Buat Parents yang sedang membangun rumah atau ingin merenovasi bagian rumah, pasti memperhatikan penataan material keramik atau ubin agar lebih terlihat cantik. Namun, Parents perlu tahu kalau ada perbedaan antara keramik lantai dan keramik dinding. Karena penempatan keramik yang tidak sesuai jenisnya, bisa membahayakan.
Sebenarnya apa perbedaan, fungsi dan cara memilih keramik yang benar? Yuk simak lengkapnya di sini!
5 Perbedaan Keramik Lantai dan Keramik Dinding
1. Bentuk, Ukuran dan Ketebalan Antara Keramik Lantai dan Keramik Dinding Berbeda
Ubin lantai dan ubin dinding tentu sangat berbeda mulai dari bentuk, ukuran hingga ketebalannya. Walau terlihat sangat mirip pastikan Parents memilih yang lebih tebal untuk keramik lantai dan yang lebih tipis untuk keramik dinding.
Keramik lantai biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih tebal. Ini dikarenakan fungsinya yang akan menahan beban barang bahkan berat Parents di lantai. Sedangkan keramik dinding biasanya relatif lebih kecil agar mudah untuk memasangnya di dinding.
Kalau Parents memilih keramik lantai yang besar untuk dipasang di dinding, maka bisa berakibat tegel akan mudah lepas bahkan jatuh karena terlalu berat. Begitupun sebaliknya, bila ubin dinding dipasang ke lantai pasti akan mudah pecah, karena ketebalannya lebih tipis.
Artikel Terkait : Tips Menarik Menentukan Keramik Lantai untuk Rumah Anda
Walau tidak ada ukuran pasti untuk keramik lantai atau keramik dinding, biasanya keramik lantai berbentuk bujur sangkar dengan ukuran seperti 60×60 cm, 50×50 cm, 40×40 cm, 33,3×33,3 cm, 30×30 cm, 25×25 cm, 20×20 cm dan seterusnya.
Sedangkan keramik dinding biasanya berbentuk persegi panjang dengan ukuran 25×75 cm, 30×60 cm, 20×60 cmm, 25×50 cm, 20×40 cm, 20×25 cm dan sebagainya.
Sesuaikan saja dengan kebutuhan rumah Parent hingga serasi.
2. Tekstur dan Permukaan Keramik
Keramik lantai memiliki peringkat koefisien gesekan (COF) yang tinggi di permukaan sehingga bisa mengakomodasi gesekan karena sering kontak dengan kaki manusia atau perabotan. Apalagi keramik yang digunakan pada lantai kamar mandi harus pilih yang tidak licin agar tidak mudah terpeleset.
Sedangkan keramik dinding, koefisien gesekannya sangat rendah sehingga teksturnya lebih halus, licin dan glossy karena bukan untuk diinjak tapi hanya sebagai dekorasi.
3. Ketahanan dan Fungsi Keramik
Untuk keramik lantai yang cenderung lebih tebal karena digunakan untuk menopang berat badan atau perabotan, biasanya tidak mudah retak sehingga lebih tahan lama digunakan terhadap panas, air dan panas.
Sedangkan keramik dinding lebih tipis dan cenderung mudah retak atau pecah bila dipakai sebagai ubin lantai.
Karena itu fungsinya pasti berbeda, ubin lantai dirancang untuk menahan beban yang berat, sedangkan pada ubin dinding digunakan untuk mendekorasi ruangan.
4. Material yang Digunakan
Mudah membedakan apakah ini keramik lantai atau keramik dinding, Parents tinggal lihat bagian belakangnya. Kalau keramik lantai menggunakan warna kemerahan pada bagian belakangnya, dan kalau keramik dinding berwarna lebih putih atau krem.
5. Perhatikan Pemasangan Keramik yang Tepat
Memasang keramik lantai biasanya membutuhkan alat khusus agar potongannya lebih presisi, sedangkan keramik dinding karena kecil dan tipis bisa dipotong lebih mudah. Namun pemasangan keduanya hampir sama, yang penting harus sesuai dengan jenisnya.
Keramik lantai untuk digunakan di lantai dan keramik dinding untuk digunakan di dinding.
