Sebagai seorang wanita yang baru menikah, aku mempersiapkan kelahiran anak pertama dengan baik dan teliti. Sebelum hamil, aku mempersiapkan tubuh dengan mengkonsumsi supplemen Folic Acid dan Vitamin C setiap hari.
Kebiasaan baru tersebut kulanjutkan ketika hamil, bahkan aku juga memakan sarang burung supaya lebih sehat. Bukan itu saja, selama hamil aku juga menahan diri tidak memakan “makanan terlarang” yaitu nanas, semangka dan daging domba, yang konon dipercaya dapat menyebabkan keguguran.
Bahkan, aku mengikuti kepercayaan tahyul orang tua, yaitu tidak memindahkan barang-barang di kamar dan tidak memotong sesuatu di atas ranjang. Aku juga menjual sepatu-sepatu bertumit tinggi dan menukarnya dengan sepatu dan sandal bertumit rendah. Begitu banyak hal yang aku hiraukan dalam persiapan kelahiran anak pertama ini.
Saat-saat kehamilan
Trimester pertama kulalui dengan rasa tidak enak, karena perutku meregang menjadi besar. Pada bulan ketiga, aku merasakan pengalaman baru, yaitu tendangan bayi di dalam perut. Pengalaman yang tak pernah terlupakan adalah ketika suami menempelkan kepalanya ke perutku, dan saat itu bayi kami menendang dengan kuat. Mungkin ia tahu ayahnya sedang dekat dengannya.
Selama kehamilan, semuanya berjalan lancar. Bahkan aku tidak mengalami mual-mual di pagi hari. Terkadang aku mengalami kram, namun dapat kuatasi dengan cara yang diajarkan suster. Stretchmark mulai muncul di perutku, walaupun sudah menggunakan krim untuk menghilangkannya. Namun semua hal itu adalah alami untuk seorang wanita yang hamil.
Kelahiran anak pertama yang lucu
Kelahiran anak pertama adalah pengalaman yang lucu sekali untukku. Pada saat ketuban pecah, aku bahkan tidak menyadarinya karena kukira ketuban pecah akan berupa semburan air, bukannya seperti air mengalir biasa.
Tiga jam kemudian, aku mulai mengalami kontraksi, namun lucunya aku masih belum menyadari bahwa proses persalinan sudah akan segera berlangsung. Akhirnya ketika aku melihat ada darah di celanaku, dan aku memutuskan untuk ke rumah sakit.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, aku masih sempat mampir dulu ke rumah ibu karena handphone-ku tertinggal di sana. Karena tidak menyadari bahwa aku akan segera melahirkan, aku jalan kaki ke rumah ibuku karena hanya berjarak 5 blok saja.
Kemudian dari sana aku menunggu taxi untuk ke rumah sakit. Saat itu adalah jam sibuk di pagi hari, sehingga jarang ada taxi kosong di jalan, dan sudah ada beberapa orang yang menunggu taxi juga untuk berangkat ke kantor.
Karena tidak sabar menunggu taxi, aku mengajak suamiku untuk ke McDonnald untuk sarapan sebentar sambil berharap mendapat taxi setelah lalu lintas tidak terlalu ramai. Aku lapar! Suamiku kaget dan bertanya keheranan, apakah aku benar-benar merasa sakit mau melahirkan atau tidak? Akhirnya ia berkata “Tidak” dengan tegasnya, dan kami harus ke dokter dulu.
Akhirnya kami tiba di rumah sakit. Sambil menuju ruang pemeriksaan, aku memohon kepada suster supaya dapat mampir ke McDonald. Suster itu menatap saya dengan wajah ingin tertawa, dan tidak mengijinkan saya untuk pergi sarapan dulu. Akhirnya, saya dicek di ruang observasi dalam kondisi lapar. Saya masih mengomel kepada suami yang tidak mau diajak membeli sarapan dulu di pagi hari.
Proses melahirkan yang melelahkan
Aku mengalami rasa sakit selama lebih dari 15 jam, itupun setelah saya mengalah untuk disuntik epidural. Dokter memberi epidural sampai 5 dosis, namun ia tidak dapat melanjutkannya karena aku muntah. Akhirnya, stelah 26 jam, aku dibawa ke bagian gawat darurat untuk mendapatkan operasi caesar. Aku merasa lelah dan lega sekali setelah melihat bayiku, Ethan, akhirnya lahir.
Nasihat Untuk Ibu Hamil Lain
Proses kelahiran anak pertama memang melelahkan bagi Anda dan suami, tetapi semua akan menjadi lancar dan kita menikmati setiap detik ketika menjadi ibu. Mengandung janin di dalam perut hingga melahirkannya serta membesarkannya, adalah suatu keajaiban di dalam hidup.
Berikut ini data bayi ku :
Nama : Ethan Sim Kai Yang, berat : 3.48kg, tinggi : 49cm.
Mau berbagi cerita tentang pengalaman kelahiran anak pertama Anda? Kirimkan kepada kami melalui email di info@tickledmedia.com