Kabar duka, seorang bayi meninggal akibat Covid-19, seperti apa gejalanya?

Seorang bayi meninggal setelah terbukti positif COVID-19, seperti apa gejala yang harus diwaspadai orangtua?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Virus korona dianggap sangat berisiko jika dialami oleh orang dengan usia lanjut, terlebih lagi jika memiliki riwayat kesehatan yang terkait dengan pernapasan. Sementara, untuk bayi dan anak-anak, gejalanya justru lebih ringan sehingga lebih mudah diobati. Sayangnya, baru-baru ini kasus kematian bayi karena Covid-19 baru muncul.

Kabar ini tentu saja menyisakan duka mendalam. Sampai saat ini, kasus pada usia lebih muda memang jarang terjadi. Beberapa penelitian  juga menunjukkan kelompok manula merupakan golongan yang paling rentan.

Kematian bayi karena Covid-19

Di tengah perjuangan bertempur melawan corona, Amerika Serikat melaporkan adanya kasus kematian bayi pertama yang terjangkit virus tersebut. Kejadian ini menimpa seorang anak di negara bagian Illinois.

“Investigasi masih sangat baru. Kami masih berusaha mengumpulkan data saat kami berbicara, ” tutur Ngozi Ezike, kepala Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois.

Akibatnya, Ezike menganjurkan semua orang agar melakukan segala cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus ini semakin menyebar dan menimpa orang terkasih.

Bayi tersebut meninggal setelah menjalani tes yang menunjukkan ia positif COVID-19.  Protzker menjelaskan, hal ini merupakan kasus langka jika merujuk penelitian ilmiah yang selama ini menerangkan kematian akibat virus ini lebih rentan terjadi pada orang dewasa dan lanjut usia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Saya akan mengingatkan orangtua di luar sana bahwa ini sangat tidak umum,” katanya.

“Itu tidak berarti bahwa setiap bayi aman … tetapi ini bukan sesuatu yang harus kita dengar lebih banyak karena itu tidak terjadi sering sama sekali.”

Pritzker menambahkan, bayi tersebut meninggal dunia pada hari Sabtu pekan lalu waktu setempat. Saat itu, Illinois melaporkan terdapat setidaknya 3.491 kasus COVID-19 dengan total kematian mencapai 47 jiwa. Seperti diketahui, risiko kematian tinggi terhadap orang berusia lanjut dan orang yang mengalami masalah kesehatan bawaan.

Sedangkan pada anak-anak, jumlah kasus infeksi SARS-CoV-2 di dunia lebih kecil. Para peneliti mencatat penyakit yang terjadi pada mereka lebih ringan, bahkan terbilang jarang terjadi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Bayi 4 bulan positif corona setelah mudik, bagaimana cara pencegahannya?

Hal ini diperkuat laporan yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) yang memaparkan bahwa rentang usia yang rentan terpapar virus ini yakni 49-56 tahun, dan kasus pada anak sangatlah langka. Risiko meningkat saat ada penguat lain, misalnya ketika anak tertular droplet ibu yang batuk.

Menyikapi hal ini, sebuah catatan yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine menyatakan, para peneliti di Tiongkok melaporkan kematian seorang bayi 10 bulan yang terinfeksi COVID-19. Setelah ditelusuri, ternyata anak ini mengalami penyumbatan usus dan kegagalan organ. Empat minggu usai menjalani perawatan intensif di rumah sakit, nyawa bayi ini tidak tertolong.

Sementara dalam studi yang dimuat di jurnal Pediatrics menyebutkan setidaknya terdapat 2.100 kasus anak terinfeksi COVID-19 di Tiongkok dengan satu kematian, itupun terjadi pada seorang anak 14 tahun.

Seperti apa gejala corona pada bayi?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meski gelanya lebih ringan, namun tetap saja ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai. Terdapat beberapa gejala pada anak yang sebaiknya Parents perhatikan agar lebih waspada di masa pandemi seperti ini:

  • Kesulitan bernapas
  • Tidak mampu menelan cairan
  • Kebingungan dan sulit bangun untuk anak yang sudah lebih besar
  • Bibir berwarna kebiruan

Di samping itu, ada dua kondisi yang membuat seorang anak lebih rentan terjangkit COVID-19, yakni anak yang memiliki masalah kesehatan tertentu seperti asma dan diabetes.

Bukan tanpa alasan, anak yang memiliki asma akan menunjukkan gejala yang parah saat penyakitnya itu kambuh, selain flu. Hingga kini memang belum ada indikasi bahwa anak dengan asma menunjukkan gejala yang lebih parah, tetapi tak ada salahnya Parents lebih waspada. Perhatikan perubahan kesehatan anak Anda lebih saksama dan jangan ragu membawa mereka ke dokter jika diperlukan.

Selain itu, waspadai juga bagi anak yang memiliki riwayat diabetes. Penyakit ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga penting bagi orangtua dan dokter untuk mengawasi anak dengan kondisi ini lebih cermat lagi.

Artikel terkait: “Saya takut jadi carrier virus, padahal istri sedang hamil” curhat seorang dokter

Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua untuk melindungi anak dari COVID-19?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Aaron Milstone, M.D., M.H.S., dokter anak di Johns Hopkins Children Center dan ahli penyakit menular di The Johns Hopkins Hospital memaparkan sejumlah langkah preventif agar anak terhindar dari virus corona, antara lain:

  • Jauhi kerumunan untuk sementara waktu
  • Hindari kontak langsung dengan orang yang terindikasi sedang sakit seperti demam dan batuk, tak terkecuali anggota keluarga
  • Budayakan mencuci tangan selama 20 detik. Penting diingat, mencuci tangan adalah cara terbaik untuk mencegah kuman dan virus. Lakukan langkah ini secara teratur dengan sabun dan air yang mengalir
  • Pastikan anak tidak menyentuh wajah jika tangannya tidak bersih dan setelah ia selesai bermain di halaman rumah
  • Gunakan hand sanitizer hanya di saat darurat, misalnya jika berada di tempat umum dan sulit menemukan air
  • Pastikan anggota keluarga menutup rapat mulutnya saat bersin dan batuk dengan tisu atau telapak tangan agar tidak menularkan anak
  • Ciptakan lingkungan rumah yang bersih. Kendati terdengar merepotkan, bersihkan rumah juga area yang kerap dijamah anak. Semprotkan cairan disinfektan untuk bagian rumah yang kerap disentuh banyak orang seperti gagang pintu, pintu lemari, dan lainnya.
  • Komunikasikan perasaan antar anggota keluarga. Manajemen stres sangat baik di masa seperti sekerang, mengingat radar anak akan menyala saat mendapati orang dewasa di sekitarnya merasa gelisah. Bacalah informasi hanya dari sumber yang terpercaya agar Anda tahu pasti apa yang harus dilakukan
Sumber: Buzzfeed News, Johns Hopkins Medicine

Baca juga: 

Bayi 7 bulan positif corona, sang ibu: "Anakku tidak menunjukkan gejala apapun"

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan