Moms mungkin sudah tahu bahwa mengajarkan keterampilan sosial anak usia dini akan menjadi tantangan tersendiri. Sebab meski Si Kecil juga ingin melakukan interaksi sosial yang menyenangkan dengan orang lain, mereka juga memiliki ketakutan yang menghalangi usaha mereka untuk menjadi ramah terhadap orang lain. Misalnya, ketakutan bahwa barang/mainan miliknya akan diambil, atau apakah ia bisa bergantian menggunakan mainan mobil-mobilan yang hanya ada satu.
Bagaimana Moms dapat membantu mengajarkan keterampilan sosial anak usia dini:
Ajari dan latih Si Kecil berempati
Anak-anak yang merasakan empati dari orang tuanya sejak usia dini, juga akan lebih cepat memiliki atau mengembangkan rasa empati terhadap orang lain. Dengan keterampilan ini, Si Kecil pun akan lebih mudah bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain.
Selalu dampingi dan awasi ketika Si Kecil sedang bermain dengan anak lain
Si Kecil bisa saja terlibat pertengkaran ketika ia sedang bermain dengan anak lain. Mungkin Moms belum menyadari bahwa alasan Si Kecil bertengkar atau memukul temannya adalah karena ia kewalahan dan tidak tahu harus berbuat apa.
Karena itulah kehadiran Moms sangat penting untuk mengarahkan Si Kecil mengenali situasi dan perasaannya. Misalnya, ketika teman baru Si Kecil mengambil mainannya tanpa izin, apakah ia tidak setuju terhadap tindakan temannya tersebut? Apa yang harus ia lakukan untuk menolak perlakuan temannya?
Dengan arahan dari Moms, ia akan terhindar dari kebiasaan memukul atau bertengkar dengan teman-temannya.
Jangan memaksa Si Kecil untuk berbagi
Ia juga boleh memiliki hal-hal yang tidak harus ia bagi. Jika Moms memaksa Si Kecil untuk selalu berbagi tanpa pernah merasakan memiliki sesuatu yang benar-benar kepunyaannya. Hal ini malah akan menghambat perkembangan keterampilan berbaginya! Alih-alih memaksanya selalu membagi barang miliknya, coba perkenalkan konsep bergiliran.
Ajarkan konsep bergiliran
Biarkan ia memutuskan berapa lama gilirannya berlangsung, dan bantu atau temani ia menunggu gilirannya.
Amati sebelum melakukan intervensi
Kadang-kadang ketika anak-anak terlibat dalam argumen atau terlihat seperti saling mendorong, mereka tidak sedang benar-benar bertengkar. Jangan terburu-buru untuk campur tangan. Perhatikan terlebih dahulu, apakah mereka hanya main-main saja, atau adakah salah satu yang merasa tidak senang dalam situasi tersebut.
Ajarkan sikap asertif
Akan ada waktu ketika kita menyaksikan sendiri Si Kecil diperlakukan tidak adil oleh temannya. Misalnya, ketika mainannya direbut. Alih-alih menegur anak yang merebut mainan Si Kecil, atau menyuruh Si Kecil mengalah, ajarkan ia untuk mengutarakan perasaannya.
Jika ia tidak senang, ia harus bisa menyuarakan ketidaksenangannya terhadap sikap temannya itu, tentunya tanpa harus bersikap kasar.
Tetapkan batas yang jelas pada agresi fisik
Si Kecil berhak merasakan apapun yang mereka rasakan, termasuk rasa marah. Tugas kita adalah mengajarkan mereka untuk mengenali dan mengelola perasaan tersebut, contohnya dengan memberi batasan seperti berteriak “Tidak mau!”, atau memanggil Moms, atau bahkan sesederhana menghentakkan kaki ke lantai, alih-alih melarang atau menghukum mereka setiap kali mereka marah atau mengambek.
Meski karakter anak berbeda-beda, tiap anak pasti akan memerlukan keterampilan sosial ini baik selama masa pertumbuhannya, maupun saat ia dewasa nanti. Hasil akhirnya? Tentu agar ia tumbuh menjadi manusia yang bahagia.
Dukung Si Kecil agar tetap dapat menjalani masa pertumbuhannya dengan baik dan happy dengan pendampingan Moms. Tunjang kegiatannya dengan asupan nutrisi, dan lengkapi juga dengan memberikan Nestlé LACTOGROW dengan HappyNutri yang mengandung 12 vitamin, 7 mineral, minyak ikan, OMEGA 6 (Asam Linoleat), Omega 3 (Asam Linolenat), dan Lactobacillus reuteri. Dengan dukungan Moms, nutrisi lengkap, dan Nestlé LACTOGROW dengan HappyNutri, bantu tumbuh kembang Si Kecil lebih optimal, ia pun dapat tumbuh dengan happy.