Kasus bullying di sekolah tentu menjadi salah satu hal paling dikhawatirkan para orangtua, khususnya yang memiliki anak yang memasuki usia pra remaja.
Sampai saat ini kasus bullying di sekolah masih belum bisa dihilangkan 100%. Bahkan kasus bullying di sekolah sudah seperti fenomena gunung es dan berisiko berujung pada kekerasan dan kematian.
Fakta menyedihkan bukan? Kenyataannya, kasus bullying di sekolah tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga serimg ditemukan di berbagai belahan negara. Belum lama ini sebuah video yang memperlihatkan tindakan bullying di sekolah sempat viral.
Kasus bullying di sekolah terbaru dan menjadi viral di media sosial ini terjadi di Filipina, di mana ada siswa yang mendapat tindakan bullying di toilet sekolah. Dalam video menunjukkan seorang siswa berseragam, menyerang siswa laki-laki lainnya.
Dalam video tersebut, pelaku bullying meminta korban untuk memilih antara mendapatkan pukulan atau menjaga martabatnya.
Sang pelaku melanjutkan dengan memaparkan bagaimana adegan itu akan terjadi jika anak lelaki itu memilih harga dirinya.
Pelaku tindak bullying juga membuatnya mengatakan bahwa dia bodoh dan menambahkan, “Jika dia memilih menjaga martabatnya, aku akan membuatnya berlutut, mencium sepatuku, dan mencium kemaluanku.”
Tak ingin mendapat perlakuan tidak menyenangkan yang bisa merendahkan martabatnya, korban akhirnya memilih untuk dipukuli.
Mengetahui pilihan sang korban, pelaku pun mengatakan, “Karena jika dia memilih untuk mempertahankan martabatnya, saya akan menamparnya, dan dia akan mencium sepatu saya tetapi dia ingin dipukuli.”
Kemudian video tersebut pun akhirnya memperlihatkan pelaku mulai menyerang korban.
Kasus Bullying di Sekolah Membuat Pihak Sekolah Mengeluarkan Pernyataan
Tak lama setelah video viral, pihak sekolah, SMP Ateneo de Manila University, akhirnya merilis sebuah pernyataan di Twitter menyusul video yang mengatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.
Dalam sebuah pernyataan, pihak sekolah mengatakan bahwa video yang menggambarkan tindakan kekerasan tersebut tentu saja merupakan salah satu pelanggaran serius, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin.
“SMP Ateneo menangani masalah ini dengan serius, dimulai dengan penyelidikan segera untuk mengetahui apa yang terjadi, mulai saat laporan itu sampai kepada kami,” katanya.
Sekolah juga menyatakan keprihatinannya atas pelanganggaran privasi dan tindak bullying yang telah disebarkan di sosial media. Pihak sekolah pun meminta publik untuk tidak membagikan video tersebut.
“Tidak hanya hak privasi anak di bawah umur ini yang dilanggar tetapi juga memprovokasi beberapa reaksi yang sebenarnya tidak banyak membantu sekolah dalam menangani insiden ini dengan tepat,” katanya.
Baca tweet lengkapnya di sini.
Presiden Universitas @FrJett telah merilis pernyataan tentang video kekerasan di Ateneo Junior High School.
Jika anak Anda menghadapi nasib yang sama, maka ada beberapa hal yang perlu Parents ajarkan untuk memastikan mereka mampu mengatasi situasi ini.
Beberapa Langkah yang Bisa Parents Lakukan Jika Anak Mengalami Kasus Bullying di Sekolah
1. Selalu tunjukkan dukungan
Penindasan atau tindak kasus bullying di sekolah tentu saja merupakan hal serius. Selain bahaya fisik yang nyata, kondisi bullying tentu saja dapat memengaruhi rasa percaya diri anak bahkan berisiko terjadinya depresi pada anak.
Oleh karena ini, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memberikan perhatian yang lebih. Tunjukan kepedulian, dan jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk berbincang dengannya, membicarakan apa yang terjadi di sekolah dan apa yang anak rasakan.
Anda mungkin bisa mendorong anak untuk mengambil kelas bela diri. Hal lain lain yang tak kalah penting adalah memastikan mereka memiliki teman baik yang bisa mendukungnya.
2. Ajarkan anak untuk mengalah
Anda tahu pepatah, jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka, bergabunglah dengan mereka? Yah, kami TIDAK mendukung bullying. Tetapi yang harus Anda lakukan adalah mengajak anak Anda untuk berteman dengan si pengganggu, bukannya takut atau melawannya.
Terkadang, pengganggu datang dari keluarga yang paling rusak. Mereka mungkin hanya mencari teman. Mengalah bukan berarti kalah.
3. Jika semua usaha tak berhasil, coba untuk menghindari
Jika hal-hal tidak menunjukkan tanda-tanda membaik, cukup ikuti pendekatan menghadapi bullying. Salah satu caranya, beri tahu anak-anak untuk menghindari pengganggu.
Anda bisa tergoda untuk memberi tahu anak Anda untuk melawan, tetapi ini hanya mengarah ke eskalasi. Dan kekerasan semakin memburuk.
Bagaimana Parents, punya tips lain untuk menghadapi bullying di sekolah?
Disadur dari artikel Sarah Voon, theAsianparent Singapura
Baca juga:
9 Strategi Mengajari Anak Membela Diri saat Menghadapi Bullying (Perundungan)