Virus korona dianggap sangat berisiko jika dialami oleh orang dengan usia lanjut, terlebih lagi jika memiliki riwayat kesehatan yang terkait dengan pernapasan. Sementara, untuk bayi dan anak-anak, gejalanya justru lebih ringan sehingga lebih mudah diobati. Sayangnya, baru-baru ini kasus kematian bayi karena Covid-19 baru muncul.
Kabar ini tentu saja menyisakan duka mendalam. Sampai saat ini, kasus pada usia lebih muda memang jarang terjadi. Beberapa penelitian juga menunjukkan kelompok manula merupakan golongan yang paling rentan.
Kematian bayi karena Covid-19
Di tengah perjuangan bertempur melawan corona, Amerika Serikat melaporkan adanya kasus kematian bayi pertama yang terjangkit virus tersebut. Kejadian ini menimpa seorang anak di negara bagian Illinois.
“Investigasi masih sangat baru. Kami masih berusaha mengumpulkan data saat kami berbicara, ” tutur Ngozi Ezike, kepala Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois.
Akibatnya, Ezike menganjurkan semua orang agar melakukan segala cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus ini semakin menyebar dan menimpa orang terkasih.
Bayi tersebut meninggal setelah menjalani tes yang menunjukkan ia positif COVID-19. Protzker menjelaskan, hal ini merupakan kasus langka jika merujuk penelitian ilmiah yang selama ini menerangkan kematian akibat virus ini lebih rentan terjadi pada orang dewasa dan lanjut usia.
“Saya akan mengingatkan orangtua di luar sana bahwa ini sangat tidak umum,” katanya.
“Itu tidak berarti bahwa setiap bayi aman … tetapi ini bukan sesuatu yang harus kita dengar lebih banyak karena itu tidak terjadi sering sama sekali.”
Pritzker menambahkan, bayi tersebut meninggal dunia pada hari Sabtu pekan lalu waktu setempat. Saat itu, Illinois melaporkan terdapat setidaknya 3.491 kasus COVID-19 dengan total kematian mencapai 47 jiwa. Seperti diketahui, risiko kematian tinggi terhadap orang berusia lanjut dan orang yang mengalami masalah kesehatan bawaan.