Kenali Gejala Upaya Bunuh Diri dan Bangun Kedekatan Keluarga untuk Mencegahnya

Kenali gejala upaya bunuh diri dan bangun kedekatan keluarga untuk mencegahnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kedatangan gelombang budaya Korea Selatan (Korsel) semenjak awal tahun 2000-an hingga kini ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Mewarnai ragam acara di televisi maupun media sosial dan daring. Halyu “Korean Wave”, berbagai drama korea, boyband, dan hal-hal yang berbau “Korea” sangat digandrungi kawula muda zaman now.

Namun, halyu itu pun tak luput dari pemberitaan sedih terkait artis-artis Korsel yang melakukan tindakan bunuh diri. Memberikan gambaran bahwa angka kasus percobaan bunuh diri di Korea pun cukup tinggi. Apa dan bagaimana cara mereka bunuh diri, ujung-ujungnya memang dipicu adanya gangguan mental ataupun depresi yang dialami para artis tersebut.

Kasus Percobaan Bunuh Diri, Kondisi yang Perlu Menjadi Perhatian

Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization, menganggap bahwa kasus percobaan bunuh diri adalah isu yang sangat serius. Dan, pada tahun 2004, WHO secara resmi menjadikannya tanggal 10 September sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri yang diakui setiap tahun.

Data menyedihkan lainnya dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada 703.000 orang meninggal karena bunuh diri dan 77% terjadi di negara-negara yang berpendapatan rendah-sedang.

Tak perlu jauh-jauh, hingga ke negeri pencipta “halyu”, kasus bunuh diri bisa terjadi di mana saja, oleh siapa saja, di negara sendiri, bahkan di lingkungan terdekat kita.

Kasus Percobaan Bunuh Diri Bisa Terjadi di Lingkungan Terdekat

Orang yang saya kenal dekat berpuluh tahun lama, sebut saja dia Nyonya N, ibu paruh baya, selama lebih dari 25 tahun sedang melakukan rawat jalan di poli psikiatri di salah satu rumah sakit milik BUMN. Rentang waktu seperempat abad menjalani perawatan psikiatri karena memiliki gangguan kejiwaan, Nyonya N pernah melakukan upaya percobaan bunuh diri. Bahkan sampai 2 kali!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagi sebagian besar masyarakat umum, penderita gangguan jiwa sering dilabeli dengan ‘orang gila’, individu yang dianggap berperilaku tidak normal. Jika melihat orang dengan gangguan jiwa berkeliaran di jalanan, orang itu dianggap sampah masyarakat oleh lingkungan sekitarnya. Padahal orang yang menderita masalah maupun gangguan jiwa itu tidak boleh disepelekan. 

Persoalan masalah maupun gangguan jiwa, masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hal tersebut dan dibiarkan begitu saja. Padahal orang yang memiliki masalah ataupun terganggu kesehatan jiwanya, tak ubah layaknya penyakit kanker yang diam-diam menggerogoti tubuh. Penderita gangguan kejiwaan, jika tidak ditangani sejak dini dan berkesinambungan, dapat berakibat fatal, bahkan berujung kematian yang tidak wajar.

Kenali dengan Cermat “Gejala Percobaan Bunuh Diri”

Perkara percobaan bunuh diri, memang tidak bisa dipisahkan dari persoalan kesehatan jiwa seseorang. Berkaca dari kasus Nyonya N, keluarga ataupun orang-orang terdekat di sekelilingnya memang harus jeli dan waspada terhadap gerak-geriknya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut Nalini Muhdi, Psikiater Konsultan RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, pada webinar Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia (11 September 2021) mengatakan bahwa kita perlu memerhatikan dengan saksama tanda-tanda peringatan pada perilaku seseorang yang ingin melakukan bunuh diri.

“Jika Anda mendengar atau melihat seseorang menunjukkan satu atau lebih dari perilaku seperti merasa putus asa, marah-marah yang tak terkendali, dan agresif. Atau, bertindak impulsif atau terlibat dalam aktivitas berisiko, salah satunya peyalahgunaan alkohol atau narkoba.

Kemudian, mood yang berubah secara dramatis, maka hal itu merupakan tanda-tanda yang mengarah seseorang akan melakukan percobaan bunuh diri,” ujar dokter Nalini.

Lebih lanjut, Nalini menjelaskan selain tanda-tanda tersebut, ada pula para pelaku percobaan bunuh diri yang merasa terjebak, seperti tidak ada jalan keluar, dan menarik diri dari teman, keluarga, dan masyarakat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Contoh kasus yang dirasakan oleh Nyonya N, usaha percobaan bunuh diri yang dilakukan karena dirinya merasakan kecemasan yang luar biasa, merasa dirinya sendirian, dan sulit tidur. Ibu paruh baya ini juga pernah bercerita bahwa pernah berpikir tentang kematian.

