Sebagai makhluk sosial, melatih dan mengembangkan keterampilan sosial anak sejak dini tentu saja perlu dilakukan.
Tak hanya sebatas agar si kecil menikmati hubungan pertemanan yang lebih baik dengan teman sebayanya, manfaat keterampilan sosial anak juga sangat beragam. Apa saja?
Manfaat mengembangkan keterampilan sosial anak
- Mengurangi stres pada anak
Sebuah studi yang dilakukan tahun 2019 menemukan bahwa keterampilan sosial yang baik dapat mengurangi stres pada anak-anak, terutama mereka yang sehari-harinya dititipkan di daycare atau tempat penitipan anak.
Dilansir dari laman Verywell Family, para peneliti menemukan bahwa anak-anak tersebut akan mengalami penurunan kortisol setelah mereka mempelajari keterampilan sosial baru. Selain itu, anak-anak yang bisa akrab dengan teman sebaya cenderung lebih mudah berteman dengan siapa saja.
Menurut sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam International Encyclopedia of Social & Behavioral Sciences, persahabatan masa kecil sangat baik untuk kesehatan mental anak-anak. Hubungan persahabatan juga memberi anak kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan sosial yang lebih baik, seperti penyelesaian masalah dan belajar menghadapi konflik.
Artikel terkait: Anak-anak Berkelahi, Bagaimana Mengatasinya?
- Sukses di masa depan
Keterampilan sosial yang baik juga dapat membantu anak memiliki masa depan yang lebih cerah. Menurut sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health, keterampilan sosial dan emosional seorang anak mungkin bisa memprediksi keberhasilannya di masa dewasa.
Para peneliti dari Penn State and Duke University menemukan bahwa anak-anak yang lebih baik dalam hal berbagi, mendengarkan, bekerja sama, dan mengikuti aturan pada usia lima tahun lebih mungkin untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Mereka juga lebih cenderung mendapat pekerjaan full time pada usia 25 tahun.
Sedangkan, anak-anak yang kurang memiliki keterampilan sosial dan emosional lebih cenderung rentan memiliki masalah penyalahgunaan zat, masalah hubungan, dan masalah hukum di kemudian hari. Mereka juga lebih cenderung bergantung pada bantuan orang lain.
Keterampilan sosial anak dapat diajarkan sejak dini
Tidak ada istilah terlalu dini untuk mulai menunjukkan kepada anak-anak bagaimana bergaul dengan orang lain. Selain itu, tidak ada kata terlambat pula untuk mengasah keterampilan sosial mereka.
Inilah beberapa hal yang bisa Bunda lakukan:
-
Latih anak untuk berbagi
Kesediaan untuk berbagi makanan kecil atau berbagi mainan dapat membantu anak-anak berteman.
Menurut sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam Psychological Science, anak-anak dapat menunjukkan keinginan untuk berbagi dengan orang lain sejak usia 2 tahun. Namun di usia antara tiga dan enam tahun, mereka seringkali mulai mementingkan diri sendiri ketika harus berbagi barang miliknya. Mereka cenderung akan sulit berbagi terhadap barang kesayangan atau sesuatu yang sangat ia sukai.
Misalnya, seorang anak tidak mau membagi kue kesukaannya dengan teman di sekolah. Namun, mereka mungkin lebih mudah berbagi mainan yang tidak lagi diminati.
Sekitar usia tujuh atau delapan tahun, sebagian besar anak menjadi lebih mudah untuk berbagi.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa puas dengan diri mereka sendiri lebih mungkin untuk berbagi. Berbagi juga membuat mereka merasa nyaman dengan diri sendiri. Jadi, mengajarkan si kecil untuk berbagi merupakan kunci untuk meningkatkan harga diri mereka. Jangan lupa pujilah si kecil ketika mereka bersedia berbagi dengan temannya.
-
Latih anak untuk bisa bekerja sama
Anak-anak yang bekerja sama artinya bisa bekerja bersama orang lain untuk mewujudkan suatu tujuan. Mereka juga ikut berkontribusi, berpartisipasi, dan membantu.
Keterampilan untuk bekerja sama yang baik sangat penting dalam suatu kelompok. Kita tahu, sebagian besar lingkungan kerja membutuhkan karyawan untuk bekerja bersama sebagai sebuah tim. Kerja sama juga adalah kunci dalam hubungan romantis.
Sekitar usia tiga setengah tahun, anak mulai bekerja sama dengan teman sebaya mereka untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya, membangun menara mainan bersama untuk bermain permainan yang mengharuskan semua orang untuk berpartisipasi.
