Ketika masih hamil aku adalah seorang pegawai swasta. Resign adalah hal yang sangat ku pertimbangkan di trimester 3 kehamilanku. Setelah banyak berdiskusi dengan suami dan orangtua, berdo'a dan minta diberikan petunjuk akhirnya tiba di keputusan final untuk berhenti bekerja. Setelah resign aku fokuskan untuk mempersiapkan kelahiran. Ternyata kondisi anakku yang sungsang tidak mengalami perubahan hingga dekat dengan hari perkiraan lahir (HPL). Kemudian aku dan suami setuju dengan dokter untuk melaksanakan operasi sectio caesarea (SC).
Pada bulan Desember 2020 anakku lahir ke dunia. Betapa bahagianya kami sekeluarga karena ia adalah cucu pertama keluargaku.
Aku tinggal masih di rumah orangtua dengan kondisi seluruhnya bekerja dan adikku yang masih sekolah. Tidak ada sanak saudara dekat yang dapat membantuku setelah aku melahirkan. Alhasil aku harus berjuang untuk pulih dan bisa mengurus anakku sendiri.
Kondisi yang memaksaku untuk berjuang membuat aku sanggup beraktivitas normal setelah pulang ke rumah. Setelah melihat video, membaca artikel dan berkonsultasi dengan teman bidanku. Aku memberanikan diri untuk memandikan anakku, merawat tali pusarnya, siap mengAsihi setiap ia lapar. Alhamdulillah anakku bukan anak yang rewel ia sepertinya mengerti betapa lelahnya aku.
Di masa masa awal pengasuhan ini aku sering sekali menangis, sangat bosan dan ingin sesekali main keluar. Kulimpahkan semua keluh kesahku ini kepada suami setiap ia pulang, dan syukurnya ia tampak mengerti dan selalu menghiburku.
Setiap malam pun kami selalu bergantian menjaga anak, meskipun tetap saja harus ibu yang bangun karena harus menyusui.
Setelah menjadi ibu aku sadar aku kurang mengurus diri. Aku berhenti menggunakan skincare dan lebih memilih membeli keperluan anak. Aku juga tidak lagi bertemu dengan teman-temanku atau menghabiskan waktu main dengan suamiku. Itulah justru yang membuatku semakin merasa terpuruk, sering menangis, dan merasa tidak percaya diri.
Akhirnya akupun berusaha untuk pergi ke salon sebulan sekali, silaturahim ke saudara dan teman sesekali juga menjadwalkan kencan dengan suami di akhir pekan. Meskipun sulit direalisasikan karena anak belum bisa ditinggal lama. Akhirnya menjadi ibu tetap pilihan utama.
Kenapa harus ibu? Karena ibu yang paling prioritas dalam kebutuhan anak. Jika ia lapar anak mencari ibu, jika ia tidak nyaman ia juga mencari ibu. Segala hal yang ia butuhkan sandaran pertamanya adalah ibu. Maka akupun berusaha sabar dengan peran baru ini dan mengusahakan yang terbaik untuk anakku.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.