Peretasan sedang jadi hal yang menghebohkan masyarakat Indonesia karena aksi nekat peretas handal bernama Bjorka dalam membocorkan sejumlah data penting. Tak hanya satu jenis saja, rupanya ada jenis-jenis hacker lainnya yang terdapat dalam dunia maya.
Tujuan dari tiap peretas ini berbeda-beda, ada yang berniat jahat, ada pula yang punya maksud baik. Apa saja jenis-jenisnya? Parents, yuk simak informasinya dilansir dari laman us.norton.com.
15 Jenis Hacker di Dunia Maya
1. Black Hat Hacker
Dikenal juga dengan peretas kriminal, jenis peretas ‘bertopi’ hitam ini biasanya akan mengeksploitasi sistem internet dan komputer dengan niat jahat. Mereka bekerja tanpa henti demi membobol dan mencari data sensitif yang bisa dijual dari sebuah perangkat.
Para peretas ini kebanyakan sudah ahli dan kerap menggunakan berbagai trik demi mencuri data pribadi seperti menyisipkan ransomware, spyware yang disisipkan melalui sebuah situs yang nantinya pengguna akan dialihkan ke halaman sesuai keinginan si peretas.
Target utama peretas topi hitam biasanya pengguna internet dan pebisnis. Pada 2018, sekelompok black hat hacker yang merupakan mahasiswa IT asal Surabaya ditangkap setelah meretas lebih dari 3.000 situs dan sistem elektronik.
2. White Hat Hacker
Punya keahlian yang sama dengan peretas topi hitam, tetapi perbedaan utamanya terletak pada tujuan si peretas beraksi. White hat akan membobol sistem dalam upaya menemukan letak kelemahan keamanan pada lembaga pemerintahan, bisnis, dan pencegahan serangan internet di masyarakat.
Contohnya, sebuah bisnis pasti pernah mengalami masalah jaringan seperti melemahnya kecepatan jaringan internet sehingga perusahaan biasanya akan meminta bantuan white hat hackers untuk menemukan penyebabnya yang bisa saja merupakan ulah black hat hackers.
3. Red Hat Hackers
Punya tujuan utama sama seperti white hat hackers, akan tetapi red hat punya tugas dalam menemukan dan menghentikan aksi si peretas topi hitam, kemudian mereka bertindak sendiri untuk menyelesaikannya.
Mereka juga sering disebut “Robin Hood-nya peretasan”, sebab akan mengambil kembali apa yang dicuri dan diberi pada yang membutuhkan. Kejadian ini pernah dilakukan seorang peretas topi merah yang berhasil mengambil 50 juta dolar dari likuiditas yang dimiliki oleh sekelompok investor kripto.
Hal itupun menjadi sebuah cara untuk mendukung badan amal yang membutuhkan bantuan finansial. Si peretas juga meninggalkan pesan akan mengembalikan dana kepada siapapun yang memiliki kurang dari 100 ribu dolar AS.
4. Green Hat Hackers
Merupakan peretas yang masih dalam masa latihan. Walau tak berpengalaman dengan penipuan daring seperti peretas topi hitam, tetapi green hat hackers tetap akan mengasah kemampuannya hingga mahir.
Sekalinya bertemu peretas lain dan belajar ilmunya dari mereka, para peretas hijau bakal terus belajar sampai setara dengan black hat hackers.
5. Blue Hat Hackers
Peretas topi biru hampir menyerupai peretas bertopi putih, tapi bukannya membobol ke sebuah sistem atau perangkat lunak yang sudah ada, perusahaan justru akan memberikan si peretas akses untuk menguji kelemahannya.
Dengan cara tersebut, sebuah perusahaan dapat mengurangi potensi risiko sebelum memutuskan untuk memperbarui sistem.
Jadi, peretas ini biasanya memang disewa perusahaan yang berencana meluncurkan sistem baru dan meminta mereka untuk membobol sistem serta data sensitif. Jika terbukti keamanannya kuat, barulah software dirilis.
Artikel terkait: 5 Fakta Hacker Bjorka yang Hebohkan Indonesia, Cek!
6. Gray Hat Hackers
Sasarannya adalah pengguna biasa dan pebisnis, jenis peretas ini menganggap kegiatannya sebagai hobi, sehingga dikenal juga sebagai peretas “pencari kesenangan”. Mereka mendapatkan kesenangan saat menemukan celah dalam sistem keamanan jaringan dan ingin memberi tahu pemilik.
Walau kedengarannya biasa saja, tetapi peretas ini tetap merugikan sebab mereka menbobol jaringan pribadi tanpa izin. Contoh umumnya adalah para hacktivist yang menyerang situs untuk menyampaikan pesan positif, tapi caranya tetaplah ilegal.
