Kapan dan Bagaimana Mengganti Popok Bayi dengan Benar Agar Terhindar dari Ruam

Kapan dan bagaimana mengganti popok bayi dengan benar agar terhindar dari ruam? Ini tips dari dokter, Parents.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tahukah Moms kalau mengganti popok bayi dengan benar bisa sangat memengaruhi kesehatan, kenyamanan dan kebahagiaan si Kecil? 

Kok bisa?

Yuk, ketahui hal-ihwal tentang popok bayi dan bagaimana cara mengganti popok bayi dengan benar agar terhindar dari ruam, dari dr. Herbowo Agung F Soetomenggolo, Sp.A(K) berikut ini. 

Penyebab Ruam Popok 

Menurut dr. Herbowo faktor utama yang seringkali menjadi pemicu timbulnya ruam atau diaper rash adalah kebiasaan menggunakan diaper sepanjang hari atau tidak ada jeda waktu bayi dibiarkan sementara dengan popok kain. 

Kemudian risiko berikutnya yang potensial menyebabkan diaper rash adalah Moms atau pengasuh tidak disiplin dengan jadwal penggantian popok. 

Kebiasaan ini biasanya akan diikuti kebiasaan buruk lain, yakni tidak membersihkan dan mengeringkan area kulit bayi dengan benar.

Selain dua masalah tersebut, kata dr. Herbowo, faktor kesalahan pemilihan ukuran diaper juga mengakibatkan munculnya diaper rash.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Diaper yang terlalu kecil, tidak sesuai dengan berat badan bayi, akan menjadi terlalu rapat atau terlalu ketat saat dipakai. Sehingga udara tidak mengalir masuk dan kulit bayi terlalu mengalami tekanan dari karet-karet diaper.

Soal ukuran diaper yang pas, dokter mengingatkan, “Betul bahwa diaper tidak boleh ketat. Tetapi bila terlalu besar maka anak juga akan terganggu geraknya. Pastikan bahwa diaper tidak menimbulkan bekas di kulit (berbekas karet berarti terlalu ketat) dan pilih berdasarkan kriteria berat badan yang tercantum di kemasan diaper”.

Kapan Popok Harus Diganti?

Secara keseluruhan diaper aman digunakan sejak bayi baru lahir.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tidak ada batasan khusus mengenai durasi pemakaian popok sekali pakai. Namun, dr. Herbowo menganjurkan bayi tidak dipakaikan diaper sepanjang hari. 

Diaper dapat digunakan di rumah, saat Moms harus mengerjakan hal lain sambil tetap mengawasi si Kecil.

Lalu saat bepergian keluar rumah, tentulah pilihan menggunakan diaper akan membuat semuanya jadi praktis dan higienis. 

Di usia awal, rutinitas jadwal tidur si Kecil mungkin masih banyak berubah dan bisa jadi kurang durasinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Maka dalam kondisi ini, agar bayi lebih tenang tidurnya dr. Herbowo menyarankan penggunaan diaper. Dengan catatan, untuk tidur malam hari, Moms tetap harus mengganti diaper-nya secara berkala. 

Kalau si Kecil sudah mulai teratur dan stabil rutinitas tidurnya, dan Moms juga sudah menemukan ritme-nya, akan sangat baik jika bayi tidur tanpa diaper. 

Cukup gunakan popok kain yang lembut dan ringan, dengan tetap dialasi perlak anti basah, agar kasur dan sekelilingnya tetap bersih.

Selebihnya, Moms tentu mengenali saat-saat si Kecil tenang dan bermain santai, di waktu ini bisa berikan popok kain saja.

Seperti anjuran dokter tadi, asalkan ada jeda sebentar dan diaper tidak digunakan untuk sepanjang hari. Intinya semua tergantung dengan kebiasaan dan kebutuhan masing-masing, ya, Moms.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Penggunaan diaper bisa diganti setiap 2-3 jam atau maksimal 3-4 jam. Itu berhubungan dengan pola BAK dan BAB bayi yang biasa terjadi setiap 3 jam. Jadi memang sebaiknya diaper segera diganti setiap anak BAK atau BAB,” jelas dr. Herbowo tentang waktu yang tepat untuk mengganti popok bayi.

Cara Mencegah dan Mengobati Diaper Rash

Dr. Herbowo mengatakan bahwa salah satu cara mencegah diaper rash adalah memastikan daya tahan tubuh si Kecil baik.

Oleh karena itu, Moms harus memastikan si Kecil mendapatkan nutrisi yang sehat. Pasalnya, makanan dan nutrisi yang baik akan menjadi ‘tameng’ dari berbagai gangguan kesehatan.

“Pada anak dengan kondisi daya tahan tubuh sedang rendah atau menurun, memang risiko infeksi di area kemaluan tetap dapat mudah terjadi. Begitu pula pada anak yang punya bawaan alergi, dermatitis juga lebih mudah terjadi karena anak alergi memiliki kulit yang lebih sensitif. Selain itu anak yang sedang mengonsumsi antibiotik karena sebab penyakit lain, juga rentan mengalami diaper rash, karena bakteri baik ikut mati ketika konsumsi antibiotik,” papar dr. Herbowo.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini semakin penting saat si Kecil sudah memasuki masa MPASI (makanan pendamping ASI). 

Soalnya, pada saat bayi sudah dapat makan tambahan selain ASI, maka komposisi tinja lebih bervariasi dan memang lebih mudah menyebabkan ruam popok jika tidak disiplin tentang tata cara dan jadwal ganti diaper. 