Kejadian percobaan bunuh diri yang pertama terjadi sekitar tahun 1996, dengan menempelkan setrika panas ke nadi tangannya. Nyonya N memendam perasaan dan kekecewaan terhadap saudara-saudara dari almarhum suaminya yang berasal dari Jawa Tengah dengan menjadikan rumah sebagai tempat transit di Jakarta.

Hal yang dirasakannya adalah merasa kurang kebebasan menjalankan hari-hari karena seringnya saudara laki-laki menginap di rumahnya yang kecil dan Nyonya N berada di rumah dengan 3 anak beserta ibu kandung. Ibu paruh baya ini yang merupakan anak tunggal, memilki berpribadian yang introvert dan hanya mau curhat kepada orang-orang terdekat yang dirasa nyaman dan dipercaya olehnya.

Pada tahun 2009, ia kembali lagi berusaha melakukan percobaan bunuh diri yang kedua dengan meminum cairan racun serangga. Pada kali kedua ini, Nyonya N merasa mentok, karena pamannya yang biasa tempat curhat sudah tiada di tahun 2008, dan tidak ada orang yang bisa memberikan solusi.

Keterlibatan aktif keluarga memegang peranan penting untuk mencegah percobaan bunuh diri Nyonya N yang dapat berakibat fatal. Menurut dr. Nalini, setelah mengenali tanda-tanda kerentanan bunuh diri, keluarga atau orang-orang terdekat dari pelaku yang ingin mencoba bunuh agar melakukan langkah-langkah berikut:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

• Jangan meninggalkan mereka sendirian
• Singkirkan benda-benda yang berpotensi digunakan untuk mencelakai diri (benda tajam, tali, obat-obatan, cairan insektisida, bepergian sendirian)
• Dengarkan mereka, jangan terburu-buru memberi nasihat, berikan empati (berusaha memahami), tanyakan apa yang saat ini dirasakan dan alasan mereka untuk mengakhiri hidup. Jangan menyalahkan atau membandingkan masalah mereka dengan orang lain.
• Bila gejala memberat, dorong dan temani pelaku untuk meminta bantuan ahli (psikiater, psikolog) atau ke rumah sakit. Atau hubungi Crisis Helpline Center. Salah satunya adalah layanan SEJIWA, call center 119 ext 8. Layanan SEJIWA ini merupakan respon pemerintah untuk menjamin pemenuhan hak kesehatan mental masyarakat di masa pandemi COVID-19.

Eratkan Hubungan di Dalam Keluarga untuk Mencegah Upaya Bunuh Diri

Percobaan bunuh diri Nyonya N yang bisa ditangani dengan cepat, tak lepas dari upaya keluarga yang senantiasa bersabar dan berusaha selalu ada untuk mendampingi Nyonya N di segala tempat dan situasi. Pada percobaan yang pertama, suami Nyonya N dengan cepat menggagalkan upaya bunuh diri itu dan segera membawa ke salah satu RS milik BUMN di Jakarta untuk penanganan dan perawatan.

Pasca upaya bunuh diri itu, suami Nyonya N selalu berada di sisinya, bergantian dengan anggota keluarga lain. Selalu menemani istrinya melakukan rawat jalan di poli psikiatri, mengatur jadwal pemberian obat-obatan psikiatri, dan berusaha mendengarkan baik-baik keluh-kesah Nyonya N.

Tak lupa pula, di saat itu pamannya, seorang tokoh agama di kampung Nyonya N, memegang peranan penting sebagai tempat curahan hati Nyonya N. Semasa hidupnya, paman senantiasa memberikan wejangan spiritual agar Nonya N selalu berdzikir dan beribadah untuk mengalihkan kecemasannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di sisi lain, dukungan suami dan ketiga anaknya yang selalu hadir untuk menyemangati Nyonya N agar tak putus asa menjalani hidup, hidup sehat, dan tak bosan melanjutkan perawatan psikiatrinya menjadi kunci untuk menutup segala pintu dan jendela percobaan bunuh diri.

Termasuk, di masa sulit sekarang ini, ketika Nyonya N merasa sendirian lagi, karena suami yang menjadi tempat bersandar sudah menghadap Illahi pada bulan November 2020. Keluarga besar inti Nyonya N juga berusaha untuk bisa kumpul secara daring, berkomunikasi melalui WA, maupun berkumpul bersama tiap akhir pekan ataupun hari libur nasional, bersama anak dan cucu-cucu Nyonya N.

Kedekatan di antara anggota keluarga untuk terus menghibur dan berkomunikasi secara terbuka kepada Nyonya N, merupakan upaya untuk mengatasi rasa kehilangan dan kesepiannya. Kini, anak sulung dan suaminya menjadi tumpuan Nyonya N di dalam menjalani dan mendampingi perawatan psikiatrinya, setelah selama ini ditangani oleh almarhum suami Nyonya N.

Pada dasarnya, dukungan keluarga dapat membangun harapan untuk menjaga kestabilan kesehatan jiwa dan bahkan mencegah bunuh diri jangan sampai terjadi.