7. Script Kiddies
Punya tugas serupa dengan gray hat hacker, hanya saja mengecek kekurangan. Para hacker tak memiliki keahlian seperti black hat hackers, jadi mereka hanya meniru ‘virus’ perusak yang sudah ada dibandingkan menciptakan sendiri.
Target utamanya adalah para pengguna dan pebisnis, mereka memanfaatkan ‘virus’ untuk meretas perangkat pribadi dan menghasilkan uang dari data yang dicurinya.
Script kiddies ini mungkin sudah tak asing lagi bagi pengguna perangkat elektronik, terkadang pernah terjadi kasus di mana komputer atau gawai tak bisa dibuka dan peretas meminta sejumlah uang bila ingin mengakses kembali.
8. Elite Hackers
Para peretas elit adalah pemenang dalam urusan meretas di era modern saat ini. Pengalaman bertahun-tahunnya membuat mereka dilabeli sebagai hacker paling berbakat di bidangnya, bahkan bisa memilih sendiri ingin menjadi peretas hitam atau putih.
Peretas itu sering jadi yang pertama berhasil mengidentifikasi atau menciptakan metode penyerangan terbaru untuk mengancam sistem keamanan perangkat. Pada 2020 lalu mereka pernah mencoba mencuri informasi milik WHO seputar virus Corona.
Percobaan mereka gagal dan hanya mengirimkan email phising yang sering dijadikan cara untuk mendapatkan kata sandi.
9. Botnet Hackers
Mengambil penuh keuntungan dari nama mereka dan menggunakan botnet untuk melakukan serangan sibernya. Berupa kelompok kecil yang diatur dan dirancang dalam upaya mencuri data sensitif dan mengendalikan komputer pengguna.
Tujuan mereka yakni mencuri informasi penting lalu dijual di dark web.
10. Cryptojackers
Para cryptojackers baru bermunculan seiring makin populernya pasar cryptocurrency di seluruh dunia. Hal ini menjadi ladang bagi mereka untuk melakukan sejumlah penipuan seperti pembelian kripto ditukar dengan barang palsu, investasi, hingga pelayanan tertentu.
Kemunculan cryptojackers tersebut pastinya membuat para investor kripto khawatir, sehingga sangat penting untuk mempelajari seluk-beluk dunia kripto sebelum terjun berinvestasi.
11. Whistleblowers
Berusaha dalam memberantas aktivitas kriminal dalam sebuah perusahaan, kebanyakan peretasnya mungkin tak punya banyak pengalaman, mereka hanya akan beraksi untuk mengekspos kejahatan petingginya yang telah merugikan banyak orang.
Whistleblowers berusaha dalam mengeksploitasi data-data bisnis maupun individu yang tak bisa dipercaya.
12. State-or-Nation-Sponsored
Peretas jenis state-or-nation-sponsored dijuluki sebagai James Bond dalam komunitasnya. Lembaga pemerintahan mempekerjakan mereka untuk mendapatkan data sensitif dari negara lain untuk membantu mereka mengelola potensi dan ancaman.
Sasaran utamanya adalah lembaga pemerintahan internasional, kelompok paling ternama di Amerika Serikat yakni Cozy Bear yang pernah beraksi dalam pemilu presiden tahun 2016.
13. Cyberterrorists
Korbannya antara lain pengguna biasa di seluruh negara, cyberterrorists ini adalah penjahat dengan motivasi politik. Menggunakan keahlian meretasnya untuk mencuri perhatian yang menyebabkan gangguan sistem informasi.
Gangguan tersebut mengancam keamanan fisik manusia, bahkan bisa saja menyebabkan kematian.
14. Malicious Insiders
Tidak mementingkan kejujuran dan keadilan seperti para whistleblowers, mereka secara sengaja membobol sistem perusahaan untuk mengeksploitasi informasi sensitif yang dapat membuat perusahaan dan konsumen dalam bahaya.
Biasanya aksi mereka dijalankan demi meraup keuntungan.
15. Gaming Hackers
Menargetkan pemain video game. Kebanyakan para hacker memanfaatkan tren video game teranyar untuk memanipulasi para pemainnya agar memasukkan data pribadi, informasi pembayaran, dan data penting lain yang terhubung dengan akun mereka.
Perusahaan permainan virtual ternama Electronic Arts juga pernah mengalaminya pada 2021, sekitar lebih dari 780 GB data hampir dibobol oleh peretas tersebut.
***
Itulah 15 jenis-jenis hacker yang beredar di dunia maya. Walau sebagian ada yang punya niat baik, tetapi aksi mereka tetap saja melanggar hukum dan sangat merugikan banyak pihak. Bagaimana menurut Parents?
Baca juga:
10 Film Tentang Hacker Terbaik, Dari Kisah Nyata Hingga ke Fiksi Ilmiah
Waspada! Ini 6 Ciri WhatsApp Kena Hack dan Cara Mengatasinya
Bank Indonesia Diretas Sekelompok Hacker, Data Apa yang Dicuri?