Walaupun belum ada bukti ilmiah yang terperinci, tetapi diduga makanan yang bersifat asam seperti buah-buahan yang masam, lebih mudah menyebabkan diaper rash

Risiko ini tentu tidak mutlak, kembali lagi pada kondisi dan daya tahan masing-masing bayi, ya, Moms.

Selain nutrisi makanan yang baik, untuk pencegahan diaper rash, Moms bisa berikan krim pencegah ruam yang mengandung petroleum dan zinc di setiap penggantian diaper. 

Tetapi hati-hati krim ini jangan sampai menutupi lubang kemaluan. Oleskan anti ruam di sekitar paha yang tersentuh langsung dengan diaper, lipatan pangkal paha dekat kemaluan, dan bagian bokong bayi. 

Bila memang sudah terjadi infeksi atau ruam yang parah, perlu diberikan perawatan dengan krim anti jamur. 

Ingat, ya, Moms, berbeda dengan krim anti ruam, krim anti jamur tidak untuk diberikan setiap penggantian diaper. Moms tetap harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu untuk pilihan nama dagang krim anti jamur ini dan dosis pemakaiannya. 

“Penggunaan krim anti ruam berbahan dasar petroleum dan zinc masih menjadi anjuran dan efektif untuk mencegah ruam popok,” kata dr. Herbowo. 

Perlu dicatat pula, nih, Moms, saran berikutnya dari dokter, “beberapa penelitian mendapatkan, minyak kelapa, minyak zaitun, dan lidah buaya, adalah bahan-bahan alami yang bisa jadi alternatif pilihan dan sangat efektif dapat mencegah diaper rash.”

Cara Mengganti Popok Bayi dengan Benar

 

Agar Moms dapat memastikan kondisi si Kecil selalu nyaman, area kulit yang tertutup diaper bersih dan lingkungan rumah juga sehat, dr. Herbowo membocorkan cara mengganti popok bayi dengan benar.

1. Bersihkan Area Kemaluan dengan Air

Untuk area kemaluan dibersihkan dengan air dan pastikan untuk mengeringkannya karena jika kulit lembap akan sangat potensial menimbulkan infeksi jamur dan bakteri.

Cara mengeringkan kulit bayi, cukup ditepuk-tepuk ringan dengan handuk atau kain yang lembut.

Biarkan kulit bayi bisa kering alami, tanpa perlu digosok-gosok dengan lap. Setelah benar-benar kering, bisa segera dipakaikan diaper baru.

2. Bersihkan Area Kemaluan dari Depan ke Belakang

Ingat, saat membersihkan kulit bayi dari BAK dan BAB, jangan menyeka dari arah anus ke kemaluan. 

Menyeka harus dilakukan dari arah kemaluan ke anus (dari arah depan ke belakang). Hal ini penting sekali untuk menghindari infeksi saluran kemih.

Lebih perhatikan area yang tertutup diaper jika suhu udara musim panas.

Karena kondisi panas dapat menyebabkan keringat berlebih, sehingga area kemaluan mudah lembap dan sering berisiko mengakibatkan ruam popok (diaper rash). 

3. Gunakan Popok yang Tepat untuk Bayi

Pada bayi atau anak yang kadang mengalami alergi atau tipe kulitnya sensitif, maka penggunaan produk yang hipoalergenik akan lebih aman dan mengurangi risiko ruam popok. 

Bayi atau anak yang tidak ada alergi atau tipe kulitnya normal, cenderung tidak masalah dengan produk apa pun, tidak ada kriteria khusus dalam memilih produk pembersih, seperti sabun mandi, deterjen, atau tisu. 

4. Pilih Produk Popok dan Tisu Basah yang Aman

Sedapat mungkin tetap hindari produk yang mengandung alkohol, serta pilih tisu yang tidak mengandung pewangi. 

Tisu basah bisa sangat membantu untuk proses membersihkan kulit bayi saat sedang bepergian.

Pilih tisu basah yang berbasis air murni sebagai pembersih. Kadang ada produk tisu yang menambahkan pelembap. 

Perlu diperhatikan pula apabila ada reaksi kemerahan pada kulit bayi, jangan digunakan lagi, berarti tisu berpelembap itu kurang cocok. 

5. Jaga Kebersihan Proses Pembuangan Diaper

Pastikan menjaga kebersihan proses pembuangan diaper. Jangan membuang diaper dalam keadaan terbuka karena dapat menjadi pemicu atau menularkan penyakit. 

Dari penjelasan dokter di atas, dapat kita tahu bahwa pemilihan produk diaper yang baik sangat penting pengaruhnya untuk kesehatan si Kecil..

Semua kriteria diaper kualitas baik yang Moms butuhkan tersebut ada pada Baby Happy Diapers, produk dari Wings Care.

Dengan Air Through Technology, Baby Happy Diapers berbahan lembut dan sejuk, anti gerah.

Selain itu, Karet pinggangnya Ultrasonic, sehingga elastis dan fleksibel, anti lecet.

Ditambah daya tampung extra 70% yang mampu menyerap 2x lebih banyak hingga 500 ml, anti bocor. Plus, pulp double pressure yang dapat menyerap cepat dan merata, anti gumpal.

Dan satu lagi, Moms: Baby Happy Diapers dilengkapi dengan Wetness indicator, sehingga Moms tahu kapan harus mengganti popok si Kecil.

Si Kecil bebas ruam, main bareng makin seru. Baby happy, Moms happy.

Beli yang terbaik untuk si Kecil, Baby Happy Diapers tersedia di toko-toko terdekat dengan

Baca juga:

Ruam Popok, Ini Cara Mencegah dan Pengobatan Rumahan yang Bisa Dilakukan

Jangan Panik Dulu! Ruam Popok Bayi Bisa Ditangani di Rumah