Parents suka menonton drama Korea? Salah kegiatan yang digemari banyak orang beberapa tahun terakhir efek dari Korean Wave ini memang menjadi salah satu hiburan ketika melepas lelah. Namun ternyata wajib waspada dan hati-hati, jangan sampai malah kecanduan drama Korea yang nantinya bisa merugikan Parents. Bahkan sekarang karena drakor bikin candu, erotomania jadi menghantui para pecinta drakor di seluruh dunia.
Drakor Sebagai Sarana Rekreasi? Boleh, Tapi Jangan Kecanduan Drama Korea
Kecanduan drama Korea pun sama, drama televisi di Korea yang dikemas dengan miniseri hingga rata-rata 16 episode ini juga menjadi sarana hiburan yang disukai banyak orang terutama pada perempuan. Tidak heran kalau mulai remaja hingga orang tua termasuk Parents yang menggemari drama Korea Selatan ini. Apalagi alur ceritanya menarik dan artisnya pun berparas cakep, ditambah aktingnya yang memukau tidak heran kalau Parents enggan berhenti menonton drama Korea. Drama Korea dapat merangsang keluarnya hormon dopamine yang merupakan zat kimia di otak (neurotransmitter) dan berperan mempengaruhi emosi, gerakan, sensasi kesenangan dan rasa sakit.
Walau drakor boleh menjadi salah satu pilihan sebagai sarana rekreasi, tapi ternyata Parents tetap harus waspada. Karena ternyata banyak yang terbukti malah tidak terkontrol dan kecanduan drama Korea dalam konotasi negatif ya Parents.
3 Ciri-ciri Parents Mulai Kecanduan Drama Korea
Seringnya menonton drakor berjam-jam hingga berhari-hari karena ingin menyelesaikan satu cerita drama ternyata memang membuat candu, namun kalau diteruskan malah bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan Parents. Dalam batasan tertentu memang cukup menyehatkan, tapi jika tidak terkontrol justru membentuk perilaku kecanduan.
Berikut ciri-ciri orang yang mulai kecanduan drama Korea.
1. Tidak Berhenti Menonton Serial Drama Korea
Menonton memang diperbolehkan, tapi kalau sudah tidak bisa mengontrol lamanya waktu nonton akan menyebabkan kesehatan Parents terganggu.
2. Malas Melakukan Hal Lain
Bahkan ada berita seorang perempuan berusia 20 tahun asal Nanjing menderita glaukoma akut bahkan bisa menjadi buta karena menghabiskan 18 episode drakor secara maraton. Dia tidak makan, tidur bahkan minum sekalipun selama menonton drama Korea. Untungnya langsung dilarikan ke rumah sakit sehingga mendapat pertolongan. Bukan hanya itu, pada tahun 2014 kasus perempuan yang tewas terkena serangan jantung setelah tidak tidur berhari-hari hanya untuk menonton drama Korea.
3. Menyukai Berlebihan Artis atau Karakter Dalam Drakor
Kadang karena terlalu menghayati jalan cerita dan akting artis drakor, akhirnya Parents sering menjadi penggemar artis atau karakter tersebut. Sehingga yang dibicarakan dengan teman hanya seputar cerita atau artisnya saja, bahkan sampai terbawa mimpi. Parents bisa saja lupa kalau sudah ada keluarga hingga kurang mengindahkan mereka, karena terlalu menyukai artis atau drakor tersebut. Yang lebih berbahaya lagi, Parents kadang ingin menonton judul drama lain dari artis tersebut sehingga jadi menonton drakor terus menerus.
Dan ini sangat tidak baik bila sudah kecanduan drama Korea.
Dampak Buruk Kecanduan Drama Korea Penyebab Erotomania
Sedangkan untuk dampak buruk psikis, Parents bisa terkena erotomania. Istilah ini memang lumayan populer apalagi karena ada wabah Hallyu Wave yang menyebabkan banyak orang memiliki bias idol artis Korea, mulai Kpop hingga aktor dan aktris negeri gingseng ini. Bila keadaan ini berlanjut dan membuat orang lupa dengan kegiatan di dunia nyata maka akan pasti terkena erotomania.
Erotomania merupakan kondisi kesehatan mental di mana dia yakin kalau orang lain mencintai dirinya terutama tokoh terkenal termasuk idol bias yang disukainya, padahal itu hanya khayalan dan tidak ada bukti nyata kebenarannya. Kalau kata fans drakor, delusi ngehalu yang berlebihan. Namun ini bisa saja terjadi pada Parents yang sudah menunjukkan ciri-ciri kecanduan drama Korea penyebab erotomania.
Biasanya pasien erotomania juga memiliki gangguan mental, skizofrenia, bipolar, dan psikosis, di mana ke semuanya sangat buruk bagi kesehatan terutama kesehatan mental. Perasaan dicintai yang tidak nyata ini pemicunya adalah terlalu menjiwai dan terlalu sering menonton tayangan televisi . Sehingga melekat dalam otak dan membuat khayalan Parents bermacam-macam.
1. Mengirimkan Banyak Hadiah
Seringkali penderita erotomania ini terus menerus dengan berbagai cara berusaha menghubungi artis yang disukainya untuk berkomunikasi bahkan mengirimkan berbagai macam hadiah, dengan harapan sang artis akan melakukan hal yang sama kepadanya. Tidak jarang, hanya demi mendapat panggung dan perhatian artis, banyak yang melakukan hal buruk seperti komentar jahat di postingan artis idol Korea hanya demi mendapat pengakuan sang artis saja.
2. Cemburu Kalau Sang Artis Menikah atau Berpacaran
Cara Mengatasi Kecanduan Drama Korea Penyebab Erotomania
Bila Parents mengalami ciri-ciri kecanduan drakor, maka harus bisa menguranginya secara perlahan-lahan agar erotomania hilang. Dan Parents bisa kembali ke dunia nyata bersama anak dan keluarga tercinta tentunya. Menonton boleh, tapi berlebihan tidak ya Parents!
Berikut tips cara mengatasi kecanduan drama Karena bahaya untuk kesehatan
1. Nonton On-going Sesuai Jadwal
2. Manajemen Waktu yang Tepat
3. Pilih Drakor yang Akan Ditonton
Artikel Terkait : Tayang Akhir Juni, Ini Fakta Menarik Drama Korea Cafe Minamdang
Menonton drakor boleh saja asal masih sesuai porsi dan tidak lupa melakukan kegiatan produktif di dunia nyata seperti biasanya. Bentengi dengan manajemen waktu menonton sehingga tidak mengalami erotomania akibat kecanduran drama Korea. Jadi tetap harus hati-hati ya Parents!
Baca Juga :
8 Drama Korea yang Punya Style Fashion Ikonik, Pecinta Mode Wajib Nonton!
47 Rekomendasi Drama Korea Rating Tinggi, Cocok Ditonton di Akhir Pekan!
7 Rekomendasi Drama Korea Bertema Kerajaan, Romantis Sekaligus Menegangkan!