Beberapa anak mungkin memosisikan dirinya untuk memimpin, sementara yang lain akan merasa lebih nyaman dengan mengikuti perintah. Di luar itu, kerja sama memang merupakan peluang besar bagi anak-anak untuk belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri.
Bicarakan tentang pentingnya kerja tim dan bagaimana pekerjaan menjadi lebih baik ketika semua orang ikut membantu. Anda juga bisa menciptakan peluang bagi seluruh keluarga untuk bekerja bersama.
-
Mendengarkan orang lain
Mendengarkan bukan hanya sekadar diam saja, tetapi benar-benar menyerap apa yang dikatakan orang lain.
Di sekolah, kemampuan anak untuk mendengarkan apa yang dikatakan guru juga bagian penting. Menyerap materi, mencatat, dan memikirkan apa yang dikatakan akan menjadi lebih penting ketika anak Anda maju secara akademis.Bagaimana cara melatihnya?
Saat membacakan buku untuk anak Anda, minta ia menceritakan ulang tentang apa yang Anda bacakan.
“Coba ceritakan ke Bunda apa yang kamu ingat tentang cerita ini”. Bantu dia menjawab setiap bagian yang ia lupa, dan dorong dia untuk terus mendengarkan cerita Anda selanjutnya. Selain itu, jangan biarkan dia memotong pembicaraan orang lain.
Artikel terkait: Parents, bila anak tak mau mendengarkan Anda, gunakan 11 kalimat positif ini
-
Mengikuti perintah
Umumnya, anak yang tidak mau atau sulit mengikuti perintah disebut anak yang membangkang. Faktanya, kemampuan ini memang harus dilatih karena memang anak-anak ada kalanya lebih sulit mengikuti perintah atau arahan.
Perlu Parents perhatikan, hindari memberi anak lebih dari satu perintah dalam satu waktu. Misalnya, “Ambil sepatumu, simpan buku-bukumu, dan susi tanganmu!”. Sebaiknya, tunggu sampai ia mengambil sepatunya sebelum memberikan perintah berikutnya.
Kesalahan lain yang harus dihindari adalah mengatakan perintah sebagai pertanyaan. Misalnya, “Apakah kamu mau mengambil mainan itu sekarang?”. Hal itu menyiratkan bahwa ia memiliki pilihan untuk mengatakan tidak.
Berikan arahan yang tidak membingungkan, seperti “Tolong Bunda ambilkan mainan itu sekarang, ya!”.
Jangan lupa, pujilah si kecil setelah ia mengikuti arahan dari Anda, dengan mengatakan hal-hal seperti, “Terima kasih telah mematikan TV saat Bunda minta.”
Adalah wajah jika si kecil merasa sedikit terganggu, berperilaku impulsif, atau melupakan apa yang harus mereka lakukan. Jika anak Anda kesulitan mengikuti arahan, beri ia kesempatan untuk berlatih mengikuti perintah sederhana.
-
Melakukan kontak mata
Kontak mata yang baik adalah bagian penting dari komunikasi. Beberapa anak sulit melihat orang yang mereka ajak bicara.
Anak-anak memang cenderung tidak akan melihat Anda ketika dia asyik dengan kegiatan lain. Karena itu, tekankan pentingnya kontak mata yang baik.
Jika anak Anda kesulitan melakukan kontak mata saat berbicara, ingatkan ia. Kemudian, berikan pujian ketika anak Anda ingat untuk melihat seseorang ketika mereka berbicara.
-
Mengajarkan sopan santun
Mengucapkan tolong, terima kasih, dan menggunakan cara makan yang baik bisa membantu anak Anda bersosialisasi dengan baik. Guru, orang tua lain, dan anak-anak lain pastinya akan menghargai perilaku anak yang sopan.
Namun, mengajarkan sopan santun terkadang terasa agak sulit. Bagaimana cara melatihnya?
Jadilah panutan atau contoh yang baik bagi anak-anak Anda. Ya, tunjukkan bagaimana Anda bersikap dan memperlakukan orang lain dengan sopan, di depan anak-anak Anda, termasuk membiasakan bilang “terima kasih” dan “tolong” kepada anak Anda dalam kegiatan sehari-hari.
Tidak hanya di depan anak, pastikan juga Anda menerapkannya ketika berinteraksi dengan orang lain. Ingatkan terus ketika anak Anda lupa dan pujilah dia ketika Anda melihatnya berlaku sopan.
Keterampilan sosial bukan sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki oleh seorang anak. Tetapi, keterampilan sosial membutuhkan latihan yang konsisten dan berkelanjutan hingga ia tumbuh dewasa.
Jika anak Anda menunjukkan kesulitan dalam menerapkan atau melatih keterampilan sosialnya, dibandingkan anak-anak lainnya, konsultasikan pada ahli.
Baca juga: