3 Keluhan saat Pakai KB IUD dan Cara Mengatasinya, Cek di Sini!

KB IUD disinyalir menjadi salah satu jenis KB non permanen yang paling ampuh mencegah kehamilan. Tapi banyak pengguna yang mengeluhkannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apakah Anda sedang menimbang-nimbang menggunakan KB IUD untuk perencanaan kehamilan?

Ya, jenis kontrasepsi IUD (Intra uterine device) memang memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibanding metode kontrasepsi lainnya dalam pencegahan kehamilan.

Data dari produsen kontrasepsi Mirena menyebutkan bahwa risiko kegagalan IUD adalah 6:1000 artinya dari 1000 pengguna sekitar 6 orang mengalami kegagalan dalam pencegahan kehamilan.

Selain itu, KB IUD juga tergolong praktis karena bisa digunakan hingga 5-8 tahun tergantung jenis dan merk. Cocok bagi Anda yang sibuk atau pelupa.

Meskipun aman dan minim risiko, tetap saja penggunaan benda asing yang dimasukkan ke dalam rahim ini menimbulkan keluhan.

Kami mengumpulkan beberapa keluhan umum yang suka dialami para bunda dan ini tips dari kami untuk mengatasinya!

1. Perut terasa nyeri dan kencang setelah pasang KB IUD

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Masuknya IUD ke dalam organ tubuh membutuhkan penyesuaian. Inilah yang membuat perut terasa nyeri pada bulan-bulan awal pemakaian IUD.

Pada beberapa kasus, nyeri bahkan berlangsung hingga 6 bulan dan menimbulkan rasa yang tidak nyaman.

Untuk mengurangi perasaan nyeri itu, kompres perut dengan air hangat untuk membantu melemaskan otot-otot.

Artikel terkait: Lihat Video Cara Pemasangan Kontrasepsi IUD ini Sebelum Memutuskan Menggunakannya

2. Suami ‘mengeluh’ saat hubungan intim

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa bunda yang awalnya memasang KB IUD terpaksa harus melepasnya kembali karena keluhan suami yang merasa tidak nyaman saat berhubungan intim.

Hal ini disebabkan oleh benang IUD yang masih keras. Jika suami mau bersabar, rasa tidak nyaman itu akan hilang dengan sendirinya sekitar 2 minggu setelah pemasangan karena perlahan benang akan menjadi lemas.

Namun jika 2 minggu terasa lama bagi Anda dan suami, Anda bisa meminta suami untuk menggunakan kondom atau lubrikan.

Lapisan kondom dan lubrikan membantu melindungi penis dari gesekan yang membuat tidak nyaman.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Lendir berlebih pada vagina saat penggunaan KB IUD

Jika Anda merasakan adanya peningkatan jumlah lendir pada vagina setelah pemasangan IUD, itu adalah hal yang wajar.

Akibat dari pemasangan IUD, pada bulan-bulan awal akan mengakibatkan keputihan fisiologis. Ciri-cirinya lendir berwarna jernih, tidak berbau, dan tidak gatal.

Untuk membantu mengurangi rasa tidak nyaman, gunakanlah celana dalam dari bahan katun atau gunakan pantyliners untuk menyerap lendir.

Usahakan tidak menggunakan celana yang terlalu ketat agar bagian kewanitaan Anda tidak menjadi lembab.

Konsultasikan kepada dokter apabila keputihan berubah berbau dan menjadi gatal. Anda mungkin harus mengganti metode kontrasepsi Anda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjadi seorang ibu bukanlah tugas mudah. Sejak hamil, ibu menghadapi berbagai risiko komplikasi kehamilan yang bisa membahayakan nyawanya dan si bayi. Belum lagi bila ia telah berkali-kali melahirkan sebelumnya, risiko komplikasi menjadi lebih besar.

Mari tingkatkan kesadaran untuk mengurangi angka kematian ibu saat melahirkan. Memakai alat konstrasepsi menjadi pilihan untuk memberi jarak kelahiran dan membantu ibu menjaga kesehatannya agar bisa merawat anak-anak hingga tumbuh dewasa.

Kontrasepsi merupakan keputusan cukup penting dalam sebuah rumah tangga. Keluarga berencana atau kontrasepsi akan mengurangi angka aborsi, terutama aborsi yang tidak aman. Dengan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, kontrasepsi juga bisa mencegah kematian ibu dan anak.

Menurut WHO, kontrasepsi bisa menguatkan hak orang tua untuk menentukan jumlah dan jarak usia anak-anak mereka. Keluarga berencana memungkinkan orang untuk mencapai jumlah anak yang diinginkan dan menentukan jarak kehamilan.
Keluarga berencana dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi. Kontrasepsi bermanfaat untuk memastikan kesejahteraan dan otonomi wanita, sambil mendukung kesehatan dan pengembangan masyarakat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Manfaat Penggunaan Kontrasepsi untuk Keluarga Berencana

Berikut ini beberapa manfaat kontrasepsi untuk keluarga. Kontrasepsi di sini mencakup KB IUD, KB suntik, kondom, dan lain sebagainya.

1. Mencegah risiko kesehatan terkait kehamilan

Kemampuan seorang wanita untuk memilih kapan akan hamil dan memiliki anak akan berdampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraannya.

Kontrasepsi memungkinkan jarak kehamilan dan dapat menunda kehamilan pada wanita usia muda dengan peningkatan risiko masalah kesehatan dan kematian akibat persalinan dini. Alat kontrasepsi pun bisa mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, terutama pada wanita dengan usia tua yang mengalami peningkatan risiko kehamilan.

Kontrasepsi juga memungkinkan wanita yang ingin membatasi jumlah keluarga. Bukti menunjukkan, wanita yang memiliki lebih dari 4 anak berisiko lebih tinggi mengalami kematian. Dengan mengurangi angka kehamilan yang tidak diinginkan, keluarga berencana juga mengurangi angka aborsi tidak aman.

2. Mengurangi kematian bayi

Kontrasepsi dapat mencegah kehamilan dan kelahiran yang berjarak pendek dan tidak tepat waktu, yang berkontribusi pada beberapa tingkat kematian bayi. Bayi dari ibu yang meninggal akibat melahirkan juga memiliki risiko kematian yang lebih besar dan kesehatan yang buruk.

3. Membantu mencegah HIV / AIDS

Kontrasepsi mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan di antara wanita dengan HIV, sehingga lebih sedikit bayi dan anak yang terinfeksi HIV. Selain itu, kondom pria dan wanita memberikan perlindungan ganda terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dan terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk HIV.

4. Mengurangi kehamilan remaja

Remaja hamil lebih cenderung mengandung bayi prematur atau berat badan kurang. Bayi yang lahir dari ibu remaja memiliki angka kematian neonatal yang lebih tinggi. Banyak gadis remaja yang hamil harus meninggalkan sekolah. Ini memiliki implikasi jangka panjang bagi mereka sebagai individu, keluarga, dan komunitas.

5. Memperlambat pertumbuhan populasi

Keluarga berencana adalah kunci untuk memperlambat pertumbuhan populasi yang tidak berkelanjutan dan dampak negatif yang dihasilkan pada ekonomi, lingkungan, dan upaya pembangunan nasional dan regional.

Baca juga:

Sudah KB Suntik, Kok Masih Kebobolan Hamil? Ini Penyebabnya!

 

Penulis

Febby