Tabung oksigen merupakan salah satu kebutuhan perawatan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, dengan gejala sesak napas atau saturasi turun. Namun jenis tabung oksigen ada banyak, jangan sampai Anda menyewa atau membeli tabung yang salah untuk pasien COVID-19 dengan masalah pernapasan.
Ini dia 4 jenis tabung oksigen, beserta penjelasan cara pakai tabung oksigen yang benar!
4 Jenis Tabung Oksigen, Perhatikan Agar Tidak Salah!
Banyak yang Menggunakan, tapi Tidak Tahu Caranya
Beda-beda gejala yang dirasakan orang yang terkonfirmasi Virus Corona. Mulai dari demam, diare, sesak napas, saturasi turun, hingga ruam kulit. Dengan begitu, obat-obatan dan alat kesehatan yang digunakan pun berbeda, sesuai dengan kebutuhan gejalanya. Beberapa alat kesehatan yang paling dicari adalah masker, pengukur suhu tubuh, oximeter, juga tabung oksigen. Tak ayal, harganya jadi meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pasien COVID-19. Seperti masker yang di tahun lalu harganya mencapai Rp500 ribu per boksnya.
Awalnya, rumah sakit masih memberikan perawatan kepada pasien Covid dengan gejala ringan. Tapi dengan minimnya ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, mereka lebih selektif lagi memiliki pasien untuk dirawat. Orang dengan gejala sesak yang masih bisa dirawat di rumah pun disarankan isoman saja. Inilah kemudian yang membuat kebutuhan akan tabung oksigen juga meningkat.
Melansir Tempo.com, dokter umum dr. Ulfi Umroni, umumnya penggunaan oksigen dengan tabung diberikan kepada pasien yang terindikasi anemia, mengalami gangguan jantung, gangguan pernapasan, asma, gagal napas, atau pasien shock hypermetabolisme state karena terjadi trauma pada kepala, luka bakar berat, sepsis, trauma dada, atau sesak napas.
Artikel terkait: Disebut-sebut Bisa Menaikkan Saturasi Oksigen, Apa Itu Teknik Proning?
Yang Mana Jenis Tabung Oksigen untuk Penderita COVID-19?
Sebagaimana ditulis Kompas.com melansir WebMD, tabung oksigen memiliki banyak jenis sesuai dengan fungsi perawatan atau kebutuhan pasien dengan masalah pernapasan. Berikut ini penjelasannya:
- Sistem gas terkompresi. Ini adalah konsentrator oksigen dengan tabung oksigen portable yang bisa dibawa pasien bepergian. Selama pasien bepergian, tabung oksigen portable ini bisa di-setting menjadi lebih hemat atau oxygen conserving device (OCD). Dengan demikian, tabung memasok oksigen dalam dosis kecil dan lebih tahan lama.
- Konsentrator oksigen rumah adalah konsentrator oksigen standar yang digunakan sebagai perawatan terapi oksigen yang dihubungkan ke listrik. Alat ini menarik udara dari ruangan, menghilangkan nitrogen dan segala kotoran di dalamnya, lalu memproduksi oksigen murni.
- Sistem oksigen cair merupakan terapi oksigen dalam bentuk tabung oksigen portable. Portable bisa diisi ulang dari reservoir oksigen.
- Sistem konsentrator oksigen portable (POC) yaitu perangkat terapi oksigen ukuran kecil dan bertenaga listrik yang bisa diikat ke punggung atau ditarik dengan roda sehingga bisa digunakan juga untuk bepergian.
Merujuk penjelasan di atas, maka jelas, konsentrator oksigen cairlah yang digunakan untuk penderita COVID-19 yang isoman.
Prosedur Persiapan Cara Pakai Tabung Oksigen
Namun di lapangan, banyak masyarakat yang terkonfirmasi positif yang menggunakan oksigen dalam tabung tanpa arahan dari dokter. Sehingga, tidak ada yang memberikan penjelasan informasi mengenai cara pakai dan dosis penggunaan gas oksigen dalam tabung. Padahal, menurut dr. Ulfi, jika digunakan sebagai perawatan, ada prosedur yang harus diikuti.
Berikut ini prosedur yang harus dipahami dan dilakukan pasien saat menggunakan tabung oksigen. Yakni dimulai dari prosedur persiapan, pelaksanaan hingga penyimpanan. Pada prosedur persiapan, begini tahapannya Seperti dijelaskan dalam laman Tempo.com, Rabu (14/7/2021):
- Siapkan tabung oksigen (O2) dan tabung udara tekan/tekanan udara/udara medis. Pastikan tekanan dalam tabung tersebut memenuhi standar kebutuhan pemakaian.
- Lalu pasang flow manometer O2 dan udara tekan.
- Kemudian masukan air kemasan yang baru pada tabung flowmeter regulator sesuai ketinggian standar yang tertera pada tabung tampung air.
Artikel terkait: Lokasi Isi Ulang Tabung Oksigen di Jakarta dan Kota Lainnya
Yang Kedua, Prosedur Pelaksanaan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prosedur pelaksanaan adalah:
- Mengatur regulator O2 pada alat flowmeter sesuai tekanan yang diperlukan.
Atur flowmeter udara tekan sesuai tekanan yang diperlukan. - Menggunakan oksigen sesuai anjuran dokter. Penggunaan dosis rendah antara 1-2 L/menit adalah dosis perawatan yang biasa disarankan. Dosis bisa dinaikkan antara 3-4L/menit jika sesak yang dialami penderita meningkat.
- Cek dan pastikan selang oksigen terpasang baik pada penderita dengan melakukan fiksasi di daerah bagian belakang kepala pasien.
- Evaluasi kebutuhan oksigen pada penderita secara berkala. Anda bisa menggunakan oximeter dengan target saturasi oksigen antara 94-98 persen atau sesuai dengan arahan dokter.
- Lakukan evaluasi juga pada tekanan dalam tabung oksigen, apakah oksigen masih tersedia atau sudah kosong.
Setelah selesai digunakan, bersihkan selang oksigen. Lalu jauhkan benda ini dari anak kecil atau anggota keluarga yang tidak berwenang. - Jangan lupa menutup semua tekanan pada flowmeter, dan simpan tabung pada tempat yang aman.
Artikel terkait: 3 Cara Membedakan Pulse Oximeter Asli atau Palsu
Prosedur Terakhir, yaitu Prosedur Penyimpanan
Sama seperti dua prosedur di atas, cara menyimpan tabung oksigen juga ada prosedurnya. Berikut ini penjelasannya:
- Simpan tabung oksigen dan tabung udara tekan di tempat yang aman, tidak terjamah anak kecil atau orang yang tidak berkepentingan.
- Pilih tempat yang adem alias tidak bertekanan panas tinggi. Seperti tidak terkena sinar matahari langsung atau panas dari benda lain (kulkas, kompor, atau magic com).
- Perhatikan regulator pengatur tekanan O2 dan udara tekan, jangan sampai terbentur atau tertabrak.
Nah, itulah prosedur cara pakai tabung oksigen yang harus Parents pahami dan lakukan. Jika saat ini Anda sedang isoman atau merawat orang yang terkonfirmasi COVID-19, lekas sehat dan tetap semangat.
Baca juga:
5 Ciri dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak, Parents Perlu Tahu!