Walau dilihat dari kekuatannya, keramik lantai bisa dipasang di dinding. Namun wajib memasang dengan kuat agar tidak lepas dan jatuh karena tebal. Tapi kalau keramik dinding pasti tidak disarankan untuk digunakan pada lantai karena lebih tipis. Namun kalau Parents menyukainya tidak apa-apa, karena tidak ada larangan yang pasti.
Cara Pemasangan Keramik Lantai dan Keramik Dinding yang Benar
Parents bisa memasang keramik sendiri di rumah karena sebenarnya cukup mudah, namun tetap harus hati-hati agar pemasangan keramik bisa tepat dan benar tanpa ada tukang yang membantu. Walau tidak serapi dan secepat tukang bangunan, berikut cara pemasangan keramik lantai dan dinding yang benar.
1. Persiapkan Alat dan Keramik yang Akan Dipasang
Setelah mendapatkan keramik yang diinginkan, Parents juga wajib menyiapkan meteran, benang, semen khusus perekat, papan aplikator, pengisi nat keramik. Pilih keramik lebih untuk jaga-jaga bila ada yang pecah.
2. Ukur Luas Lantai atau Dinding yang Akan Dipasang Keramik
Jangan lupa untuk mengukur luas bagian yang akan dipasang keramik, Parents bisa menarik benang untuk acuan letak instalasi keramik. Pasang benang di bagian samping-samping ukuran keramik dengan jarak yang sama dan pada bagian atas keramik agar mendapatkan tinggi keramik yang sama.
3. Rendam Keramik Terlebih dahulu
Rendam keramik lantai ke dalam air karena bisa membuat keramik lebih elastis dan mudah menempel saat pemasangan. Namun sekarang sudah banyak keramik yang bisa langsung dipakai tanpa harus direndam terlebih dahulu.
Jadi Parents bisa langsung menempelkannya pada semen atau lapisan perekat dengan keramik.
4. Aplikasikan Semen dan Tempel Keramik Saat Basah
Aduk semen dan pasir hingga kental rata bersama air, lalu saat basah langsung tempel keramik satu persatu mengikuti garis keramik. Beri selisih jarak 0,5 mm antar keramik yang dipasang ya Parents. Lakukan tepat saat keramik basah agar bisa menempel dengan rapat.
Sekarang sudah ada adonan yang bisa untuk memasang keramik dengan cepat tanpa harus mengaduk semen. Memang lebih praktis namun harganya juga lebih mahal dibandingkan semen, sesuaikan budget Parents ya!
5. Padatkan Keramik Setelah Ditempel Ke Semen
Ketuk-ketuk keramik yang baru dipasang agar lebih menempel ke semen dan juga bisa untuk memastikan agar tidak ada bagian yang kopong atau berongga di bawah keramik. Pastikan ketinggian tegel atau ubin sama ya Parents!
6. Pasang Nat Keramik
Ada banyak pengisi nat keramik yang bisa Parents pilih, yang pasti pilih yang berkualitas dan bermutu tinggi. Ini agar nat lebih tahan lama dan lebih menempel ke lantai atau dinding. Nat ini cepat kering dan dipasangkan di sela-sela keramik sehingga tidak mudah lepas keramiknya.
Setelah memasang nat, jangan lupa untuk membersihkan bagian-bagian sampingnya karena biasanya kotor dan tidak menempel ke keramik dalam jangka waktu lama. Karena kalau dilihat dari segi keindahannya akan terlihat kurang cantik.
7. Keringkan Area Pemasangan Keramik
Biasanya memerlukan waktu 1-2 hari agar keramik benar-benar terpasang dengan kuat dan semen kering. Jaga agar tidak ada orang yang menginjak, agar tingginya tetap sama. Karena bila ada yang menginjak pada semen yang masih basah, maka tinggi tegel akan berbeda satu sama lain.
Walau mirip ternyata ada perbedaan antara keramik lantai dan keramik dinding ya Parents. Jadi pasang sesuai fungsi dan kegunaannya saja keramiknya. Keramik lantai untuk dipasang di lantai dan keramik dinding untuk dipasang di dinding. Meski cara pemasangan kedua keramik itu sama, tidak ada salahnya mencoba untuk tetap meletakkan sesuai fungsinya. Selamat merenovasi rumah!
Baca juga:
Tips Cermat Memilih Warna Cat Tembok yang Sesuai dengan Kepribadian Anda