Benarkah Kartun Peppa Pig Berdampak Buruk pada Anak?

Kabar bahwa kartun Peppa Pig sempat membuah heboh dunia. Salah satu kartun terlaris di dunia ini dikabarkan menyebabkan anak autis. Benarkah itu?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kartun Peppa Pig saat ini menjadi salah satu tayangan yang digemari oleh anak-anak. Namun, sebuah studi dari Universitas Harvard mengatakan bahwa Peppa Pigdapat menyebabkan anak mengalami autisme.

Penelitian ini berdasarkan riset temuan pada tahun 2012 oleh Marc Wildember di Universitas Harvard. Ia menyimpulkan bahwa jika anak menonton Peppa Pig selama 30 menit, maka tingkat autisme anak bisa meningkat sampai 56% persen.

Selain itu, peneliti yang disebut sebagai seorang Epidomologis ini menyatakan bahwa Peppa Pig membawa dampak buruk untuk anak terutama mengenai perilaku.

Laman Reflection Mind menyebutkan beberapa hal yang ia soroti dari kartun dengan tokoh keluarga Babi itu antara lain :

  1. Superioritas
  2. Perilaku tak pantas
  3. Perilaku tak sopan
  4. Tak mau mengalah
  5. Intoleran
  6. Tak menghormati oranglain
  7. Tidak menghargai orang lain
  8. Sombong
  9. Egois

Oleh karena itu, Wildenber menyarankan agar kartun tersebut segera diberhentikan siarannya. Orangtua pun sebaiknya berhenti untuk mengizinkan anaknya menonton tayangan tersebut.

Kartun Peppa Pig

Bantahan riset tentang kartun Peppa Pig

Kartun peppa Pig mengalami penurunan rating sejak berita tersebut beredar. Selain itu, banyak orangtua yang jadi cemas dengan dampak buruk yang diucapkan Wildember.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, pernyataan Wildember ini dibantah oleh beberapa ahli Autis. Mereka mengatakan bahwa tak ada keterkaitan antara autisme dengan tayangan kartun Peppa Pig.

Lebih dari itu, jika diteliti lebih jauh tentang sosok Wildember,  kita tidak akan menemukan sosoknya di Google. Jika ia memang peneliti di Universitas Harvard, sudah sewajarnya kita menemukan karya ilmiahnya di laman pencarian seperti Google.

Namun, kita tak akan menemukan apa-apa dari sosok Marc Wildemberg ini. Alih-alih mendapatkan hasil riset ilmiah, kita hanya akan diarahan pada beberapa akun sosial media.

Jika Marc Wildemberg ini tak punya karya ilmiah apapun, berarti penelitiannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Beberapa pihak justru menuding bahwa medialah yang menciptakan tokoh Marc Wildemberg.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sekalipun Marc Wildemberg ini muncul layaknya tokoh fiksi, banyak orangtua yang terlanjur setuju dengan pendapatnya. Mereka meyakini anak juga berperilaku buruk karena mencontoh berbagai karakter di kartun Peppa Pig. Demikian seperti yang dikutip dari laman iTech Post.

Namun, banyak yang mengatakan bahwa Peppa Pig tidak dapat disalahkan dalam hal baik buruknya tingkah laku anak. Karena, tingkah laku anak adalah soal didikan orangtua.

Sebagai orangtua, kita seharusnya dapat membimbing anak dengan baik apapun hal yang akan ia tonton. Anak juga membutuhkan sebuah penjelasan tentang mengapa Peppa Pig melakukan beberapa tingkah laku buruk.

Parents, tayangan kartun Peppa Pig aman untuk anak kok. Semoga penjelasan dari kami dapat mengurangi rasa was-was orangtua.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5 Rekomendasi Kartun untuk Anak

Anak tak hanya belajar di ruang kelas. Menonton televisi juga membantu proses belajar anak, sekaligus tetap menghibur. The Asian Parent Singapore memberikan rekomendasi kartun terbaik untuk anak-anak begitu mereka memasuki usia sekolah.

1. Sesame Street

Kartun ini adalah salah satu tontotan paling mendidik yang pernah diproduksi. Sebuah penelitian terdahulu menemukan, anak-anak berusia 3-5 tahun yang menonton pertunjukan ini memiliki kosakata yang lebih luas pada saat mereka mencapai sekolah menengah.

2. Tayo: the Little Bus

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kartun ini sekarang semakin populer karena mengajarkan nilai-nilai yang baik, seperti berbuat baik dan menghargai persahabatan. Tayo juga memperkenalkan anak-anak pada keterampilan di kehidupan nyata, termasuk mematuhi peraturan lalu lintas dan memprioritaskan keselamatan.

3. Dora and Friends: Into the City

Kartun ini merupakan spin-off dari seri populer Dora the Explorer saat Dora memasuki usia sekolah. Tema-tema yang diangkat berkisar pada persahabatan serta layanan masyarakat dan pemecahan masalah yang kreatif.

4. Elena of Avalor

Menampilkan putri Latina yang penuh semangat tapi baik hati sebagai panutan yang hebat, acara ini berfokus pada mengajar anak-anak tentang nilai-nilai dalam pertemanan dan keluarga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Arthur

Kartun Arthur direkomendasikan untuk anak-anak di atas usia 5 tahun. Kartun yang menarik ini mengangkat soal situasi sosial. Anak-anak dapat belajar banyak dari Arthur tentang cara berteman dan mengatasi rasa takut.

Baca juga :

Penulis

Syahar Banu