Penelitian: Punya Anak Menurunkan Kepercayaan Diri Ibu Sampai 3 Tahun

Kepercayaan diri ibu bisa naik dan turun tergantung dengan siklusnya. Jika Anda mengalami naik turun kepercayaan diri, maka itu wajar kok.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjadi seorang ibu dapat membuat perasaan campur aduk. Karena, selain masa-masa bahagia penuh cinta pada anak, di sisi lain punya anak justru dapat menurunkan kepercayaan diri ibu selama tiga tahun lamanya.

Riset ini diterbitkan oleh Universitas Tilburg Norwegia. Mereka menganalisis 84,000 ibu di Norwegia selama rentang waktu 1998-2008.

Dalam riset tersebut, para peneliti mengumpulkan keterangan mengenai kondisi ibu saat hamil, melahirkan, dan 36 bulan setelah melahirkan. Hal ini berlaku pada kehamilan pertama sampai kehamilan keempat.

Penelitian ini menghasilkan sebuah pola tetap yang dialami oleh banyak ibu dalam beberapa periode.

Kepercayaan diri para ibu biasanya menurun lalu akan meningkat pada 6 bulan kehamilan. Kemudian, berbulan-bulan kemudian kepercayaan diri ini akan terus menurun.

Bahkan hingga 3 tahun setelah bayi lahir, kepercayaan diri ibu tidak benar-benar pulih seperti semula. Baru setelah anak berumur  3 tahun dan tidak mengurus anak kedua dan selanjutnya, maka perlahan kepercayaan diri itu naik lagi.

Setelah melahirkan, QZ mengutip bahwa kondisi kepercayaan diri ibu jadi lebih kompleks. Apalagi jika dikaitkan dengan kehidupan pernikahan.

Saat sedang hamil, romantisme perempuan pada pasangannya cenderung stabil. Namun setelah melahirkan, romantisme itu makin menurun.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga: 5 Topik Diskusi Untuk Menghangatkan Hubungan Suami Istri

Tentu saja tidak semua perempuan kepercayaan dirinya turun seiring dengan berkurangnya romantismenya dalam pernikahan. Tetapi keduanya saling berkaitan karena memiliki masalah dalam pernikahan dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan sebaliknya.

Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology. Studi sebelumnya menemukan bahwa, secara umum, kepercayaan diri juga memiliki siklusnya tersendiri.

Misalnya, kepercayaan diri cenderung tinggi di masa kanak-kanak dan kemudian akan mulai menurun pada masa remaja, meningkat sampai dewasa dan jatuh lagi di hari tua.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kepercayaan diri ini juga dipengaruhi oleh pola asuh orangtua sebelumnya, pengalaman hidup, hubungan dengan pasangan, faktor ekonomi, dan sebagainya. Karena kadang, sekalipun hidup tampaknya baik-baik saja tanpa masalah, menurunnya kepercayaan diri bisa disebabkan oleh mental yang kurang kuat dan kemauan untuk mengambangkan diri untuk berkembang.

Saat menikah, seorang perempuan sering diidentikkan dengan nama suaminya. Setelah punya anak, seorang ibu sering dipanggil dengan nama anaknya.

Hal itu secara tidak sadar bisa menghilangkan identitas diri wanita seolah ia ada karena suami maupun anaknya. Maka dari itu, memanggil seorang ibu dengan namanya bisa membantu perempuan menemukan jati dirinya agar lebih percaya diri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/10-hal-yang-perlu-ayah-ketahui-tentang-perasaan-istri-setelah-melahirkan/

 

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Syahar Banu