Kondisi Kehamilan Kourtney Kardashian, Harus Jalani Operasi Darurat

Travis Barker putuskan menunda tur untuk menemani Kourtney.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Umumkan kehamilannya dengan cara yang unik, belum lama ada kabar kurang menyenangkan perihal kehamilan Kourtney Kardashian. Karena suatu kondisi, ia harus menjalani operasi darurat untuk janinnya.

Bahkan karena hal ini, Travis Barker sampai menunda jadwal tur karena ingin mendampingi istrinya. Kini, kondisi Kourtney sudah membaik.

Kehamilan Kourtney Kardashian

“Karena masalah keluarga yang mendesak, Travis harus pulang ke Amerika. Pertunjukan di Glasgow, Belfast, dan Dublin ditunda,” tulis Blink-182 saat itu.

“Informasi mengenai kembalinya ke Eropa dan tanggal yang dijadwalkan ulang akan diberikan segera setelah tersedia,” lanjut band beranggotakan tiga orang itu.

Melansir berbagai sumber, Travis terpaksa meninggalkan tur konser Blink-182. Rupanya, istrinya Kourtney Kardashian harus menjalani operasi darurat yang mengancam nyawa calon bayi mereka.

“Saya terbang pulang untuk menjalani operasi darurat yang mengancam jiwa bayi kami dan saya sangat bersyukur berjalan dengan baik. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas semua dukungannya. Tur dilanjutkan pada hari Jumat,” imbuh Travis Barker.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beruntung, kondisi Kourtney sudah membaik dan ia sudah pulang ke rumah. Ia dan suaminya sama-sama mengunggah foto hitam putih yang memperlihatkan tangan mereka saling menggenggam.

“Saya sangat berterima kasih kepada suami saya yang bergegas ke sisi saya dari tur untuk mendampingi saya di rumah sakit dan merawat saya setelahnya. Dan kepada ibu saya, terima kasih karena telah membantu saya melalui ini,” kata Kourtney, dikutip dari Instagram pribadinya, Kamis (7/9/2023).

Dalam postingannya, Kourtney menceritakan ia sempat menjalani fetal surgery atau operasi janin. Sebagai seorang yang pernah mengalami tiga kali kehamilan yang sangat mudah, Kourtney mengaku tak siap menghadapi rasa takut menjalani operasi tersebut.

“Saya rasa siapa pun yang belum pernah mengalami situasi serupa tidak akan bisa memahami perasaan takut itu. Saya memiliki pemahaman dan rasa hormat yang benar-benar baru terhadap para ibu yang harus berjuang demi bayinya saat hamil,” imbuhnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Bersyukur kepada Tuhan. Keluar dari rumah sakit dengan bayi laki-laki saya di dalam perut dan selamat adalah berkah yang sesungguhnya,” sambungnya lagi.

Artikel terkait: Kourtney Kardashian Hamil Anak Keempat, Umumkan dengan Cara Unik

Apa Itu Fetal Surgery?

Sebelum Kourtney, prosedur ini juga pernah dialami oleh aktris Indonesia yakni Marissa Nasution. Kedua bayi kembar Marissa meninggal setelah operasi ini.

Bagi yang belum tahu, Fetal surgery adalah prosedur yang dilakukan pada bayi yang belum lahir (janin) di dalam rahim . Tindakan ini dilakukan untuk memperkecil kemungkinan kelainan bawaan pada janin sebelum nantinya ia lahir.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Adapun kondisi kelainan bayi yang biasanya membutuhkan perawatan fetal surgery, antara lain:

  • Amniotic band syndrome atau sindrom pita ketuban
  • Sekuestrasi bronkopulmoner pada paru-paru
  • Malformasi adenomatoid kistik kongenital (CCAM) paru-paru
  • Hernia diafragma kongenital (CDH)
  • Sindrom obstruksi saluran napas tinggi bawaan (CHAOS)
  • Anemia janin
  • Obstruksi saluran kemih bagian bawah (LUTO)
  • Teratoma mediastinum
  • Massa leher
  • Teratoma sacrococcygeal (SCT)
  • Spina bifida (mielomeningocele)
  • Twin anemia-polycythemia sequence (TAPS)
  • Twin reversed arterial perfusion (TRAP) sequence
  • Twin-twin transfusion syndrome (TTTS)

Dari berbagai penelitian yang dilakukan, waktu yang paling ideal untuk dilakukan fetal surgery khususnya pada kasus spina bifida adalah pada usia kehamilan 24–26 minggu.

Di usia tersebut adalah untuk menghindari cedera saraf lebih tinggi. Kemungkinan untuk bayi dapat tertolong bila ada komplikasi dan harus dilahirkan segera juga tinggi.

Walau tujuannya untuk mengoreksi, perlu digarisbawahi bahwa risiko prosedur ini juga besar baik untuk janin maupun ibu.

Risiko pada ibu dapat berupa ketuban pecah dini, melahirkan secara prematur, infeksi pada luka operasi, infeksi selaput ketuban, perdarahan, lepasnya plasenta, mengalami komplikasi sehingga rahim akhirnya harus diangkat, kerusakan organ sekitar rahim hingga kematian.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga: 

 

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan