Setiap ibu hamil tetap wajib mewaspadainya karena dampak yang ditimbulkan bisa sampai mengalami persalinan prematur hingga pecahnya ketuban yang bisa membahayakan.

Infeksi darah dan infeksi endometrium pada rahim bisa sampai terjadi bila bumil tidak segera menanganinya. Komplikasi serius bisa terjadi akibat infeksi ini dialami pada bayi seperti pneumonia, kerusakan otak, bahkan kematian.

Artikel terkait : Air ketuban sedikit? Segera lakukan 5 langkah ini, Bun!

Cairan ketuban keruh akibat Chorioamnionitis

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang biasanya dimulai pada saluran urogenital ibu (saluran kemih). Bakteri di saluran kemih bisa bergerak naik, infeksi pun dapat terjadi mulai dari vagina, anus, lalu naik ke rahim tempat janin berada.

ketuban keruh gejala ketuban keruh akibat Chorioamnionitis

Gejala-gejala

Tidak terlalu banyak gejala khas dari adanya kondisi ini, namun sebaiknya segera periksakan ke dokter ya, bila mengalami berbagai gejala berikut:

  • Bau busuk dari cairan ketuban
  • Demam sangat tunggi
  • Detak jantung yang cepat pada ibu dan janin, abnormal dari biasanya
  • Bagian rahim terasa sakit atau nyeri

Selain gejalanya yang patut diwaspadai, ada beberapa kondisi ibu hamil yang lebih rentan mengalami ketuban keruh akibat infeksi ini.

Artikel terkait : Hati-hati! Ketuban hijau berisiko pada janin, bumil wajib tahu

Ibu yang berisiko

Beberapa kondisi yang sebaiknya dikhawatirkan, antara lain:

  • Ketuban pecah jauh hari sebelum melahirkan
  • Memiliki kegiatan bekerja dalam waktu yang panjang hingga merasa kelelahan
  • Kondisi kehamilan pertama kalinya
  • Sering melakukan pemeriksaan vagina selama kehamilan
  • Mengalami Infeksi Menular Seksual (IMS) atau infeksi vagina lainnya
  • Mengonsumsi alkohol maupun merokok secara aktif
  • Mendapatkan anestesi epidural selama persalinan
  • Mengalami infeksi bakteri Streptococcus grup B

ketuban keruh ketuban keruh akibat Chorioamnionitis

Komplikasi

Ada beberapa risiko komplikasi bila kondisi ini terjadi selama kehamilan ibu. Beberapa hal yang bisa membahayakan tersebut antara lain :

  • Infeksi darah berbahaya pada ibu hamil atau biasa disebut bacteremia
  • Kelahiran bayi prematur atau lebih awal dari tanggal HPL yang telah ditentukan
  • Infeksi pneumonia
  • Radang selaput otak atau meningitis
  • Kerusakan otak
  • Kematian bila tak segera ditangani dengan baik

Diagnosis

Untuk mengetahui dan mendiagnosis, biasanya dokter akan melakukan tes amniosentesis, tes fisik dari gejala yang dirasakan, dan tes laboratorium. Pada tes amniosentesis, cairan ketuban akan diambil sedikit untuk dilakukan pengujian lebih lanjut.

Pencegahan infeksi

ketuban keruh akibat Chorioamnionitis ketuban keruh akibat Chorioamnionitis

Ada banyak hal yang bisa membuat ketuban pecah lebih awal, mencegahnya agar tak terkena infeksi menjadi hal yang penting dilakukan. Bila mengalaminya, segeralah ke dokter, atau mengonsumsi antibiotik yang dianjurkan untuk menurunkan kemungkinan infeksi ini.

Wah Bun, mengingat dampaknya yang bisa membahayakan, sebaiknya hati-hati ya pada gejala-gejala dan faktor risikonya. Jangan lupa untuk rutin berkonsultasi dengan dokter selama kehamilan hingga menjelang persalinan!

Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan untuk kondisi ini bisa beragam, bergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan Bunda. Keparahan kondisi ini pun bisa memengaruhi tindakan dalam hal penanganannya.

Biasanya Bunda akan diberikan antibiotik untuk mengobatinya bila infeksi sudah didiagnosis. Tak jarang, pada kondisi ini Bunda akan disarankan untuk melahirkan lebih awal dari tanggal HPL yang sudah ditentukan sebelumnya.

Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan agar Bunda dan bayi tidak mengalami komplikasi yang parah saat dan setelah melahirkan. Pada kondisi tertentu, Bunda juga akan disarankan untuk mengonsumsi antibiotik yang diresepkan bahkan setelah proses kelahiran buah hati.

Mengingat komplikasinya yang bisa berbahaya, tentunya Parents harus lebih waspada terhadap berbagai gejala yang mungkin terjadi selama kehamilan. Bila mengalami berbagai gejala di atas, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Penanganan yang cepat dan tepat bisa membantu Bunda dan janin terhindar dari berbagai komplikasi yang membahayakan jiwa.

Sumber : stanfordchildren.org, my.clevelandclinic.org

Baca Juga :

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.