Kasus rabies di Indonesia tengah ramai jadi bahan diskusi lantaran jumlahnya yang terus meningkat. Termasuk 11 kasus kematian yang disebabkan oleh penyakit yang disebut infeksi anjing gila ini pada April 2023.
Dari data yang dikumpulkan, sepanjang Januari-April 2023 di Sulawesi Selatan, lima orang dilaporkan meninggal dunia dari 2.395 orang yang terinfeksi rabies.
Sejauh ini sudah ada dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies yaitu Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Parents, penyakit rabies pada hewan menjadi tantangan besar di Indonesia dan perlu kita waspadai.
Artikel terkait: 21 Gejala Penyakit Rabies, Jangan Sampai Abai
Penyebaran Rabies di Indonesia
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data bahwa per April 2023, setidaknya ada 11 kasus kematian yang disebabkan oleh rabies.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes, sebesar 95 persen kasus rabies pada manusia dikarenakan gigitan anjing yang terinfeksi. Selain itu, ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95% karena gigitan anjing.
Kemenkes mendata, kasus penyakit anjing gila di Indonesia per April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular virus rabies.
Rinciannya adalah 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin antirabies, dan 11 kasus kematian akibat infeksi penyakit anjing gila di Indonesia.
Daerah yang Bebas Rabies di Indonesia
Kemenkes melaporkan kondisi rabies di Indonesia tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000.
Berdasarkan data Kemenkes saat ini dari 38 provinsi di Indonesia, hanya 11 yang bebas rabies yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Penyebab Kasus Rabies pada Anak Tinggi
Kemenkes juga melaporkan Jumlah kasus rabies yang terjadi pada anak di Indonesia meningkat. Lantas, mengapa kasus rabies pada anak di Indonesia tinggi?
Sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Novie Homenta Rampengan, mengatakan rabies dapat ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (GPHR) seperti anjing.
Novie menjelaskan, anak-anak senang bergaul dengan binatang. Hal inilah yang kemudian kurang diperhatikan orang tua sehingga mereka rentan diserang oleh hewan tersebut.
“Rabies ditularkan lewat GPHR (gigitan hewan penular rabies), dalam hal ini anjing. Anak-anak senang bergaul akrab dengan binatang sehingga begitu orang tua terkadang kurang perhatian, suatu waktu rentan diserang oleh hewan tersebut,” kata Novie seperti dikutip dari Antara.
Menurutnya, secara teori, jika angka GHPR meningkat, jumlah kasus anak yang digigit oleh hewan maupun berisiko terpapar rabies juga ikut meningkat.
Baca Juga:
Penyakit Liver: Kenali Penyebab, Gejala dan Golongan Orang yang Berisiko