Pernah mendengar cerita tentang IUD berpindah tempat?
Alat KB IUD (Intrauterine Device), adalah salah satu alat kontrasepsi yang sering dipakai. Efektif mencegah kehamilan hingga 3 tahun, tanpa harus bolak balik ke dokter.
Tetapi di sisi lain, alat ini juga memiliki efek samping. Jika KB IUD berpindah tempat, bisa menimbulkan bahaya.
Alat KB berbentuk seperti huruf T ini, dipasang di dalam rahim perempuan, untuk mencegah kehamilan jangka panjang. Dan bisa dilepas jika ingin punya anak lagi.
Tetapi, meski alat ini sudah banyak digunakan dan dianggap aman, dia tetap memiliki risiko tersendiri. Salah satunya, apabila IUD berpindah tempat yang bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Kisah Ibu Mengalami Kencing Berdarah karena KB IUD Berpindah Tempat
Hal ini dialami oleh seorang ibu berusia 26 tahun dari Cina. Dia mengeluh mengalami sakit perut sejak 5 tahun terakhir.
Ketika dokter memeriksa penyebabnya, ternyata KB IUD berpindah tempat dari seharusnya ada di rahim malah ada di kandung kemih. Hal ini menimbulkan masalah di saluran kencing.
Setelah diselidiki, ibu ini menanam KB IUD pada tahun 2011 lalu, namun rupanya KB tersebut kurang efektif karena dia masih bisa hamil dan melahirkan secara cesar pada bulan Februari 2012.
Dikarenakan saat bedah cesar dokter tidak menemukan perangkat IUD di dalam rahimnya, maka setelah pulih dari operasi ibu ini kembali ditanamkan satu lagi alat KB IUD di rahimnya.
Dua KB IUD Tertanam di Tubuh Ibu Ini
Setelah mendapat laporan ada masalah dengan kandung kemihnya, dokter di rumah sakit Jilin University melakukan pemeriksaan rontgen pada panggul ibu yang tidak disebutkan namanya tersebut. Hal mengejutkan pun terjadi, KB IUD yang dulu dinyatakan hilang terlihat dalam hasil rontgen.
Dari hasil pemeriksaan sinar X, terlihat bahwa ada dua KB IUD yang tertanam di dalam tubuh pasien tersebut. Satu yang baru saja dimasukkan setelah operasi cesar, dan satu lagi KB IUD berpindah tempat ke dalam kandung kemihnya.
Peneliti membuat laporan atas kasus ini, yang kemudian dipublikasikan di Jurnal Medicine pada bulan Oktober 2017. Dalam laporan tersebut, dinyatakan bahwa penyebab gejala kencing kronis yang dialami si pasien bersumber dari KB IUD berpindah tempat ke saluran kemih.
KB IUD Berpindah Tempat adalah Kasus yang Sangat Jarang Terjadi
Peneliti juga menyatakan, KB IUD ini memiliki efektifitas 99% untuk mencegah kehamilan, kurang dari 1% ibu yang menggunakan IUD mengalami kehamilan. Dan, pada kasus yang sangat jarang sekali terjadi, alat KB IUD bisa menimbulkan masalah kesehatan serius, seperti yang dialami oleh ibu di Cina tadi.
Ia mengalami yang disebut perforasi rahim, yakni suatu kondisi dimana IUD menembus dinding rahim, dan berpindah tempat. Kasus ini hanya terjadi pada 1 banding 1000 ibu yang menggunakan IUD.
Ketika IUD melubangi rahim, dia akan bebas bergerak ke banyak tempat. Termasuk rongga di perut dan pelvis, tempat di mana kandung kemih berada, yang kemudian menimbulkan infeksi saluran kencing.
Peneliti juga menyebutkan, pasien tersebut harus melakukan operasi untuk mengeluarkan alat KB IUD dari kandung kemihnya, agar tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.
Peneliti juga menganjurkan kepada semua ibu yang menggunakan alat kontrasepsi ini, agar selalu waspada dan memperhatikan kalau-kalau KB IUD berpindah tempat. Karena IUD yang hilang dan tidak segera ditangani bisa menimbulkan komplikasi serius.
Waspadai efek samping KB IUD berpindah tempat
Kasus ibu di atas, patutnya menjadi perhatian bagi semua pengguna KB IUD. Karena efek sampingnya bisa lebih buruk jika alat ini berpindah tempat lebih jauh dari kandung kemih.
Berikut ini efek samping jika KB IUD berpindah tempat:
- Radang perut atau radang pelvis yang kronis
- IUD menembus organ lain
- IUD menghambat jalan di usus
- Infeksi di area tuba falopi
- Risiko terkena penyakit yang menyebabkan kemandulan
- Perdarahan dalam rahim
- IUD melekat di dinding rahim dan tidak bisa lepas
Jika Bunda menggunakan KB IUD dan setelah beberapa lama lokasinya tidak dapat terlacak, disertai gejala sakit di bagian perut bawah, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Lebih baik berjaga-jaga dengan mencegah terjadinya komplikasi.
Gejala yang harus diwaspadai
Meskipun dinyatakan aman, Bunda tetaplah harus waspada dan hati-hati dalam menjaga kesehatan sendiri. Bila Anda mengalami gejala berikut ini, segeralah menghubungi dokter.
- Keluar cairan vagina yang terlihat aneh dan tidak biasa
- Demam dan menggigil
- Sakit saat berhubungan seks, atau mengeluarkan darah saat berhubungan
- Sakit ketika buang air kecil
- Mual dan muntah
- Sakit di bagian pelvis
- Sakit ketika perut ditekan
- Mengeluarkan darah walaupun masa menstruasi sudah berakhir
Meski risiko KB IUD berpindah tempat sangatlah kecil, tidak ada salahnya untuk tetap waspada. Apabila Bunda mengalami hal ini, sebaiknya alat ini segera dikeluarkan, untuk mencegah terjadinya kerusakan organ dan komplikasi lain yang lebih serius.
Semoga bermanfaat.
Referensi: Channel News Asia dan Options for Women
Baca juga:
KB IUD Berpindah Tempat, Ibu ini Jalani Prosedur yang Menyakitkan