Tak hanya sesak napas, ini 8 tanda bumil kelebihan air ketuban, ketahui risikonya!
Jika banyak ibu khawatir kekurangan air ketuban selama masa kehamilannya, beberapa ibu lainnya justru mengalami kondisi kelebihan air ketuban atau polyhydramnios.
Berbahayakah hal itu? Apa saja gejalanya? Berikut ini penjelasannya untuk Anda.
Air ketuban
Amnion atau air ketuban merupakan cairan yang mengelilingi dan melindungi janin di dalam rahim. Cairan ini tersusun dari berbagai nutrisi, hormon, dan sel lainnya. Artinya, cairan ini tentu saja sangat penting untuk menjaga keselamatan dan perkembangan janin.
Umumnya, setiap ibu hamil memiliki sekitar 500 hingga 1.000 ml cairan ketuban. Air ketuban yang terlalu sedikit atau terlalu banyak selama masa kehamilan dapat memengaruhi perkembangan janin dan menyebabkan komplikasi.
Dilansir dari laman Alo Dokter, volume air ketuban yang normal selama masa kehamilan ialah:
- 60 mL di usia 12 minggu kehamilan
- 175 mL di usia 16 minggu kehamilan
- 400–1.200 mL di usia antara 34-38 minggu kehamilan
Volume air ketuban yang terlalu banyak disebut dengan polyhydramnios, sedangkan bila terlalu sedikit dikenal dengan istilah oligohydramnios.
Artikel terkait: 5 Masalah cairan ketuban yang sering terjadi, Bumil perlu waspada nih!
Mengenal kelebihan air ketuban atau polyhydramnios
Dalam laman WebMD dijelaskan bahwa polyhydramnios adalah penumpukan air ketuban yang berlebihan. Kondisi ini akan memengaruhi sekitar 1-2% kasus kehamilan.
Sebagian besar kasus polyhydramnios ringan dan merupakan hasil dari penumpukan cairan ketuban secara bertahap selama paruh kedua kehamilan. polyhydramnios yang parah dapat menyebabkan sesak napas, persalinan prematur, atau gejala lainnya.
Ibu hamil yang didiagnosis dengan polyhydramnios akan dipantau secara hati-hati oleh penyedia layanan kesehatan untuk mencegah komplikasi. Perawatan kondisi ini tergantung pada tingkat keparahan kondisinya.
Jika polyhydramnios ringan bisa hilang dengan sendirinya, polyhydramnios yang parah tentu saja memerlukan pemantauan dan penanganan yang lebih serius.
Gejala polyhydramnios
Gejala polyhydramnios dihasilkan dari tekanan yang diberikan di dalam rahim dan pada organ-organ di sekitarnya. Sayangnya, ibu hamil yang mengalami polyhydramnios ringan umumnya tidak akan merasakan gejala apa pun.
Namun ibu hamil yang mengalami polyhydramnios yang parah mungkin akan mengalami beberapa gejala, seperti:
- Sesak napas atau ketidakmampuan bernapas
- Pembengkakan di ekstremitas bawah dan dinding perut
- Ketidaknyamanan atau kontraksi uterus
- Pembengkakan vulva
- Sembelit
- Mulas
- Perut terasa kencang
- Rahim membesar
- Kesulitan merasakan gerakan janin
Penyebab polyhydramnios
Hingga sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab polyhydramnios. Namun dalam sebagian besar kasus, polyhydramnios dapat berkembang karena beberapa alasan, seperti:
- Cacat lahir yang mempengaruhi saluran pencernaan bayi atau sistem saraf pusat
- Diabetes gestasional
- Kehamilan kembar
- Kekurangan sel darah merah pada bayi (anemia janin)
- Ketidakcocokan darah antara ibu dan bayi
- Infeksi selama kehamilan
- Kelainan bawaan seperti penyumbatan saluran cerna atau saluran kemih janin, perkembangan abnormal otak, dan sumsum tulang belakang
- Masalah yang mempengaruhi susunan genetik janin, paru-paru, atau sistem saraf
Komplikasi polyhydramnios
Dalam beberapa kasus, polyhydramnios tidak menimbulkan komplikasi kehamilan dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun dalam beberapa kasus lainnya, polyhydramnios bisa menyebabkan komplikasi kehamilan yang serius, seperti:
- Lahir prematur
- Ketuban pecah dini
- Solusio plasenta, ketika plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan
- Prolaps tali pusat, ketika tali pusat turun ke vagina di depan bayi
- Persalinan caesar
- Kelahiran mati (stillbirth)
- Pendarahan berat karena kurangnya tonus otot uterus setelah melahirkan
Semakin dini polihidramnion terjadi pada kehamilan dan semakin besar jumlah kelebihan cairan ketuban, maka semakin tinggi risiko komplikasi kehamilan yang akan terjadi.
Apa yang harus dilakukan ketika bumil alami polyhydramnios?
Saat seorang ibu hamil didiagnosis mengalami polyhydramnios, dokter kandungan biasanya akan menyarankan untuk menjalani USG rutin setiap minggu. Ini dilakukan untuk memeriksa jumlah air ketuban.
Perawatan ini tergantung dari penyebab dan tingkat keparahan yang terjadi. Kasus-kasus polyhydramnios ringan biasanya tidak memerlukan perawatan apa pun karena dapat hilang dengan sendirinya. Namun dalam polyhydramnios yang parah mungkin memerlukan pemantauan dan penanganan yang lebih serius.
Untuk itu, bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas. Segera konsultasikan pada dokter kandungan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Referensi: Mayo Clinic, Medical News Today, Alo Dokter
Baca juga
Berbagai penyebab ketuban pecah dini yang harus diwaspadai Bumil!